Karena tak ingin keluarganya gagal, ia pun mengeluarkan kocek lagi.
Sesampainya di sana, keluarga Zainal dan rombongan dari Pekalongan terlantar di hotel karena belum dipesan oleh pihak biro perjalanan.
Akhirnya, mereka berisitirahat di mushala hotel.
Keesokan harinya baru pihak biro perjalanan mengirim uang untukbooking kamar selama dua hari.
"Itu tanpa makan. Keluarga saya jajan, beli sendiri. Datanglah dari Madinah, baru ke Mekkah. Jemaah dari Pekalongan transpor bayar sendiri Rp 10 juta," kata Zainal.
Begitu ke Madinah, mereka kembali mengalami hal yang sama.
Pihak biro perjalanan tidak membuka kamar untuk rombongan dari Indonesia.
Zainal kembali dikecewakan saat keluarganya akan kembali ke Tanah Air.
Tiket yang diberikan pihak biro perjalanan untuk pulang-pergi, tidak bisa digunakan untuk pulang ke Indonesia.
Akhirnya, Zainal lagi-lagi mengeluarkan uang Rp 27 juta untuk membayar tiket kepulangan.
"Kerugian saya, hotel di Madinah tidak di-booking, uang makan tidak dibayar untuk keluarga saya, pulangnya tiket tidak bisa dipakai. Di situ saya kecewanya," kata Zainal.
Kekecewaan Zainal kian bertambah karena gagal membahagiakan ibunya.
Bukannya merasa nyaman selama umrah, tapi harus ikut kecewa karena semua fasilitas tidak terpenuhi.
"Ibu saya yang sangat saya sayangi untuk yang terakhir kali ini saya bisa menggembirakan ibu saya, tapi ternyata dikecewakan," kata Zainal.
Zainal mengatakan, total yang ia bayar kepada biro perjalanan sebesar Rp 58,5 juta.