Tak Rela Lepas Tanah untuk Bandara, Warga Kulonprogo: Saya Nggak Rela, Nggak Ridho Dunia Akhirat

Editor: Galih Pangestu Jati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Ponirah, satu-satunya rumah di dusun Kepek Rt 04 Kulonprogo yang masih berdiri kokoh dijaga oleh sejumlah Relawan dari solidaritas penolak penggusuran bandara.

Meski Ponirah seorang perempuan, tak ada keraguan dan lelehan air yang keluar dari kelopak matanya.

Ia mengaku akan tetap tegar dan tak sudi untuk meneteskan air mata.

“Ini perjuangan, saya tidak mau dan tidak akan pernah meneteskan air mata,” ujar dia dengan tegas.

Titik perjuangan penghabisan tetap akan ia lakukan meskipun ia tahu aparat dengan alat beratnya akan kembali mendatangi rumahnya.

Bahkan ia juga mengaku, perjuangan akan tetap ia lakukan meski pada akhirnya rumah kebanggan miliknya roboh diterjang kerasnya backhoe.

“Kalau rumah ini roboh, saya bersama suami dan ketiga anak saya akan bangun tenda di antara puing-puing rumah kami. Mempertahankan bumi pertiwi, sampai akhir hayat,” beber dia.

Rumah Ponirah merupakan rumah satu-satunya di Dusun Kepek Rt 04 yang masih tersisa.

Semua rumah samping kiri dan kanan sudah rata, hanya menyisakan puing-puing reruntuhan dihantam backhoe.

Sedang akses jalan menuju rumah ponirah sudah tak mampu lagi dilalui menggunakan kendaraan, hanya bisa dilalui berjalan kaki dengan menyingkirkan material reruntuhan. (*)

Berita ini telah diterbitkan oleh Tribun Jogja dengan judul "Wanita Ini Tak Rela Lepas Tanahnya untuk Bandara Kulonprogo,'Saya Nggak Ridho Dunia Akhirat'"