Setelah 12 jam menunggu di bandara, dia sekarang diberi tahu bahwa dia tidak akan bisa pulang sampai paling awal Sabtu mendatang.
"Kami memiliki waktu yang sangat menyenangkan di Bali tapi kemudian kami sampai di sini dan ini baru saja merusaknya," kata Ms McKay.
"Mengapa dibutuhkan waktu lima hari untuk mengeluarkan kita dari sini? Tidak terlalu senang. "
Ms McKay, seorang manajer kantor, sangat ingin kembali ke Geraldton, utara Perth, untuk mengambil alih perawatan ibunya yang sudah tua dari saudara perempuannya, seorang perawat, yang diminta kembali bekerja pada hari Kamis.
Veronika Naberezhnova juga tercengang.
"Agak menyebalkan, keluarga saya menunggu di sana (di Sydney) juga, mereka semua menunggu, mereka semua stres," ucap Veronika.
Bagi mereka, penutupan bandara berarti libur panjang.
"Apa yang harus disesalkan, terjebak di sini," kata Simon Allan, yang penerbangannya ke Perth dibatalkan.
"Kami tidak memiliki kendali terhadap alam dan kami akan pergi saat ini dan melihat apa yang terjadi besok," rekannya Deborah Flynn mengatakan kepada AAP.
Rekaman video yang dibagikan oleh agensi tersebut menunjukkan arus lumpur vulkanik (lahar) di lereng gunung.
Lahar yang mengangkut lumpur dan batu-batu besar bisa menghancurkan rumah, jembatan dan jalan di jalannya.
Baca: LIVE STREAMING Manchester City Vs Southampton: Mampukah Saints Tumbangkan Tim Terkuat?
Sepuluh bandara alternatif telah disiapkan untuk penerbangan untuk mengalihkan penerbangan masuk, termasuk di provinsi-provinsi tetangga.
Pejabat bandara mengatakan pembatalan bisa diperpanjang.
Menanggapi hal ini, Gubernur Bali juga telah mendesak hotel untuk memberi wisatawan terdampar oleh Gunung Agung satu malam gratis akomodasi dan kemudian potongan harga karena hampir 60.000 penumpang hari ini terkena dampak penutupan bandara hari kedua.