TRIBUNWOW.COM - Ancaman dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua membuat kondisi Papua kian memanas.
Setelah menyandera 1.300 warga yang berada di Desa Kimberly dan Desa Banti di Mimika, kelompok bersenjata tersebut menembak dua anggota Brimob Detasemen B Polda Papua.
Dua anggota Brimob tersebut adalah Brigadir Polisi Firman dan Brigadir Kepala (Bripka) Polisi Yongky Rumte.
Mereka tertembak saat berpatroli di perbukitan daerah Mile 69 Tembagapura, Rabu (15/11/2017).
Brigadir Firman meninggal dunia dalam insiden tersebut.
Sedangkan Bripka Yongky mengalami luka parah di bagian punggung dan kini tengah mendapat perawatan intensif.
Sandera 1.300 Warga, Inilah Motif Kelompok Bersenjata di Papua
Polda Kaltim kirim bantuan 2 kompi pasukan
Kondisi darurat di Papua ini membuat pihak Polri mengirim pasukan bantuan.
Dilansir dari Tribun Kaltim, personel Brimob Polri dari berbagai daerah diterjunkan untuk mengamankan situasi di Papua.
Dari Kalimantan Timur, sebanyak 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) telah ditugaskan ke Papua.
Hal itu diungkapkan Komandan Satuan Brimob Polda Kaltim Kombes Pol Mulyadi kepada Tribunkaltim.com.
"Mereka akan bertugas selama 6 bulan di sana (Papua)," katanya.
Sebelumnya, pasukan dari Kalimantan Tengah dan Jakarta juga sudah diterjunkan ke Papua.
"Kita kirim 2 kompi, mereka bertugas selama 6 bulan setelah itu kita tarik kembali. Tugasnya untuk menjaga kondisi kamtibmas di Papua. Maka dilakukan penebalan dari Kalimantan Timur sebelumnya juga sudah berangkat dari Kalteng dan Jakarta," ungkapnya.