Ketika Anda dan pasangan berdiskusi, ia seolah berusaha menguasai pembicaraan.
Pendapatnya harus menang dan Anda harus setuju dengannya.
Jika Anda tidak setuju, maka pasangan Anda akan marah.
Anda takut bicara dengannya
Sebenarnya, jika bisa memilih, Anda sebenarnya takut bicara dengan pasangan.
Belajar dari pengalaman diskusi yang berakhir perdebatan.
Tetap, pasangan adalah prioritas Anda
Pasangan yang melakukan kekerasan secara emosional umumnya egois dan Anda menempatkannya menjadi prioritas.
Seolah-olah Anda tersiksa namun tidak bisa melepaskan diri dan akhirnya menuruti pasangan Anda.
Jika Anda mengalami hal-hal tersebut, lebih baik segera memilih.
Jika Anda memilih untuk bertahan dalam relasi itu, hargailah diri Anda, jangan selalu kalah dengan keinginan pasangan Anda.
Berjuanglah dengan keinginan-keinginan Anda sehingga dia juga melihat bahwa Anda memiliki pendirian yang teguh.
Mintalah pasangan Anda untuk melakukan terapi yang mungkin akan mengubahnya menjadi manusia yang lebih baik.
Jika pasangan Anda tidak bersedia menjalani terapi dan Anda sudah lelah, waktunya Anda pergi.
Meninggalkan sebuah hubungan memang menyakitkan, namun tak semenyakitkan jika berada dalam sebuah hubungan tanpa kasih. (Intisari/Natalia Mandiriani)
Berita ini telah dimuat di Intisari dengan judul: Kekerasan dalam Hubungan Bisa Juga Berbentuk Kekerasan Emosional, Kenali Gejalanya