Penggantian nama dari Kusno ke Soekarno juga diyakini berlangsung di rumah milik RM Soemosewojo, ayah angkat Bung Karno itu.
Kushartono selaku pengelola Ndalem Pojok menyebut, upacara itu sebagai bentuk protes adanya pembelokan sejarah. Hal itu terkait penggunaan frasa "Kemerdekaan Republik Indonesia" yang kerap digunakan saat ini.
"Seharusnya yang benar adalah 'Kemerdekaan Bangsa Indonesia'," ujar laki-laki yang juga berperan sebagai pemimpin upacara itu.
Wow! Indonesia Raya Berkumandang di Dalam Pesawat Jemaah Haji
Dua frasa itu menurutnya mempunyai perbedaan makna yang berbeda karena ada peristiwa penting yang melatarinya.
Peristiwa itu adalah Indonesia sebagai bangsa yang merdeka pada 17 Agustus 1945 dan peristiwa berdirinya Indonesia sebagai negara Republik pada 18 Agustus 1945.
Dia mendasari pemikirannya itu dari beberapa dokumen sejarah, salah satunya adalah naskah teks Proklamasi.
"Dalam teks proklamasi disebut dengan jelas 'Kami Bangsa Indonesia' bukan 'Kami Republik Indonesia'. Lalu 'Dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia', bukan, 'Dengan ini menyatakan kemerdekaan Republik Indonesia'," ujar dia. (Kompas.com/M Agus Fauzul Hakim)
Berita ini telah diterbitkan Kompas.com dengan judul "Kisah Pengibar Bendera dengan Mata Tertutup untuk Ungkapkan Protes"