Bahkan, ia juga sempat membentang spanduk bertuliskan,
"Akan aku lanjutkan perjuangan abi"
Sejak saat itulah Mahendra tidak pernah mau angkat tangan hormat bendera saat masih sekolah hingga kuliah.
Berduka, Barcelona FC akan Mengheningkan Cipta dan Pakai Pita Hitam saat Bertanding
"Baru hari ini, (Kamis, 17 Agustus 2017)" ungkapnya.
Hal ini berkat bimbingan pamannya yang bernama Ali Fauzi.
Satu tahun terakhir ini Ali Fauzi berusaha untuk menyadarkan dan menghilangkan dendam serta amarah Mahendra.
Ali menjelaskan kalau semua masalah tidak akan pernah selesai jika diselesaikan dengan dendam. Katanya, akan muncul pendendam-pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.
2 Insiden Lomba 17-an yang Berujung Kematian! Balap Karung Berdarah hingga Jatuh Saat Panjat Pinang!
Kini, Mahendra bersama mantan teroris yang kakinya diamputasi, Syaiful Arif, lalu Khoerul Mustain anak sulung Nurminda (terpidana 4 tahun penjara karena terlibat bom Bali, sebagai penyedia bahan peledak, penyimpan senjata dan amunisi) mau menjadi petugas pengibar bendera di Hari Kemerdekaan Indonesia.
Kala itu Mahendra, Syaiful dan Khoerul sangat sempurna menjalankan tugas.
2. Bledheg Sangheta
Kisah menarik juga datang dari seorang Paskibra bernama Bledheg Sangheta.
Melansir kembali dari Surya, Bledheg yang merupakan siswa SMK 10 Keputih Surabaya ini diketahui dulunya pernah terjerumu dalam kehidupan kelam.
Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas dua SMP.