Lebih lanjut, Selvi mengatakan kebanyakan warga enggan berdonor justru lantaran takut tubuhnya berubah lemas.

Padahal hal itu tergantung niat dan kondisi si pendonor itu sendiri.

Agar tak terjadi hal yang tak diinginkan, orang yang ingin mendonorkan darah saat berpuasa haruslah cukup tidur, cukup makan dan minum.

Pendonor bisa juga melakukan donor darah di malam hari jika enggan memusingkan resiko yang mungkin saja terjadi.

Untuk mengantisipasi kedatangan calon pendonor di malam hari alias setelah berbuka puasa, pihak Palang Merah Indonesia Kota Bekasi dan beberapa cabang di wilayah lainnya kemudian membuka layanan dengan waktu lebih panjang.

Jika di hari biasa, petugas melayani transfusi darah dari pukul 08.00 sampai 16.00.

Di bulan Ramadan petugas jaga diperpanjang hingga pukul 22.30 bahkan ada pula yang buka 24 jam.

Tak cuma itu, PMI Kota Bekasi juga melakukan sistem jemput bola.

Adapun, waktu jemput bola pendonor akan difokuskan usai salah tarawih dan di masjid yang jemaahnya cukup banyak.

Rasakan Sensasinya! Inilah 5 Makanan Super yang Dianjurkan selama Ramadan!

Sementara untuk menjaga persediaan darah, pihak PMI sudah mengantisipasi dengan meningkatkan intensitas donor darah sebelum bulan puasa silam.

"Intensitas donor darah juga kita tingkatkan jauh sebelum bulan puasa, sehingga stok darah yang didapatkan untuk persediaan selama Ramadan," ungkapnya.

"Saat ini persediaan darah berkisar 600 kantong untuk persedian selama Ramadan," tambahnya.

Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, seperti dikatakan Ketua PMI Kota Bekasi, Suharto, permintaan darah melonjak pasca lebaran.

"Kalau lebaran kan suka ada insiden, jadi kantong darah diperlukan lebih banyak, jangan sampai kosong. Karena permintaannya bukan dari Kota Bekasi saja, namun dari berbagai daerah juga," ujarnya. (TribunWow.com/Dhika Intan)