Ramadan 2017

Potret Toleransi Berdasarkan Kisah Nyata Ruhut Sitompul saat Bulan Ramadan

Penulis: Tinwarotul Fatonah
Editor: Tinwarotul Fatonah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2016)

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menceritakan kisahnya saat bulan Ramadan tahun ini melalui kicauannya di Twitter.

Ruhut yang bukanlah seorang muslim, merasakan betapa indahnya bulan Ramadan.

Pada kicauannya Minggu (28/5/2017), Ruhut bercerita saat sedang berada di Bandara Soekarno-Hatta, ia diberi Takjil karena memang waktu itu menjelang buka puasa.

Pihak bandara tidak pandang bulu apakah orang itu muslim atau non muslim, semuanya dibagikan takjil untuk berbuka puasa.

Pun ia mengungkapkan betapa indahnya bulan Ramadan dengan kejadian yang ia alami.

Alasan Ruhut Sitompul Undur Diri dari DPR Padahal Duduk Doang Dapat 5 Milyar

"Indahnya Bulan Suci Ramadhan, Aku dan Keluarga landing di Soetta Airport menjelang Berbuka Puasa dibagikan Ta'jil walaupun Aku Non Muslim," tulis @ruhutsitompul.

Kicauan yang sudah mendapat 1,559 like ini pun mendapat komentar dari netizen.

Kebanyakan netizen menekankan bahwa sesungguhnya apa yang dirasakan Ruhut adalah cerminan Islam yang sesungguhnya, bukan kejadian yang mengatasnamakan Islam seperti akhir-akhir ini terjadi.

@Ridwan_Syah76: "Ini Cermin ajaran islam yg sebenarnya Bang,, Bukan Islam yg dipertontonkan Akhir akhir ini."

@jagadnuswantor1: "Makanya Bang, Islam itu merahmati, indah dan toleransi."

@ali_nahrowi: "Indah ya bang @ruhutsitompul kalau sesama umat beragama saling menghormati. Salam."

@Rayendro: "Gak apa Bang, Tuhan pun memberikan udara dan air kepada semua makhluknya, jadi memang semestinya kita manusia saling berbagi dan mengasihi."

@GNarend58038019: "Itulah bang indahnya islam yang benar,,,rahmatanlilalamin,, kita smua saudara sebangsa, yg teroris itu bukan islam,, @ruhutsitompul."

Ada juga netizen yang kemudian menyindir kelompok yang suka menghina dan mengkafir-kafirkan orang lain.

Halaman
12