Tabrakan Beruntun di Puncak Bogor: Antisipasi dengan Rumus 3 Detik

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kecelakaan beruntun yang mengakibatkan 3 orang tewas terjadi di Turunan Selarong, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/4/2017). Tabrakan beruntutn yang melibatkan belasan kendaraan bermotor roda empat dan roda dua tersebut terjadi akibat rem blong sebuah bus yang bergerak dari arak Puncak menuju Gadok. T

Seperti jalanan licin dan pandangan terbatas akibat hujan lebat.

Kondisi mobil yang tidak prima juga bisa menjadi penyebab tabrakan beruntun, terutama komponen sistem pengereman yang sering luput dari perhatian pemilik mobil.

Tabrakan Beruntun di Puncak Bogor: Kronologi Kejadian hingga Tewasnya Seorang Kepala Desa

Mobil yang sudah mengganti velg dengan ukuran lebih besar, maka jarak pengereman akan menjadi lebih jauh.

Begitu pula kondisi ban yang sudah mulai gundul, maka daya cengkeram ban menjadi berkurang.

Ketika melakukan pengereman, mobil akan lebih berpotensi untuk melintir.

Antisipasi dengan jaga jarak aman

Salah satu penyebab tabrakan beruntun adalah karena kurangnya antisipasi pengemudi mobil terhadap kejadian di depannya.

“Semakin kencang sebuah mobil melaju, maka membutuhkan jarak pengereman yang lebih panjang,” ujar Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving.

Maka ketika melaju kencang di jalan, atur jarak dengan mobil di depan supaya memiliki ruang yang cukup untuk mengantisipasi jarak pengereman.

Selain itu, dengan jarak yang terlalu dekat dengan mobil di depan, maka ruang pandang (visibilitas) pengemudi menjadi kurang leluasa.

Untuk mengetahui jarak aman dengan mobil di depan, caranya atur jarak selama ‘3 detik’.

Triknya, dengan menghitung secara ucapan lisan.

Sebagai patokan penghitungan, ketika mobil di depan melewati satu titik A (tiang listrik, papan reklame dan sebagainya), kita mengucapkan ‘seribu dan satu, seribu dan dua, seribu dan tiga’.

Saat dalam hitungan ‘seribu dan dua’ (2 detik) dan mobil kita melampaui titik A tersebut, berarti jarak masih belum aman dan segera kurangi kecepatan.

Jika saat menghitung jarak sudah sampai ‘seribu dan tiga’, jarak tersebut cukup aman jika terjadi pengereman mendadak (pada kecepatan sekitar 80 km/jam). (Artikel ini pernah ditulis oleh Eko Purboyo dan dimuat di Car & Tuning Guide dengan judul asli Selalu Berulang)