"Ini yang membuat kami mengubah alur cerita Frozen. Elsa menjadi karakter yang lebih simpatik. Daripada baik vs buruk, kami memiliki cerita yang lebih berkesinambungan,"
"Cinta vs ketakutan, dan premis filmnya membuat cinta akan menang melawan ketakutan,"
Mereka bahkan bertanya kepada beberapa karyawan untuk membuat hubungan darah antara Elsa dan Anna menjadi lebih kental.
"Satu yang Chris Buck ungkap dalam pengerjaan film ini mengubah akhirnya. Haruskah ciuman dari cinta sejati yang melelehkan hati Anna yang beku? Haruskah cinta itu datang dari seorang pria?" tambah sang produser.
Para penonton dibimbing untuk berekspektasi bahwa Hans adalah seorang pahlawan, dan Kristoff pun muncul menjadi jawaban segalanya.
Hingga akhirnya para penonton menyadari bahwa solusi sebenarnya adalah Anna.
John Ripa, sang penulis pun mendapatkan inspirasi dengan menambahkan emosi yang dialami Elsa dengan badai salju.
"Badai salju ini yang memisahkan Elsa dan Hans dari Anna yang mencari Kristoff. Dengan ini, kita bisa memunculkan tokoh Kristoff sebelum Anna dan Elsa kembali bertemu,"
John Lasseter, Ketua Creative Officer Disney, segera berdiri dan memberi tepuk tangan untuk John bersama dengan seluruh tim," tambahnya. (Dailymail.co.uk/TribunWow.com/Alya Iqlima)