Diceritakan sebagai Putri Berhati Beku, Elsa Frozen Ternyata Bukan dari Kerajaan, Begini Faktanya!

Penulis: Ika Alya Iqlima Ghaisani
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anna dan Elsa

TRIBUNWOW.COM - Akhir orisinil Film Disney Frozen terungkap untuk pertama kalinya!

Film tahun 2013 yang mendapat keuntungan sebanyak $1.27 dollar di seluruh dunia ini mengungkap akhir yang seharusnya terjadi.

Baca: Aktor Ganteng Ini Dulunya Sopir Truk, Setelah Tenar Dikancah Internasional, Begini Kehidupannya!

Ed Catmull, ketua animasi Disney, memberikan ultimatum kepada co-director dan penulis naskah, Jennifer Lee karena ingin membuat akhir orisinilnya.

"Ia menelponnya (Jennifer) dan mengatakan, 'jika kita memakai akhir yang membuat kita terhanyut di dalamnya, film ini akan sangat sukses. Jika tidak, semua ini akan sia-sia,' ... inilah yang membuat beban berat bagi pekerjaannya," ungkap Peter Del Vecho, produser Frozen, seperti dikutip oleh Entertainment Weekly.

Baca: Ogah Buka Mulut, Pengunggah Video Suku Mante Punya Alasan Kuat dan Bijak Ini

Dikutip dari Dailymail.co.uk, Kristen Bell yang mengisi suara Anna, menyatakan, sebenarnya Elsa adalah tokoh antagonis.

Bahkan, Anna dan Elsa seharusnya bukan menjadi saudara kandung dan bukan berasal dari keluarga kerajaan.

Elsa dan Anna (Disney)

"Anna awalnya bukan seorang putri. Elsa sendiri juga bukan, dia yang menyebut dirinya Snow Queen (Ratu Es), tapi dia sangat jahat. Seperti yang ada di kisah Hans Christian Andersen," ungkap produser Frozen ini lebih lanjut.

Anna dan Kristoff (Walt Disney.co)

Rupanya, alur film ini banyak sekali yang telah diubah.

Meski begitu, ada satu 'ramalan' yang menjadi patokan mereka.

"Penguasa dengan hati yang beku akan membawa kehancuran bagi Kerajaan Arendelle," ungkap Peter.

Harusnya, Elsa sang Ratu Es jahat akan bertarung di pertempuran besar dengan Anna yang berhati lembut di akhir film.

Mereka akan bertarung dengan para monster salju yang diciptakan oleh Elsa.

"Elsa adalah wanita yang dipandang rendah. Saat berada di altar bersama Hans di hari pernikahan mereka, Elsa membekukan hatinya sendiri agar tak lagi merasakan cinta. Saat itulah Elsa dan para penonton berasumsi bahwa dirinya yang disebut dalam ramalan," lanjutnya

Dan harusnya, akhir orisinil Frozen ini menunjukkan Elsa membuat dan memerintahkan para monster salju untuk menghancurkan Anna.

Ini waktu Kristoff (pendaki gunung yang selalu bersama dengan rusanya, Sven, yang mencintai Anna) muncul untuk membantu Anna.

Elsa (Walt Disney.co)

Untuk menahan serangan monster salju itu, Pangeran Hans membuat longsoran salju sangat besar yang bisa membunuh seluruh warga Arendelle.

Saat itulah Anna meminta Elsa untuk menolong semua warga Kerajaan Arendelle.

Anna juga ingin membuktikan, yang ada dalam ramalan itu bukanlah Elsa, tapi Hans.

Dengan begitu, hati Elsa kembali meleleh.

Ia pun bisa merasakan cinta lagi.

Sayangnya, menurut tim produksi Frozen, klimaks ini tidak benar-benar mengejutkan untuk penonton.

"Masalahnya, kita seperti melihat hal yang sudah sering terjadi. Dan kita tidak punya keterkaitan batin dengan Elsa. Karena awalnya, Elsa adalah tokoh antagonis. Karakter-karakternya tidak saling berkesinambungan," katanya lagi.

Co-director Chris Buck dan Jennifer segera mengevaluasi ulang elemen-elemen yang mereka kembangkan.

Mereka pun kembali mempertanyakan, apakah Elsa harus menjadi jahat.

Itulah titik yang mengubah segalanya.

Tim produksi Frozen akhirnya memilih agar Elsa dan Anna menjadi kakak-beradik.

"Menyatukan mereka membuat kami memiliki ide Elsa takut dengan kekuatannya," kata Peter.

"Bagaimana jika ia takut mengenal siapa dirinya? Bagaimana jika ia takut menyakiti orang-orang yang dia sayang? Nah, kali ini kami memiliki karakter Anna yang penuh cinta, dan Elsa yang penuh ketakutan," tambahnya.

"Ini yang membuat kami mengubah alur cerita Frozen. Elsa menjadi karakter yang lebih simpatik. Daripada baik vs buruk, kami memiliki cerita yang lebih berkesinambungan,"

"Cinta vs ketakutan, dan premis filmnya membuat cinta akan menang melawan ketakutan,"

Anna, Olaf, dan Kristoff (Shutterstock)

Mereka bahkan bertanya kepada beberapa karyawan untuk membuat hubungan darah antara Elsa dan Anna menjadi lebih kental.

"Satu yang Chris Buck ungkap dalam pengerjaan film ini mengubah akhirnya. Haruskah ciuman dari cinta sejati yang melelehkan hati Anna yang beku? Haruskah cinta itu datang dari seorang pria?" tambah sang produser.

Para penonton dibimbing untuk berekspektasi bahwa Hans adalah seorang pahlawan, dan Kristoff pun muncul menjadi jawaban segalanya.

Hingga akhirnya para penonton menyadari bahwa solusi sebenarnya adalah Anna.

John Lasseter, ketua animasi Disney, difoto di British Academy Film Award pada bulan Februari. (Shutterstock)

John Ripa, sang penulis pun mendapatkan inspirasi dengan menambahkan emosi yang dialami Elsa dengan badai salju.

"Badai salju ini yang memisahkan Elsa dan Hans dari Anna yang mencari Kristoff. Dengan ini, kita bisa memunculkan tokoh Kristoff sebelum Anna dan Elsa kembali bertemu,"

John Lasseter, Ketua Creative Officer Disney, segera berdiri dan memberi tepuk tangan untuk John bersama dengan seluruh tim," tambahnya. (Dailymail.co.uk/TribunWow.com/Alya Iqlima)