TRIBUNWOW.COM - Masih ingat dengan Mbah Kadiyem? Nenek yang tinggal sebatang kara karena ditinggal anaknya sepuluh tahun yang lalu tersebut akhirnya tutup usia pada Jumat (10/3/2017).
Hal tersebut diketahui dari unggahan video Cak Budi, sosok yang terkenal karena menjadi relawan yang peduli pada sesama di akun Instagram pribadinya, @cakbudi_, Kamis (16/3/2017).
Baca: Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa di Facebook, Netizen Minta Abadikan Nama Almarhum
Unggahan video tersebut menampilkan sosok Mbah Kadiyem yang semasa hidupnya terbaring lemah di tempat tidurnya karena sudah tidak bisa bangun lagi.
Dalam keterangan fotonya, Cak Budi menyampaikan kabar duka meninggalnya Mbah Kadiyem ini.
"Innalillahi wa Innailahi Roji'un, TELAH MENINGGAL DUNIA MBAH KADIYEM MADIUN.
Semoga Allah ampuni semua dosanya dan di terima sekecil apapun amal baiknya, Aamiin
Mbah Kadiyem (85), warga RT 01/RW 01, Dusun Ngulubang, Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, yang hidup sebatang kara sejak diterlantarkan anaknya sepuluh tahun lalu meninggal dunia, Jumat (10/3/2017). Nenek Kadiyem meninggal di dalam rumah mungilnya yang berada di pinggir sawah setelah disuap keponakannya, Masinah (60). "Sebelum meninggal Mbah Kadiyem omong dia mau pulang dan meminta kami untuk diam saja. Mbah Kadiyem juga meminta agar kami menungguinya," kata Masinah di rumah duka, Rabu (15/3/2017) siang.
Saat berkata-kata itu, lanjut Masinah, badan Mbah Kadiyem panas. Tak berapa lama kemudian Mbah Kadiyem terdiam lalu diketahui sudah meninggal dunia..
Selamat jalan mbah kami selalu mendoakan si mbah.
Sumber Kompas.com Madiun"
Baca: Jokowi Ucapkan Bela Sungkawa di Facebook, Netizen Minta Abadikan Nama Almarhum
Kolom komentar Instagram Cak Budi pun langsung ramai dengan ucapan belasungkawa dari netizen.
"Innalillah ya Allah sedih, semoga diampuni dosa2nya dan ditempatkan di tempat terbaik aminnn," tulis akun @mohammadwil.
"Semoga Allah menyiapkan tempat surga terbaik untuk mbah," tulis akun @trianitadevi.
"Tenang disurganya mbah. Amin amin amin ya Allah," tulis akun @safitrialrz.
Dilansir dari Kompas.com, Nenek Kadiyem meninggal di dalam rumah mungilnya yang berada di pinggir sawah setelah disuap keponakannya, Masinah (60).
"Sebelum meninggal Mbah Kadiyem omong dia mau pulang dan meminta kami untuk diam saja. Mbah Kadiyem juga meminta agar kami menungguinya," kata Masinah di rumah duka, Rabu (15/3/2017) siang.
Baca: Momen Langka! Jokowi Oleskan Minyak Kayu Putih ke Kaki Alm KH Hasyim Muzadi, Lihat Fotonya!
Saat berkata-kata itu, lanjut Masinah, badan Mbah Kadiyem panas. Tak berapa lama kemudian Mbah Kadiyem terdiam lalu diketahui sudah meninggal dunia.
Dia tak menyangka, setelah memandikan dan menyuap bubur, Nenek Kadiyem bakal pergi selamanya.
Ia baru menyadari kata-kata Kadiyem itu merupakan sepenggal kalimat terakhir yang disampaikan sebelum meninggal dunia.
Meski hidup sendirian, dia meyakini nenek Kadiyem meninggal dalam kondisi tenang.
Begitu meninggal dunia, banyak warga yang datang takziah ke rumahnya.
Lain halnya dengan Masinah, Sulami, tetangga yang merawat Kadiyem setiap hari, menyatakan setelah meninggal warga sempat menghubungi anak kandung samata wayang Kadiyem yang tinggal di Lampung.
Baca: Mengenang Jejak Karier KH Hasyim Muzadi Semasa Hidup
Namun, hingga saat ini, anak kandung Kadiyem tak kunjung datang.
Sulami menjelaskan, beberapa jam setelah meninggal, warga sepakat memakamkan di tempat pemakaman umum desa itu.
Sosok Mbah Kadiyem
Dilansir dari Kompas.com, sebelum meninggal, kehidupan Mbah Kadiyem, warga RT 01/RW 01, Dusun Ngulubang, Desa Mlilr, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, menjadi perhatian banyak orang.
Pasalnya, semenjak hidupnya sebatang kara karena ditinggal anaknya sepuluh tahun yang lalu, Kadiyem hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga dan orang lain untuk hidup.
Semenjak tiga tahun terakhir, Kadiyem tak sanggup berdiri.
Sehari-hari, ia hanya tergeletak tak berdaya di sebuah kasur lusuh di ruang tamu rumahnya yang pengap.
Baca: AHY Disiapkan Untuk Tugas Besar, Hinca: Jangan Paksa Demokrat Usung Cagub Yang Tidak Mau Kami Dukung
Di rumahnya yang berukuran sekitar 6x6 meter, tidak ada satu pun perabotan rumah yang dimiliki.
Tidak hanya itu, terlihat pula lantai dan tembok rumahnya berlubang.
Hanya terdapat dipan kayu yang sudah lapuk dan beberapa peralatan dapur yang sudah usang.
Di samping kiri dan belakang rumah Kadiyem terhampar sawah.
Di samping kanannya, terdapat rumah kecil yang sudah kosong ditinggal pemiliknya.
Untuk penerangan di rumahnya, para tetangga berbaik hati mengulurkan listrik untuk sekarag menerangi ruangan.
Satu lampu listrik 10 watt dipasang di atas ruang tamu dan satu lampu berdaya 5 watt dipasang di teras rumahnya.
Lantaran tidak ada keluarga yang merawat, seorang tetangga bernama Sulami terketuk hati merawat Kadiyem.
Sulami yang berstatus janda beranak satu ini tinggal persis di depan rumah Kadiyem.
Baca: Gelar Gathering, Pertanda Agus-Sylvi Sudah Move On?
Menurut Sulami, sebelum hidup sebatang kara, Kadiyem tinggal dengan kakak kandungnya yang sama-sama menjanda bernama Darmilah.
Namun semenjak Darmilah meninggal, kondisi kesehatan Kadiyem menurun drastis. Kadiyem tergolek lemas tak berdaya dan hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. (Kompas.com/TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)