Pasalnya, semenjak hidupnya sebatang kara karena ditinggal anaknya sepuluh tahun yang lalu, Kadiyem hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga dan orang lain untuk hidup.
Semenjak tiga tahun terakhir, Kadiyem tak sanggup berdiri.
Sehari-hari, ia hanya tergeletak tak berdaya di sebuah kasur lusuh di ruang tamu rumahnya yang pengap.
Baca: AHY Disiapkan Untuk Tugas Besar, Hinca: Jangan Paksa Demokrat Usung Cagub Yang Tidak Mau Kami Dukung
Di rumahnya yang berukuran sekitar 6x6 meter, tidak ada satu pun perabotan rumah yang dimiliki.
Tidak hanya itu, terlihat pula lantai dan tembok rumahnya berlubang.
Hanya terdapat dipan kayu yang sudah lapuk dan beberapa peralatan dapur yang sudah usang.
Di samping kiri dan belakang rumah Kadiyem terhampar sawah.
Di samping kanannya, terdapat rumah kecil yang sudah kosong ditinggal pemiliknya.
Untuk penerangan di rumahnya, para tetangga berbaik hati mengulurkan listrik untuk sekarag menerangi ruangan.
Satu lampu listrik 10 watt dipasang di atas ruang tamu dan satu lampu berdaya 5 watt dipasang di teras rumahnya.
Lantaran tidak ada keluarga yang merawat, seorang tetangga bernama Sulami terketuk hati merawat Kadiyem.
Sulami yang berstatus janda beranak satu ini tinggal persis di depan rumah Kadiyem.
Baca: Gelar Gathering, Pertanda Agus-Sylvi Sudah Move On?
Menurut Sulami, sebelum hidup sebatang kara, Kadiyem tinggal dengan kakak kandungnya yang sama-sama menjanda bernama Darmilah.
Namun semenjak Darmilah meninggal, kondisi kesehatan Kadiyem menurun drastis. Kadiyem tergolek lemas tak berdaya dan hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. (Kompas.com/TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)