Terkini Nasional
Penilaian Publik Berbeda saat Prabowo Dekat Jokowi, namun Wajar jika Terhubung dengan Mega dan SBY
Publik menilai kedekatan Prabowo dan Jokowi ada hubungan politik tertentu hingga muncul istilah presiden boneka.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM – Kedekatan Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Jokowi dianggap sudah tak nyaman oleh publik.
Bahkan, dari kedekatan Prabowo dan Jokowi itu, ada istilah presiden boneka yang disematkan.
Menampik hal tersebut, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya bukan 'Presiden boneka' dan tidak akan dikendalikan oleh siapapun.
Baca juga: Babak Belur PDIP saat Pemilu 2024, Megawati Singgung Faktor Penyebab Hilangnya Suara di Daerah
Pernyataan ini dinilai sebagai sinyal untuk memastikan loyalitas kabinetnya tegak lurus.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menyebut penegasan itu menjadi penting disampaikan Prabowo agar tak ada distorsi kekuasaan dalam pemerintahan ke depan.
“Penegasan Presiden Prabowo untuk kesekian kalinya di hadapan publik dan pembantunya relevan bahwa Ia bukan Presiden boneka sekaligus memastikan loyalitas kabinet tegak lurus tanpa kesalahan minor termasuk slip of tongue,” ujar Agung saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).
Menurutnya, dinamika relasi antara Presiden Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi) mencuat karena adanya reaksi dari publik yang tak nyaman dengan kedekatan politik keduanya.
“Sesungguhnya dinamika relasi antara Presiden Prabowo dengan Pak Jokowi mengemuka karena respon eksternal yang kurang nyaman melihat kedekatan keduanya,” ucap Agung.
Baca juga: Reaksi Prabowo soal Ijazah Jokowi: 10 Tahun Berhasil Pimpin Indonesia, Masalah Ijazah Dipersoalkan
Kendati demikian, ia menilai hubungan Prabowo dan Jokowi tetap berjalan baik secara personal. Hal itu juga disampaikan Prabowo yang memiliki hubungan baik dengan presiden-presiden sebelumnya.
“Karena secara personal, baik Presiden Prabowo dengan Pak Jokowi baik-baik saja sebagaimana relasi dengan Ibu Mega dan Pak SBY,” jelasnya.
Agung menilai kewaspadaan publik terhadap pola relasi kekuasaan tetap perlu diapresiasi sebagai bagian dari sistem demokrasi.
“Alarm sebagian publik ini patut diapresiasi agar pola hubungan Presiden Prabowo semakin seimbang dalam arti proporsional dan profesional dengan eks presiden manapun (balance of power),” katanya.
Dengan sikap terbuka tersebut, ia menilai Prabowo sedang membentuk batas yang tegas antara dirinya sebagai pemegang mandat rakyat dan pengaruh politik masa lalu.
“Setidaknya untuk meminimalkan distorsi kekuasaan baik dalam konteks aturan maupun etika,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (5/5/2025).
Sumber: Kompas.com
Kabar Duka: Mantan Menko Bidang Ekonomi, Keuangan & Industri Kwik Kian Gie Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Kubu Roy Suryo Minta Ijazah Jokowi Disita, Presiden RI ke-7 Kembali Buka Suara: Dalam Proses |
![]() |
---|
Usut Misteri Kematian Diplomat Kemlu, Polisi Libatkan Psikologi Forensik untuk Lakukan Penyelidikan |
![]() |
---|
Respons Dahlan Iskan Jadi Tersangka Kasus Penggelapan dan Pencucian Uang |
![]() |
---|
Ikhtiar Menyambung Kebahagiaan & Menginspirasi Tanpa Batas Melalui Goresan Jari Jemari |
![]() |
---|