Terkini Daerah
Visualisasi Kisah Sengsara Yesus di Purbowardayan: Antara Pengorbanan Tanpa Syarat & Korban Politik
Visualisasi adalah satu di antara ibadat guna menghayati penderitaan dan kematian Yesus yang disajikan dalam bentuk drama.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Lailatun Niqmah
“Yang Jalan Salib Agung mau itu mau merenungkan kisah sengsara Yesus dari waktu ke waktu sampai memuncak dalam peristiwa salib,” sambungnya.
Visualisasi ini diselenggarakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) yang bekerja sama dengan komunitas teater Gereja Katolik Santa Perawan Maria Regina Paroki Purbowardayan bernama Buruz.
Sebanyak 176 orang ikut terlibat guna menyukseskan acara ini.
Dari 176 tersebut, 59 bermain sebagai pemeran, sementara sisanya adalah crew atau panitia.
“Sebanyak 59 orang sebagai pemain/pemeran dan sekitar 50-an crew serta panitia. Mereka melakukan persiapan sejak empat bulan silam,” jelasnya.
Selain sebagai bentuk penghayatan umat akan penderitaan Yesus, visualisasi ini bertujuan untuk mengajak kaum muda Paroki Purbowardayan agar mau terlibat aktif dalam kehidupan menggereja dan berpelayanan.
“Di samping itu juga untuk menghidupkan OMK, karena dengan berkegiatan mereka bisa berkumpul dan berdinamika bersama teman-teman yang lain, sehingga OMK bisa semakin kompak,” kata Romo Supri dengan penuh harap.
Sementara itu, Resty, perwakilan dari OMK sekaligus pimpinan produksi dari Visualisasi ini menjelaskan bahwa persiapan untuk acara ini tak sembarangan dan dilaksanakan secara serius.
Bahkan, terdapat seleksi agar setiap pemeran dapat memahami karakternya masing-masing, mulai dari yang menjadi Maria, prajurit, rakyat hingga Yesu situ sendiri.
“Kita di setiap latihannya ada momen atau waktu untuk masuk ke karkternya masing-masing sesuai yang dimainkan, kemudian latihan alam,” ucap pemudi yang kerap disapa Resty ini.
“Namun untuk tahun ini latihan alam ditiadakan tapi diganti dengan melakukan persiapan dan pemantapan selama 15 menit untuk tiap kali latihan,” sambungnya.
Sebagai informasi, Visualisasi ini sebenarnya sudah terlaksana pada tahun sebelumnya, yakni 2024 di hari Jumat Agung.
Namun, acara ini diadakan kembali di tahun 2025 karena antusiasme umat dan semangat dari OMK.
Agar umat tidak bosan, acara ditambahkan adegan Yesus berdoa di taman Getsmani dan ditangkap serta adegan maria mengelap atau membersihkan darah bekas Yesus dicambuk.

“Antusiasme umat sangat banyak, dan membuat konsep baru agar tidak bosan,” jelasnya.
Sumber: TribunWow.com
Modal HP Pribadi, Mahasiswa KKN Unisri Bantu Promosikan Wisata di Desa Manjung |
![]() |
---|
Sindikat Jual Bayi ke Singapura Tawarkan Lewat Video Call, 15 Anak Sudah Dikirim dengan Dalih Adopsi |
![]() |
---|
Pendaki Malaysia Tergelincir 200 Meter dari Gunung Rinjani setelah Menghindari Porter yang Melintas |
![]() |
---|
Fakta Tewasnya Gadis yang Sedang Berbincang Online, Percakapan Terakhir Jadi Kode sang Pembunuh |
![]() |
---|
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun Disiksa Ayah: Ibu Meninggal, Diberi Makanan Basi hingga Dibakar di Sawah |
![]() |
---|