Reshuffle Kabinet Prabowo Gibran
Ancaman Reshuffle Kabinet oleh Prabowo Dilontarkan setelah Kisruh Gas Elpiji, Warning untuk Bahlil?
Pengamat Politik M Jamiluddin Ritonga berpendapat jika reshuffle kabinet tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Presiden Prabowo Subianto mengisyaratkan soal reshuffle kabinet setelah 100 hari kerja pemerintahannya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik M Jamiluddin Ritonga berpendapat jika reshuffle kabinet tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Pernyataan tegas Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Harlah ke-102 NU di Istora Senayan itu belum menjadi indikasi kuat adanya reshuffle kabinet,"katanya, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Sufmi Dasco Ungkap Arti Ancaman Prabowo soal Reshuffle Kabinet setelah 100 Hari Kerja Pemerintah
"Ada dua kriteria yang dijadikan dasar Prabowo untuk menindak kabinetnya, yaitu tidak setia dan kebijakannya tidak pro rakyat. Soal tidak setia, bisa jadi Prabowo sudah mengendus ada menterinya yang loyalitasnya ganda atau mendua. Menteri tersebut punya nahkoda bukan hanya pada Prabowo, tapi ada sosok lain yang menjadi acuannya dalam bekerja dan mengambil kebijakan," ucapnya.
Kemudian Jamiluddin juga berpandangan, Prabowo akan lakukan reshuffle kalau para menterinya ini membuat kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Prabowo akan menindak menteri yang kebijakannya tidak pro rakyat. Menteri seperti ini tentu tidak sejalan dengan visi dan misi Prabowo," ungkapnya.
Lantas Jamiluddin pun menilai, pernyataan Prabowo yang akan menindak tersebut, adalah sinyal kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Diketahui, Bahlil sempat membuat kebijakan terkait gas elpiji 3 kilogram yang membuat polemik di masyarakat.
Baca juga: Prabowo Isyaratkan Reshuffle Kabinet 100 Hari Kerja, Maruarar Sirait: Sebagai Pembantunya Harus Siap
"Prabowo dengan pernyataannya itu bisa jadi sebagai teguran keras kepada Bahlil. Pernyataan itu juga ditujukan kepada menteri lain agar tetap sejalan dengannya dalam membuat kebijakan yang pro rakyat,"katanya.
"Jadi, Prabowo tampaknya baru sekedar memberi peringatan keras kepada para menterinya yang tidak setia dan kebijakannya tidak pro rakyat. Peringatan itu belum akan akan berlanjut pada reshuffle. Sebab, Prabowo masih berharap menteri tersebut bisa berubah. Karena itu, dalam waktu dekat ini tampaknya belum ada reshuffle kabinet," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto mengingatkan seluruh instansi bekerja dengan bersih.
Ia menegaskan akan menindak siapa pun yang tidak sejalan dengan prinsip tersebut.
Hal tersebut diungkap Prabowo saat menghadiri acara 102 Tahun Nahdlatul Ulama bertajuk “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat” di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025) malam.
Baca juga: Partai Gerindra Dukung jika Prabowo Lakukan Reshuffle Kabinet di 100 Hari Kerja, Ada Bocoran?
"Saya sudah beri peringatan berkali-kali, sekarang siapa yang bandel, siapa yang ndableg, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, dengan tuntutan rakyat, pemerintah yang bersih, saya akan tindak," katanya.
Prabowo berpendapat, bahwa setiap pemimpin harus memberi contoh baik, meski langkah yang diambil tidak populer.
Sumber: Warta Kota
Prabowo Didesak Lakukan Reshuffle untuk Menkes Budi Gunadi karena Dianggap Sudah Bersikap Kelewatan |
![]() |
---|
Menteri Bahlil Singgung soal Adanya Reshuffle, Istana Beri Bantahan dan Singgung Partai Golkar |
![]() |
---|
5 Menteri Kabinet Prabowo-Gibran yang Berulah di 100 Hari, Siapa Paling Fatal Berujung Reshuffle? |
![]() |
---|
2 Kriteria Menteri yang Jadi Sasaran Reshuffle Prabowo, namun Masih sekedar Beri Peringatan Keras |
![]() |
---|
Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Dianggap Kesalahan Bahlil, Pengamat: Tak Ingin Layani Kelas Bawah |
![]() |
---|