Terkini Daerah
Dedi Mulyadi Targetkan Bangun Infrastruktur Jabar 2 Tahun: Tiap Hari Pesta Ratusan Miliar Anggaran
Dedi Mulyadi menyatakan pentingnya sinkronisasi anggaran antara Disdik provinsi, kota, dan kabupaten.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat tengah mendapat sorotan tajam dari Gubernur Terpilih Dedi Mulyadi.
Melalui kanal YouTubenya, Dedi Mulyadi menegaskan pihaknya meneliti APBD secara mendetail.
Hal itu dilakukan Dedi Mulyadi demi mewujudkan cita-cita besar untuk memperbaiki infrastruktur dan pendidikan di Jawa Barat.
Baca juga: Dedi Mulyadi Bongkar Anggaran Setda Jawa Barat Tak Punya Data Spesifik meski Nyaris Rp 1 Triliun
“Seluruh infrastruktur jalan provinsi, kota, dan kabupaten harus selesai dalam waktu dua tahun, 2025 dan 2026,” kata Dedi dalam unggahan di akun Instagram @dedimulyadi71 yang dikonfirmasi ulang Kompas.com via telepon, Jumat (24/1/2025).
Selain itu, kebutuhan dasar pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA harus selesai pada 2026.
Untuk itu, Dedi menyatakan pentingnya sinkronisasi anggaran antara Disdik provinsi, kota, dan kabupaten.
“Sehingga kami (provinsi) tahu di mana harus intervensi,” jelasnya.
Jangan sampai, kata Dedi, terjadi kondisi memprihatinkan di beberapa wilayah.
“Pj Bupati Sukabumi bercerita bahwa ada sekolah yang belajarnya pakai tikar, ada yang pergi sekolah harus turuni sungai, malu atuh," kata dia.
Baca juga: Dedi Mulyadi Heran Tagihan Air Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat Rp 400 Juta per Bulan
Dedi mengkritik keras pemborosan anggaran yang tidak tepat sasaran.
Anak-anak SD ada yang tidak punya bangku, tidak punya ruang kelas.
"Sementara kita setiap hari berpesta dengan ratusan miliar anggaran, itu tidak bisa. Harus diarahkan. Ini dulu yang harus diselesaikan," jelas Dedi.
Menurut dia, perlu menghitung rasio lulusan SD dengan ketersediaan ruang kelas di jenjang SMP dan SMA.
Kewajiban belajar 9 hingga 12 tahun tidak akan efektif tanpa kesiapan fasilitas.
Baca juga: Ketimpangan Anggaran Pendidikan di Jawa Barat, Dedi Mulyadi Minta Ada Penundaan: Kacau yang Susun
“Kalau Anda wajibkan sekolah, ya siapkan (ruang kelas). Kalau rakyat diwajibkan sekolah 9 tahun dan 12 tahun, maka negara harus menyiapkan fasilitasnya,” tegas Dedi.
Dedi menawarkan solusi untuk wilayah yang kekurangan sekolah.
Bila sekolah SD lokasinya jauh dengan SMP, tinggal tambah tiga kelas di SD, maka jadilah SMP plus SD.
Kalau SMP lokasinya jauh dengan SMA, tambahlah tiga ruang kelas SMP, jadilah SMA terpadu.
"Yang penting hari ini rakyat sekolah, jangan dulu ngomong ideal capaian, sudahlah," jelas Dedi.
Dia mengatakan, dulu ia lulusan STH Purnawarman Purwakarta.
Kini sekolah tersebut sudah bubar.
"Tapi kan sekarang jadi gubernur. Ini artinya tidak ada relevansi sekolah di mana, gelarnya apa, tidak ada. Urusan pinter mah soal bakat dan usaha,” katanya.
Lebih lanjut, Dedi kembali menyoroti penahanan ijazah oleh sekolah.
Ia meminta sekolah di Jawa Barat untuk menghentikan kebiasaan tersebut.
"Yang diomongin Pancasila, agama, tapi ijazah anak ditahan. Saya akan mengurus semua tunggakan siswa yang menyebabkan ijazahnya ditahan,” tegasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Dedi Mulyadi Pelototi Detail APBD Jabar 2025?"
Sumber: Kompas.com
Sindikat Jual Bayi ke Singapura Tawarkan Lewat Video Call, 15 Anak Sudah Dikirim dengan Dalih Adopsi |
![]() |
---|
Pendaki Malaysia Tergelincir 200 Meter dari Gunung Rinjani setelah Menghindari Porter yang Melintas |
![]() |
---|
Fakta Tewasnya Gadis yang Sedang Berbincang Online, Percakapan Terakhir Jadi Kode sang Pembunuh |
![]() |
---|
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun Disiksa Ayah: Ibu Meninggal, Diberi Makanan Basi hingga Dibakar di Sawah |
![]() |
---|
13 Tahun Tinggal & Rutin Bayar, Warga Purwakarta Protes Rumah Mendadak Dibongkar: Gantinya Mana? |
![]() |
---|