Mantan Asuhan Patrick Kluivert Ungkap Masa Depan Timnas Indonesia, Yakin bakal Cerah

TRIBUNWOW.COM - Striker Persib Bandung, Gervane Kastaneer, mengungkapkan keyakinannya bahwa Timnas Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah di bawah kepelatihan Patrick Kluivert.

Patrick Kluivert telah diresmikan menjadi pelatih Timnas Indonesia dan akan dibantu oleh dua assistennya yakni Denny Landzaat dan Alex Pastoor.

Kastaneer, yang dilahirkan di Rotterdam dan kini berpaspor Curacao, punya pengalaman langsung di bawah asuhan Kluivert.

Mantan pemain Curacao ini pernah dilatih oleh Kluivert ketika sang pelatih menangani Timnas Curacao pada periode 2015-2016 dan juga sempat kembali menukangi Curacao pada 2021.

Hal ini memberi Kastaneer perspektif yang mendalam tentang kualitas Kluivert sebagai pelatih.

Usai menjalani debutnya bersama Persib Bandung dalam pertandingan melawan Dewa United di pekan ke-19 Liga 1 2024/2025 yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Jumat (17/1/2025), Kastaneer melakukan wawancara dengan awak media.

Menurut Kastaneer, Timnas Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah di era kepelatihan Patrick Kluivert.

“Patrick Kluivert adalah sosok yang luar biasa,”  ujar pemain berusia 28 tahun tersebut.

“Anda tahu dia akan mendapatkan bantuan yang baik dari asistennya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat,” 

“Jadi tim ini sangat bagus buat Indonesia. Mereka sekarang akan membangun tim yang lebih baik setiap jeda internasional. Jadi saya pikir Timnas Indonesia akan menjadi tim yang kuat di masa depan,”  tambah Kastaneer.

Baca juga: Sinyal A1 Transfer Abroad Berlian Timnas: Kevin Diks Berpotensi Stay di FC Copenhagen, Ini Cluenya

Lebih lanjut, saat ditanya pengalaman di bawah kepelatihan Patrick Kluivert, pemain berusia 28 tahun ini mengatakan bahwa Curacao tampil bagus selama ditangani mantan striker Ajax Amsterdam dan Barcelona itu.

Menurutnya, Curacao merupakan satu di antara  tim kuat di kawasan CONCACAF.

“Dulu Curacao tidak bermain di level seperti sekarang,” tutur Kastaneer.

“Kami tidak bermain melawan tim-tim kuat. Kami terlalu unggul di grup tempat kami bermain sehingga tidak terlalu banyak yang perlu dilakukan.”

“Kami terlalu kuat dan memenangi setiap pertandingan dengan mudah. Jadi, sudah cukup baik untuk kami saat itu,” pungkasnya.