Breaking News:

Jokowi Terkorup Versi OCCRP

Sosok di Balik OCCRP yang Sebut Jokowi sebagai Tokoh Terkorupsi di Dunia, Pernah Jadi Komedian

Kedua pendiri OCCRP ternyata sempat terjerat kasus pencemaran nama baik di London oleh anggota parlemen Azerbaijan, Javanshir Feyziyev.

Sekretariat Presiden
Jokowi memakai baju 'biru Prabowo' saat memberikan keterangan pers, Selasa 27 Agustus 2024. 

TRIBUNWOW.COM - Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dinobatkan sebagai tokoh terkorupsi di dunia Tahun 2024 oleh OCCRP.

Ialah Drew Sullivan dan Paul Radu yang menjadi pendiri dari OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project).

Kedua pendiri OCCRP ternyata sempat terjerat kasus pencemaran nama baik di London oleh anggota parlemen Azerbaijan, Javanshir Feyziyev.

Baca juga: Jokowi Bantah Jadi Orang Terkorup, Pengamat Bandingkan dengan Soeharto yang Terang-terangan KKN

Kini, keduanya memasukkan nama Jokowi sebagai satu di antara tokoh terkorup di dunia.

Menurut organisasi tersebut, 'pemenang' dari nominasi tersebut adalah mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad yang digulingkan oleh kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada awal Desember 2024 lalu.

OCCRP diketahui adalah lembaga non profit yang didirikan tahun 2007 silam oleh Drew Sullivan dan Paul Radu.

Markas OCCRP ada di Amsterdam, Belanda.

Drew Sullivan seorang jurnalis surat kabar The Tennessean dan masuk dalam anggota tim investigasi Associated Press. 

Sebelum menjadi jurnalis Drew Sullivan adalah seorang ahli dinamika struktural proyek pesawat ulang alik Rockwell Space Systems.

Drew Sullivan juga memiliki latar belakang pendidikan Teknik Dirgantara dari Texas University.

Baca juga: Tanggapan Jokowi Masuk dalam Tokoh Terkorup di Dunia, Bagaimana Cara OCCRP Memberikan Titel Itu?

Ia juga pernah bekerja di Bosnia Herzegovina dan melakukan investigasi reportase di sana.

Dikutip dari Herald.id, Drew Sullivan juga dikenal sebagai komedian dan pernah bermain dalam beberapa film terkenal di Eropa. 

Ia juga pandai memainkan alat musik tradisional Irlandia bernama Bodhran.

Paul Radu adalah jurnalis investigasi dari Rumania.

Ia adalah juga pendiri Organized Crime and Corruption Reporting Project yang membuatnya dan salah satu pendiri Drew Sullivan menerima Penghargaan Khusus dari European Press Prize. 

Ia juga salah satu pendiri Romanian Center for Investigative Journalism.

Radu adalah produser eksekutif film pemenang penghargaan “The Killing of a Journalist.” 

Pada tahun 2023, ia mendirikan Floodlight: Fiction in the Public Interest, sebuah inisiatif yang mempertemukan jurnalis investigasi dan pembuat film untuk membuat serial TV dan film. 

Baca juga: Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Terkorup 2024 Versi OCCRP, Ini Reaksi Jubir PDIP

Pada tahun 2023, Radu juga mengawasi proyek NarcoFiles, serangkaian investigasi yang mengungkap cara kerja internal geng penyelundup transnasional dari Amerika Latin ke Eropa.

Radu adalah salah satu pendiri Journalism Cloud Alliance, yang meneliti biaya dan risiko penyimpanan data untuk memastikan ruang redaksi dapat meningkatkan kapasitas jurnalisme investigasi dan tetap berkelanjutan.

Ia adalah anggota komite Piagam Paris tentang AI dan Jurnalisme yang mendefinisikan etika dan prinsip yang dapat diterapkan oleh jurnalis, ruang redaksi, dan media dalam pekerjaan mereka dengan kecerdasan buatan.

Pada tahun 2020, Radu dituntut atas pencemaran nama baik di London oleh anggota parlemen Azerbaijan, Javanshir Feyziyev atas dua artikel dalam serial Azerbaijan Laundromat yang memenangkan penghargaan dari OCCRP tentang pencucian uang dari Azerbaijan.

Kasus tersebut dihentikan dua minggu sebelum persidangan dimulai.

Jokowi Disebut Pemimpin Terkorup oleh OCCRP, Projo: Jangan Ngomong Tanpa Bukti! 

Pendukung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengkritik rilis lembaga nonpemerintah Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) terkait finalis pemimpin paling korup di dunia.  Jokowi menjadi satu diantara tokoh dunia lain yang masuk dalam rilis itu. 

Presiden ke-7 RI Joko Widodo saat berada di kediamannya di Solo, Selasa (3/12/2024).
Presiden ke-7 RI Joko Widodo saat berada di kediamannya di Solo, Selasa (3/12/2024). (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Relawan Projo Handoko pun mempersilakan pihak yang memiliki data dan fakta untuk membuktikannya ke proses hukum.  "Silakan saja proses hukum jika memang ada data dan fakta." 

"Jangan cuma sekadar omong-omong tanpa bukti,” kata Handoko, Rabu (1/1/2025). Menurut Handoko, rilis itu hanya upaya framing jahat terhadap Jokowi dan Indonesia.

Handoko mengatakan, laporan seperti ini justru tak hanya merugikan nama baik Jokowi, tetapi juga mencederai martabat bangsa.

"Jangan buat framing jahat tanpa dasar." 

 "Penilaian seperti ini hanya mencerminkan bias dan tidak menghormati pendapat rakyat Indonesia yang jelas-jelas masih percaya pada Pak Jokowi,” tuturnya.

Handoko mengatakan, penilaian OCCRP itu tak mencerminkan realitas yang dirasakan rakyat Indonesia. 

Menurutnya, tolok ukur yang jelas dibanding dengan rilis itu adalah hasil kerja Jokowi selama ini. 

“Itu penilaian yang keliru. Yang mengetahui dan merasakan langsung adalah rakyat Indonesia."

"Tolok ukurnya jelas: hasil pembangunan, penegakan hukum, budaya politik baru, serta harapan masyarakat,” kata Handoko.

Ia menambahkan, hingga akhir masa jabatannya, Jokowi tetap mendapatkan tingkat penerimaan masyarakat yang tinggi.

Handoko mengeklaim angka kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi mencapai 80 persen lebih. (*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul "2 Sosok Pendiri OCCRP Sebut Jokowi Tokoh Terkorupsi di Dunia, Sering Cemarkan Nama Baik."

Sumber: Warta Kota
Tags:
JokowiKorupsiOCCRPAmsterdam
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved