Breaking News:

Gerakan 30 September

Profil Letkol Untung Pemimpin G30S, Dihajar Massa Dikira Copet, Ditangkap setelah Loncat dari Bus

Sosok Letkol Untung Samsoeri dianggap menjadi dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965, yang menjadi catatan kelam sejarah Indonesia

Editor: Lailatun Niqmah
DOK. KOMPAS.com
Letkol Untung (kiri), pemimpin Gerakan 30 September dibawa masuk ke dalam sidang Pengadilan Mahmillub. Sosok Letkol Untung Samsoeri dianggap menjadi dalang di balik peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965, yang menjadi catatan kelam sejarah Indonesia. 

Selama menjadi prajurit TNI, Untung pernah diterjunkan ke daerah Sorong, Papua Barat, pada 14 Agustus 1962.

Ia menjadi bagian dari Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto.

Setelah operasi tersebut sukses, Untung mendapat kenaikan pangkat secara istimewa, dari Mayor ke Letnan Kolonel (Letkol).

Untung juga meraih bintang jasa setelah memimpin pasukan gerilya menyerang tentara Belanda di Papua Barat.

Ia lalu dipercaya untuk menjabat Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa.

Saat itulah ia memimpin gerakan untuk melawan upaya kudeta yang kemudian dikenal dengan nama G30S.

Baca juga: Daftar Tokoh-tokoh yang Diduga Terlibat Peristiwa G30S dan Peranannya, Nomor 1 Letkol Untung

Peran Untung dalam G30S 1965

Dalam aksi G30S, sejumlah jenderal terbunuh setelah dituding akan melakukan kudeta terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Letkol Untung (paling kiri) saat mengawal Presiden Ir Soekarno.
Letkol Untung (paling kiri) saat mengawal Presiden Ir Soekarno. (via KOMPAS.com)

Kudeta yang awalnya diberi nama Operasi Takari itu diubah di waktu akhir menjadi Gerakan 30 September agar tidak berbau militer.

Diketahui, Wakil Presiden Mohammad Hatta saat itu juga termasuk dalam target.

Namun, menjelang pelaksanaan namanya dicoret untuk menyamarkan kudeta sebagai konflik internal.

Letkol Untung kemudian membagi eksekutor ke dalam tiga satuan tugas

Pertama, Satgas Pasopati pimpinan Letnan I (Inf) Abdul Arief dari Resimen Cakrabirawa bertugas menangkap tujuh jenderal yang jadi sasaran.

Kedua, Satgas Bimasakti yang dipimpin Kapten (Inf) Soeradi Prawirohardjo dari Batalyon 530/Brawijaya, bertugas mengamankan ibu kota dan menguasai kantor Pusat Telekomunikasi dan Studio RRI Pusat.

Ketiga, Satgas Pringgodani pimpinan Mayor (Udara) Soejono, bertugas menjaga basis dan wilayah sekitar Lubang Buaya.

Dalam aksi tersebut, tujuh jenderal TNI ditemukan tewas di dalam sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur pada 4 Oktober.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Gerakan 30 SeptemberLetkol UntungG30S
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved