Breaking News:

Terkini Internasional

China Lakukan Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua, Jepang dan Selandia Baru Was-was

China melakukan uji coba publik dengan menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Samudera Pasifik memicu protes negara tetangga.

Penulis: ElfanNugg
Editor: Elfan Fajar Nugroho
X/@Darknightws
Potret rudal terbaru jenis DF-41 milik ICBM, China. (25/9/2024). 

TRIBUNWOW.COM - China melakukan uji coba publik dengan menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Samudera Pasifik memicu protes dari berbagai negara.

Uji coba tersebut dilakukan pada hari Rabu (25/9/2024) pukul 08.44 waktu setempat.

Dikutip dari cnn.com, Kementerian Pertahanan China mengatakan uji coba rudal dilakukan oleh Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat, China.

Peluncuran tersebut merupakan bagian dari latihan rutin tahunan dan tidak menargetkan siapa pun.

Baca juga: Angka Perceraian di China Melonjak dan Angka Pernikahan Turun, Munculkan Ide Bisnis Baru

Diketahui uji coba tersebut dilakukan ketika China melakukan latihan militer gabungan dengan Rusia di dekat wilayah perairan Jepang.

Kantor berita Xinhua, menyebutkan China telah memberi tahukan kepada negara-negara terkait sebelum uji coba dilakukan.

Namun, tidak disebutkan secara spesifik negara mana saja itu.

Jepang mengaku pihaknya tidak menerima pemberitahuan apa pun dari China.

Peluncuran rudal tersebut bertujuan untuk menguji kinerja senjata dan peralatan serta tingkat latihan pasukan, menurut laporan Xinhua.

Uji coba ICBM di Samudera Pasifik ini merupakan pertama kalinya China mengumumkan uji coba secara terbuka.

Biasanya China melakukan uji coba secara internal di wilayahnya sendiri.

China telah meluncurkan ICBM pertama dengan jenis DF-5 pada tahun 1980.

Rudal tersebut diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan dan berhasil terbang sejauh 8.000 kilometer menuju Pasifik Selatan.

Uji coba yang dilakukan secara terbuka ini memicu protes dari negara-negara tetangga.

Autralia mengatakan tindakan tersebut dapat meningkatkan risiko dan menimbulkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Selandia bBaru megatakan ini adalah sebuah perkembangan yang mengkhawatirkan dan tidak diinginkan.

Jepang juga khawatir seiring dengan meningkatnya kekuatan militer China.

Baca juga: Menlu China Wang Yi Miliki 3 Agenda Pertemuan di Indonesia, Termasuk Prabowo hingga Luhut Binsar

Menurut bbc.com, meskipun uji coba ICBM tersebut tidak menargetkan negara mana pun, menyebabkan ketegangan yang terjadi antara China dan negara tetangga semakin meningkat.

Hingga kini, China masih berseteru dengan Jepang, Filipina, dan Taiwan.

Pada bulan lalu, Jepang menuduh pesawat mata-mata milik China melanggar wilayah udaranya.

Jepang lantas mengerahkan jet tempur untuk menanggapi hal tersebut.

Di sisi lain, ketegangan antara China dan Filipina semakin meningkat akibat kapal-kapal milik kedua negara itu sering kali bertabrakan di perairan yang statusnya masih sengketa.

"Ini adalah pernyataan yang cukup mengejutkan untuk meluncurkan rudal balistik ke Samudera Pasifik ketika China sedang berkonflik dengan negara tetangganya," kata Peneliti Senior di Nanyang Technology University, Drew Thompson.

"Peluncuran ini adalah sinyal kuat yang bertujuan untuk mengintimidasi semua orang," imbuh Thompson.

Thompson juga mengatakan China tidak menjadi pihak dalam perjanjian apa pun selain perjanjian bilateral dengan Rusia.

China dan Rusia menandatangani perjanjian (2009) untuk saling memberikan informasi terkait peluncuran rudal balistik.

Perjanjian tersebut diperpanjang hingga satu dekade dan telah berakhir pada tahun 2020.

Berdasarkan laporan Pentagon (Pasukan AS), China memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir pada 2023.

Kemungkinan akan bertambah menjadi 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

(Magang TribunWow.com/Suci Nur Aini)

Baca Berita Menarik Lainnya di Google News.

Tags:
Terkini InternasionalChinaJepangSelandia BaruRudal Balistik
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved