Breaking News:

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Sejarah kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Halaman 101-104

Berikutlah kunci jawaban mata pelajaran Sejarah kelas 12 SMA/MA, BAB 2: Demokrasi Liberal Hingga Dekorasi Terpimpin (1950—1966) halaman 101-104.

Penulis: ElfanNugg
Editor: Elfan Fajar Nugroho
buku.kemdikbud.go.id
Potret sampul Bab 1 BAB 2: Demokrasi Liberal Hingga Demokrasi Terpimpin (1950—1966) (kiri) dan Saat unjuk Unjuk rasa mahasiswa dan berbagai organisasi masyarakat di tahun 1966 memprotes kebijakan Presiden Sukarno. 

2. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi perpecahan di antara dwitunggal Sukarno-Hatta karena perbedaan pandangan politik. Mengapa Hatta tidak sepakat dengan Sukarno mengenai Demokrasi Terpimpin?

Jawaban: Hatta adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia yang sangat giat memperjuangkan terwujudnya demokrasi rakyat di Indonesia. Bagi Hatta, kemerdekaan Indonesia berarti berakhirnya “daulat tuan” dan dimulainya “daulat rakyat” yang diwujudkan dalam parlemen yang demokratis. Oleh karenanya, Hatta tidak sejalan dengan Demokrasi Terpimpin yang memusatkan kekuasaan di tangan Sukarno. Demokrasi Terpimpin memberikan kesempatan pada Sukarno untuk menjadi penguasa yang otoriter dan bertentangan dengan ide Hatta mengenai demokrasi.

3. Selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin terjadi banyak pergolakan daerah. Mengapa hal ini terjadi?

Jawaban: Beberapa konflik atau pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia selama periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin berakar dari gejolak yang terjadi di masa sebelumnya, yaitu revolusi fisik. Permasalahan yang tidak terselesaikan turut berkontribusi pada pergolakan daerah di masa Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Terpimpin, misalnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo. Selain itu, pada periode 1950-an, Indonesia sedang berusaha untuk bangkit dan membangun negeri setalah revolusi. Namun, pembangunan itu masih terkonsentrasi pada Pulau Jawa. Hal ini menimbulkan kecemburuan dari daerah luar Jawa yang sebenarnya ikut menyumbang keuangan negara tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat. Ketimpangan dan ketidakharmonisan hubungan antara pusat dan daerah ini memicu konflik dan pemberontakan daerah, misalnya dalam peristiwa PRRI/Permesta. Selain itu, periode ini juga ditandai oleh polarisasi kekuatan dan ideologi yang membuat situasi politik memanas serta menimbulkan konflik serta pemberontakan.

4. Bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah sejak tahun ajaran 1951 setelah diberlakukannya UU Pendidikan dan Pengajaran tahun 1950. Mengapa hal ini terjadi?

Jawaban: Setelah berakhirnya revolusi nasional serta pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949, pemerintah Indonesia berusaha menata berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk pendidikan. Pada masa ini pemerintah berusaha menata pendidikan yang bercorak nasional dan berkebudayaan Indonesia serta menghilangkan pengaruh kolonial. Oleh karenanya, dalam UU Pendidikan dan Pengajaran tahun 1950, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa pengantar yang digunakan di sekolah dan bahasa Belanda tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia sejak 1951.

5. G30S/PKI merupakan salah peristiwa yang kontrovesial dalam sejarah Indonesia. Bagaimanakah cara kalian menyikapi kontroversi seperti ini?

Jawaban: Kontroversi G30S/PKI terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dan subyektivitas sejarawan. Dalam menyikapi hal ini, sebaiknya kita harus berpikir kritis dan membandingkan satu versi dengan lainnya, serta mengecek sumber yang digunakan beserta perdapat dari versi yang berbeda. Dengan demikian kita akan dapat memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih luas dan berhati-hati dalam memahami sejarah.

*) Disclaimer:

Jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Magang TribunWow.com/Raudlatul Jannah)

Baca Berita Menarik Lainnya di: Google News

Tags:
kunci jawabanSejarahSekolah Menengah Atas (SMA)Kurikulum Merdeka
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved