Breaking News:

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Sejarah kelas 12 SMA/MA Kurikulum Merdeka Bab 2 Demokrasi Halaman 101-104

Berikutlah kunci jawaban mata pelajaran Sejarah kelas 12 SMA/MA, BAB 2: Demokrasi Liberal Hingga Dekorasi Terpimpin (1950—1966) halaman 101-104.

Penulis: ElfanNugg
Editor: Elfan Fajar Nugroho
buku.kemdikbud.go.id
Potret sampul Bab 1 BAB 2: Demokrasi Liberal Hingga Demokrasi Terpimpin (1950—1966) (kiri) dan Saat unjuk Unjuk rasa mahasiswa dan berbagai organisasi masyarakat di tahun 1966 memprotes kebijakan Presiden Sukarno. 

Jawaban: d. Jika hanya (4) saja yang benar

4. Pada masa Demokrasi Terpimpin, beberapa proyek mercusuar yang didanai oleh dana rampasan perang dari Jepang bermasalah. Sebab adanya skandal anggota komite serta tidak adanya transparansi dalam penggunaan dana rampasan perang.

a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

Jawaban: a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.


5. Berbagai peristiwa berikut yang merupakan bagian dari efek domino peristiwa G30S/PKI adalah…
(1) PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang
(2) Berakhirnya Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan Presiden Sukarno
(3) Marxisme, Komunisme dan Leninisme dilarang di Indonesia
(4) Diskriminasi terhadap anggota PKI dan organisi pendukungnya

a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Jawaban: e. Jika semua jawaban benar

Esai

1.Perhatikanlah sumber foto dan narasi berikut!

Gambar untuk nomor 1 esai
Gambar untuk nomor 1 esai (buku.kemdikbud.go.id)

Pergerakan perempuan dalam kancah internasional makin terdengar gaungnya pasca-Konferensi Asia-Afrika pada 1955. Pada Konferensi Solidaritas Asia-Afrika di Kairo pada 1957, isu-isu perempuan pertama kali dibahas. Pada konferensi itu, Maria Ulfah Santoso menjadi ketua delegasi Indonesia. Kala itu, ia adalah ketua Kowani atau Kongres Wanita Indonesia, sebuah badan kontak yang menghimpun organisasi-organisasi wanita di Indonesi, dan merupakan salah satu inisiator kunci dari Konferensi Perempuan  Asia-Afrika pada 1958.

Konferensi yang terinspirasi oleh Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung ini mempertemukan dan mendiskusikan bersama masalah-masalah mendasar yang dialami oleh perempuan dan anak di negara-negara Asia dan Afrika. Kongres Wanita Indonesia menjadi salah satu dari lima inisiator konferensi, di samping Women’s Welfare League of Union of Burma, The All Ceylon Women’s Conference, The All India Women’s Conference, dan All Pakistan Women’s Association. Sebanyak 120 delegasi dari 18 negara Asia dan Afrika hadir. Mereka mendiskusikan enam tema sentral, yaitu kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan serta perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan Afrika.

Dengan mempertimbangkan foto dan kutipan di atas, analisislah posisi dan peran para aktivis dan organisasi Kowani dalam konstelasi pergerakan perempuan Asia Afrika di tengah Perang Dingin!

Jawaban: Foto tersebut memperlihatkan delapan orang anggota atau aktivis Kowani yang menjadi delegasi Indonesia pada Kongres Perempuan Asia-Afrika1958 di Colombo. Pada foto itu, mereka terlihat mengenakan kebaya, kain batik, atau kain tenun tas, sanggul, dan dandanan yang rapi. Para perempuan ini terlihat percaya diri dengan identitasnya sebagai perempuan Indonesia. Para perempuan ini juga merupakan sebagian kecil dari perempuan Indonesia yang mengeyam pendidikan dan memiliki jaringan yang baik sehingga berkesempatan untuk mewakili Kowani dan Indonesia dalam konferensi yang penting di Asia dan Afrika.

Para perempuan ini termasuk perempuan yang progresif atau berpikiran maju pada zamannya. Kowani memainkan peranan penting dalam pergerakan perempuan di masa ini melalui keterlibatannya sebagai salah satu inisator Kongres Perempuan Asia-Asfrika pertama. Di tengah segala keterbatasan dan posisi perempuan saat itu yang masih dipandang sebelah mata, para perempuan ini mendiskusikan masalah-masalah penting dan masih relevan di masa kini, di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan dan perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan Afrika.

Penting untuk dicermati, dalam situasi Perang Dingin dan perebutan pengaruh di antara Blok Barat dan Blok Timur, posisi perempuan masih dianggap lebih rendah dari laki laki. Melalui Kongres Perempuan Asia-Afrika, para perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan Asia-Afrika memiliki solidaritas tinggi dan memainkan peran penting dalam mendorong berbagai diskusi terkait dengan berbagai masalah terkait perempuan.

Halaman
123
Tags:
kunci jawabanSejarahSekolah Menengah Atas (SMA)Kurikulum Merdeka
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved