Perang Israel Vs Hamas
Israel Was-was, Kekuatan Hamas di Jalur Gaza Utara Makin Bertambah, Tentara IDF Dilema
Media Israel mengutip sumber keamanan Israel mengonfirmasi kalau Hamas telah berhasil memulihkan kemampuannya di Jalur Gaza utara.
Editor: Rekarinta Vintoko
"Dengan kata lain, suatu hari nanti IDF tidak akan bisa lagi bertahan di Jalur Gaza karena Hamas akan menguasai sepenuhnya – baik di kota terowongan bawah tanah yang membentang ratusan kilometer maupun di atas tanah," jelas Brik.
Ia menambahkan: "Jika kita menghentikan penyerbuan karena militer lemah dan karena kita tidak punya pilihan lain, atau jika kita memindahkan pasukan kita ke daerah lain, musuh kita akan mengumumkan dengan gembar-gembor bahwa militer Israel telah menyerah, meninggalkan Gaza dan meninggalkan negara itu."
Meski demikian, Brik menyarankan agar dengan mendahului keadaan dan menyetujui kesepakatan untuk memulangkan tawanan dan tahanan, pertempuran di Gaza harus diakhiri.
Jengah dan Kelelahan di Perang Multi-Front
Terkait kondisi pasukan Israel secara umum saat ini, sebuah laporan di The Wall Street Journal menyatakan kalau serangan multi-front tentara pendudukan Israel (IDF) terhadap petempur milisi perlawanan di Tepi Barat menyoroti kompleksitas kondisi yang memburuk di wilayah-wilayah pendudukan.
"Pengerahan kekuatan militer skala besar di Tepi Barat juga menggambarkan tuntutan baru terhadap tentara Israel yang sudah kehabisan tenaga karena perang di Jalur Gaza, dan eskalasi di perbatasan dengan Lebanon," tulis laporan tersebut.
Surat kabar tersebut menjelaskan dalam sebuah laporan yang diterjemahkan oleh “Arabi 21”, mengutip analis Israel yang mengatakan: “Pertempuran baru di Tepi Barat telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya pertempuran berkepanjangan di berbagai bidang.”
“Tentara saat ini sudah kelelahan,” kata Guy Aviad, seorang mantan perwira dan peneliti Israel spesialis soal Hamas.
“Pada akhirnya, kami memiliki kelompok tentara cadangan yang sangat terbatas yang menanggung beban pertempuran sepanjang waktu,” katanya.
Surat kabar tersebut menunjukkan bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina yang lebih baru dan lebih muda telah bermunculan serta meningkat dalam beberapa tahun terakhir, meskipun pemerintah pendudukan dan tentara IDF menggunakan segala cara untuk menekan mereka.
"Di sisi lain, pemerintah Israel mencakup beberapa pemimpin pemukim terkemuka, berupaya memperluas permukiman dan melancarkan agresi terhadap kota-kota Palestina," katanya menjelaskan faktor penyebab terus bermunculannya faksi-faksi perlawanan Palestina di Tepi Barat.
Dia menyinggung tentang kematian komandan Batalyon Jenin di Brigade Al-Quds di Tulkarem, Muhammad Jaber “Abu Shuja,”.
"Dia adalah simbol dari generasi baru “pemimpin bersenjata di Tepi Barat, dan dia menangkap imajinasi beberapa pemuda Palestina sebelumnya, setelah berita pembunuhannya menyebar,” kata Aviad menyiratkan kalau kemartiran Abu Shuja justru menginspirasi pemuda lain Palestina untuk angkat senjata dan melawan.
Surat kabar itu mengatakan: Bahkan sebelum agresi terhadap Gaza, Tepi Barat sudah berada dalam kekacauan dengan meningkatnya serangan militer dan serangan kekerasan terhadap warga Palestina oleh pemukim, dan “perang di Gaza semakin memperburuk situasi di Tepi Barat,” ujarnya.
Baca juga: Iran Minta IDF Akhiri Perang di Gaza, Hizbullah Anggap Israel Kewalahan Lawan Hamas
622 Warga Palestina Gugur Sejak 7 Oktober, Pemukim Lakukan 1.200 Serangan
Sumber: Tribunnews.com
Hamas akan Nyatakan Kemenangan dalam Perang Gaza Lawan Israel setelah Kesepakatan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Tentara Israel IDF Diklaim Alami Rugi Besar di Jabalia, Disebut Lakukan Serangan Tanpa Arah |
![]() |
---|
Kegagalan Intelijen Israel pada 7 Oktober Buktikan Hamas Sulit Disusupi |
![]() |
---|
Ali Khamenei Sebut Tak Butuh Pasukan Proksi: Pejuang Perlawanan Bertempur atas Keyakinan Sendiri |
![]() |
---|
Ali Khamenei Tegas Teheran Katakan Tidak Butuh Pasukan Proksi seperti Hizbullah-Houthi |
![]() |
---|