Perang Israel Vs Hamas
Kemarahan Memuncak, Keluarga Sandera Tuding Benjamin Netanyahu Sengaja Biarkan Para Tawanan Mati
Beberapa anggota keluarga sandera yang ditawan Hamas menyebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan sengaja membiarkan para sandera.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dituding sengaja membiarkan para sandera yang ditawan Hamas tewas.
Hal ini diungkapkan anggota keluarga sandera yang ditawan Hamas seperti dikutip dari The Times of Israel, Minggu (1/9/2024).
Beberapa anggota keluarga sandera yang ditawan Hamas menyebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan sengaja membiarkan para sandera.
Baca juga: Kenapa Iran Tak Kunjung Lakukan Serangan Balasan ke Israel? Ternyata Ini Penyebabnya
Dalam sebuah aksi demonstrasi di depan markas IDF di Tel Aviv, keluarga sandera mengatakan:
“Netanyahu dan para mitranya di kabinet memutuskan untuk menghancurkan kesepakatan gencatan senjata sandera dengan rekayasa Philadelphia, dan maka secara sadar mengutuk mati para sandera."
Einav Zangauker, ibu dari sandera Hamas Matan Zangauker, mengatakan tindakan Netanyahu adalah kejahatan terhadap rakyat, terhadap Israel dan terhadap Zionisme.
"Netanyahu bukanlah Tuan Keamanan, ia adalah Tuan Kematian. Ia merusak kesepakatan itu dengan kejam."
Kemarahan keluarga sandera ini diluapkan setelah muncul laporan bahwa Netanyahu lebih memprioritaskan mempertahankan pasukannya di Koridor Philadelphia antara Gaza dan Mesir daripada membawa pulang tawanan Israel.
Sebelumnya pada hari Kamis (29/8/2024), kabinet keamanan Israel memberikan suara untuk mendukung niat Netanyahu untuk mempertahankan pasukan militer Israel di Koridor Philadelphia sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata apa pun.
Menteri Pertahanan Yoav Gallant menjadi satu-satunya penentang.
Baca juga: Update Perang Israel Vs Hamas: Komandan Hamas Ditembak Mati di Jenin, Rumah-rumah Warga Hancur
Mantan kepala intelijen Pasukan Pertahanan Israel Amos Yadlin mengutuk pemungutan suara tersebut.
Pada hari Sabtu, Yadlin mengatakan kepada berita Channel 12 bahwa keputusan tersebut merupakan pengakuan pemerintah bahwa mereka tidak akan menegakkan kewajiban moral untuk membawa pulang para sandera.
“Para sandera ditinggalkan,” kata Yadlin, yang menyebut sikap pemerintah itu tidak dapat diterima.
Ia menambahkan, setiap warga Israel harus keluar dan berdemonstrasi untuk menentang apa yang disebutnya sebagai “skandal”.
Unjuk rasa besar-besaran diadakan Sabtu malam untuk mendesak pemerintah mencapai kesepakatan.
Sumber: Tribunnews.com
Hamas akan Nyatakan Kemenangan dalam Perang Gaza Lawan Israel setelah Kesepakatan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Tentara Israel IDF Diklaim Alami Rugi Besar di Jabalia, Disebut Lakukan Serangan Tanpa Arah |
![]() |
---|
Kegagalan Intelijen Israel pada 7 Oktober Buktikan Hamas Sulit Disusupi |
![]() |
---|
Ali Khamenei Sebut Tak Butuh Pasukan Proksi: Pejuang Perlawanan Bertempur atas Keyakinan Sendiri |
![]() |
---|
Ali Khamenei Tegas Teheran Katakan Tidak Butuh Pasukan Proksi seperti Hizbullah-Houthi |
![]() |
---|