Kasus Vina Cirebon
Teror Intai Pengacara Terpidana Kasus Vina Cirebon, Dikepung Komplotan Bermotor sampai Kejar-kejaran
Satu di antara tim pengcara 6 terpidana kasus Vina Cirebon, bernama Geri, mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Satu di antara tim pengcara 6 terpidana kasus Vina Cirebon, bernama Geri, mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal.
Teror ini dialami Geri saat pulang dari pertemuan dengan pihak Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban alias LPSK di Cirebon, Jawa Barat.
Pria yang tergabung dalam advokat Peradi DPC Bandung itu mengaku dikepung komplotan yang tak dikenalnya.
"Waktu hari Selasa pulang dari hotel, ngumpul sama anak-anak soal LPSK, dari sana sekitar pukul 16.00 WIB kemudian di Jalan Gunung Jati, masih aman," ucapnya dilihat dari Youtube Feri, Jumat (16/8/2024).
Baca juga: Ungkit Borok Lama, Irjen Purn Ricky Sitohang Serang Susno Duadji soal Kasus Vina: Gak Usah Sok Suci
Kejadian menegangkan itu dialami Geri saat masuk jalan kawasan Rumah Sakit Pertamina.
Geri mengaku kaca mobilnya diketuk pria berboncengan sepeda motor.
"Pas mau arah RS Pertamina, ada motor mendekati saya, posisinya samping stir mobil dia ketuk-ketuk kaca dua orang nyuruh minggir," bebernya.
"Dan ada motor PCX putih depan ada motor Beat depannya, komplotan," sambungnya.
Melihat situasi yang tak beres, Geri memutuskan untuk putar arah.
"Pas mau makam Gunung Jati saya putar balik, terus saya masuk vila Intan 2, kemudian di area warga saya parkir," tuturnya.
"Dia langsung ngejar, lalu saya masuk mobil lagi," tambahnya.
Beruntung, kata Geri pada saat itu ada truk yang mengadang.
"Di saat itu papasan sama truk, saya bablas," paparnya.
"Mereka tertahan. Beruntung ada mobil polisi, saya dempetin," ungkapnya.
"Dia masih ngejar. Saya masuk tol pelabuhan," jelas Geri.
Kendati demikian belum terkonfirmasi siapa komplotan tersebut dan tujuannya apa melakukan pengadangan ke Geri.
Kesedihan Keluarga Terpidana
Sementara itu, Beni Indrayana, kakak Sudirman terpidana kasus Vina Cirebon menelan pil pahit saat datang ke Lapas Kesambi Cirebon.
Beni Indrayana yang datang bersama Suratno (ayah kandung) menahan sedih karena apa yang diharapkan tak sesuai keinginan.
Saat 6 terpidana kasus Vina Cirebon kembali ke Lapas Kesambi Cirebon, Sudirman justru tidak nampak batang hidungnya.
Hal itu yang membuat keluarga Sudirman sedih bukan kepalang.
"Saya tadi berharap ada Sudirman, tapi sampai sini ternyata tidak ada," ucapnya dilihat TribunnewsBogor.com dari Youtube Feri, Jumat (16/8/2024).
Tak hanya itu, kesedihan Beni Indrayana semakin menjadi karena nasib adik kandungnya tak menentu.
"Sedih, yang lain sudah dipulangkan ke Lapas Cirebon, tapi Sudirman belum," ungkapnya.
"Terus juga Sudirman belum mengajukan PK, saya sangat sedih," sambung Sudirman.
Terakhir, kata Beni Indrayana, keberadaan adiknya ada di Polda Jawa Barat.
"Sekarang belum tahu. Terakhir ada di Polda Jawa Barat. Sekarang tidak tahu di mana," tuturnya.
Bahkan Beni Indrayana tak mendapat jawaban pasti terkait keberadaan adiknya.
"Kemarin saya nanya sama pengacara, pak Wilson tapi tidak dijawab," tegasnya.
Sudirman, terpidana kasus Vina Cirebon keberadaannya tidak diketahui.
Baca juga: Berderai Air Mata, Penyidik Mabes Polri Nangis Dengar Kekejaman Polisi dalam Kasus Vina Cirebon
Bukti Chat di HP Vina
Sebagai informasi, chat di HP Vina ini dikuak oleh Edwin Partogi beberapa waktu lalu.
Ia menyatakan jika keterangan Widi dan Mega didukung oleh fakta dalam chat tersebut.
Di mana sebelumnya, Widi dan Mega sempat bercerita tentang detik-detik Vina dan Eky ditemukan tewas dalam YouTube Diskursus Net.
Dua wanita asal Cirebon itu rupanya adalah orang terakhir yang berkomunikasi dengan Vina.
Sebab di tanggal 27 Agustus 2016 itu, Mega dan Widi sempat menjemput Vina di rumahnya di Desa Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.
"Sabtu jam 12.30 kurang, si Mega ada di rumah saya karena menginap. Vina menghubungi saya lewat BBM 'jemput sih'," kata Widi.
Setelah diminta menjemput, Widi dan Mega akhirnya menjemput Vina dan kembali ke rumah Widi sekira pukul 14.15.
Selanjutnya pada pukul 15.30 WIB, Mega mengantar Vina ke kontrakan kakaknya, Marliyana.
Hal tersebut dilakukan Mega karena Vina memaksa minta diantar ke kontrakan kakaknya.
Sekira jam 17.00 WIB, Mega yang hendak kembali ke rumah Widi bersama Vina pun mendadak berhenti di pinggir jalan.
Saat itu motor Mega dicegat oleh Eky yang memberikan kode agar Vina mau mengobrol dengannya.
"Sampai By Pass Vina nepuk aku, 'mak berhenti, itu ada Eky'. Di sekitaran Mie Gacoan sekarang mah, dipalang sama Eky. (Vina) turun. Mereka ngobrol agak lama, mereka debat," pungkas Mega.
Setelah itu, Vina memutuskan untuk pergi ke rumah Widi bersama Eky, sementara Mega kembali ke rumah Widia seorang diri.
Singkat cerita, Vina pun minta izin ke Widi untuk pergi bersama Eky.
Saat itu Widi berpesan agar kekasih Eky itu kembali ke rumahnya paling malam pukul 22.00 WIB.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Vina mengirim pesan singkat kepada Widi untuk mengajak sahabatnya tersebut untuk bermain.
Lalu sekitar pukul 22.05 WIB dan 22.15 WIB, Vina menelepon Widi.
Kala itu, Widi mengaku mendengar suara Vina tertawa.
"22.00 almarhum Vina SMS (tanya Widi) 'Kamu di mana, mau ikut main gak?'. Saya SMS 'enggak ah kamu aja, nanti saya dimarahin papa saya'. Lima menit kemudian Vina telepon, dia lagi di (antara) gerombolan ketawa haha gitu bilang lagi di Sumber," ungkap Widi.
"22.15 - 22.18 an (terakhir teleponan dengan Vina), (Vina) lagi ketawa-tawa aja, enggak minta tolong atau sedih lagi diapa-apain, dia lagi senang banget. Dia di pinggir jalan karena banyak (suara) motor mobil lewat," kata Widi.
Usai teleponan dengan Vina, Widi mengaku sempat ditelepon lagi oleh Vina sebanyak tiga kali, tapi tidak ia angkat karena kecewa.
Lalu pukul 22.30 WIB Mega SMS Vina untuk bertanya Vina mau pulang jam berapa tapi tak direspon.
Kala itu Mega dan Widi mengira Vina pulang ke rumahnya karena tak ada kabar.
Hingga keesokan harinya, Mega dan Widi syok mendengar kabar Vina ditemukan tak bernyawa di Jembatan Talun.
"Sebenarnya bukti itu sudah lama saya punya. Kemudian saya teringat karena ada pernyataan pengamat ahli yang mengatakan bahwa handphone dari Vina Eky harusnya diekstraksi atau dibuka kemudian saya teringat bahwa saya punya bukti itu. Ketika saya baca-baca hal yang pertama menarik buat saya adalah diangka 58 di kolom tersebut ada kata Widi," ucap Edwin Partogi.
Sehingga Edwin berani menyimpulkan jika keterangan Widi maupun Mega didukung oleh bukti ini.
Sekalipun bukti percakapan atau pesan singkat antara Vina dan dua sahabatnya ini tak pernah dihadirkan dalam persidangan.
"Sehingga saya berkesimpulan keterangan Widi dan Mega itu tidak berdiri sendiri, didukung oleh keterangan fakta adanya bukti percakapan itu. Dan yang paling mengesankan bukti percakapan ini sebagaimana juga keterangan Mega dan Widi adalah percakapan antara Vina kepada Widi kita bisa rujuk di angka 55," imbuh Edwin Partogi.
"Di situ kita bisa lihat bersama itu kalau di Indonesia karena waktunya waktu dunia, kalau dikonversi ke WIB itu 7 jam, itu pukulnya dalah jam 22 di menit ke 14 di detik ke 10, di situ ada sms dari Vina kepada Widi yang mengajak untuk keluar untuk jalan-jalan, untuk dijemput kalau mau. Itu menjelaskan dengan terang pukul 22.14.10 detik Vina masih hidup. Ini berbeda jauh dengan putusan di tiga berkas perkara ini," jelasnya.
Semakin merinci, dalam diwawancara Kompas TV, Minggu (11/8/2024), ekstraksi chat ponsel Vina diperlihatkan.
Baca juga: Teguran Keras Jenderal Purn soal Ucapan Iptu Rudiana yang Viral: Itu Didikan Jalanan, Gak Benar
Salah satunya, SMS keluar dari ponsel Vina pukul 15.14 27 Agustus 2016 (UTC), atau setara 22.14 WIB, "mau gak mek? Ntar dijemput sama kita."
"Jadi dalam putusan tiga perkara (terpidana kasus Vina) ini, itu menyatakan peristiwa sudah terjadi atau dimulai pada 21.15."
"Motor Eky dan Vina itu diuber oleh motor lainnya, sampai kemudian dipukul di Flyover Talun pakai kayu, kemudian dibawa ke lahan kosong di belakang showroom, dianiaya dibunuh si Eky, diperkosa Vinanya, dibawa lagi ke Flyover Talun diletakkan seolah kecelakaan. Sementara pukul 22.15 Vina masih hidup," kata Edwin.
Edwin menjelaskan, kesesuaian bukti SMS dengan kesaksian Widi dan Mega di persidangan menandakan kesaksian itu benar adanya dan otentik.
"Di tanggal yang sama tanggal 27 Agustus 2016, di nomor 55 itu ada kalimat yang sama persis yang disampaikan oleh Widi dan Mega ketika bersaksi di sidang PK sakat Tatal."
"Bahwa di pukul 15 lewat 14 lewat 10 detik waktu UTC ya itu Vina mengirimkan pesan teks kepada Widi ngajak Widi keluar. Nah itu sesuai dengan apa yang disampaikan Mega dan Widi ketika di persidangan gitu," jelasnya.
Sementara Suroto mengklaim jika dirinya sebagai orang yang pertama kali menolong sejoli itu saat terkapar di Flyover Talun, 2016 silam.
Suroto menyebut wajah kedua korban penuh dengan lebam seperti habis disiksa.
"Muka itu udah lebam-lebam semua, darah semua," ucap Suroto dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Dedi Mulyadi, pada Sabtu (8/6/2024).
Suroto lalu mengaku kala itu heran, apabila benar Vina dan Eky korban kecelakan tunggal, mengapa luka di tubuhnya sangat parah.
"Muka semuanya lebam," ucap Suroto.
"Saya dulu aduh kecelakaan sampai separah ini,"
"Hidung itu berdarah, banyak lah, tangan juga patah, kaki juga patah,"
"Si Eky tangannya juga patah," imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunLampung dengan judul Pengacara 6 Terpidana Kasus Vina Diteror Geng Motor, Aksi Kejar-kejaran Terjadi
Sumber: Tribun Lampung
Masih Ada Senjata Terakhir, Sosok Ini Jadi Kunci Bebasnya 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon |
![]() |
---|
Hasil Putusan MA Tolak PK 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon, Tetap Dipenjara Seumur Hidup |
![]() |
---|
BREAKING NEWS - MA Tolak PK 7 Terpidana Kasus Vina Cirebon, Sudirman dkk Tetap Dihukum Seumur Hidup |
![]() |
---|
Awal Mula Kisah Cinta Rivaldy Terpidana Kasus Vina Bersemi di Lapas, Yuli: Yakin Bebas, Ia Tak Salah |
![]() |
---|
Perkembangan Baru PK Terpidana Kasus Vina: Ternyata Bareskrim Polri Periksa Saksi Setiap Minggu |
![]() |
---|