Breaking News:

Biogas Kotoran Sapi Energi Terbarukan Desa Mundu: Gandeng Milenial & UMKM, Kans Jadi Wisata Edukasi

Biogas dari kotoran sapi di Dukuh Dungus Desa Mundu jadi energi terbarukan yang kans bakal menjadi desa wisata edukasi baru di Klaten.

|
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
HO TribunWow.com
Potret ibu Teguh ketika tengah memasak air dengan menggunakan biogas di Dukuh Dungus, Mundu, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (14/8/2024). Biogas dari kotoran sapi di Desa Mundu jadi energi terbarukan yang kans bakal menjadi desa wisata edukasi baru di Klaten. 

"Proses pengisian bagusnya tiap hari untuk skala rumah tangga diisi sapi satu sampai dua ekor itu sudah cukup, 1 angkong rutin sehari sudah cukup itu aman," jelas pria yang akrab mengenakan topi tersebut.

Untuk mengetahui kadar biogas yang digunakan, Teguh dan warga Dukuh Dungus turut menggunakan Manometer.

"Manometer itu untuk mengetahui isi gas yang ada digaster, kalau penuh kan kan sampai 100, kalau kosong ya kosong, instalasinya pakai pralon," lanjutnya.

Lampu Berbahan Biogas
Lampu di salah satu rumah warga Dukuh Dungus, Mundu, Tulung, Klaten yang menggunakan Biogas, Selasa (14/8/2024).

Turun Temurun hingga 3 Generasi & Libatkan Kaum Milenial

Sebagai langkah melestarikan penggunaan biogas dan menjaga eksistensi KTT Margo Mulyo, para perintis generasi 1 melakukan inisiasi untuk menurunkannya kepada generasi-generasi penerusnya.

Di mana sejauh ini, sudah ada tiga generasi KTT Margo Mulyo yang sudah dirintis.

KTT Margo Mulyo 1 merintis generasi di bawahnya dengan memulainya dari anak-anak mereka.

Lalu dilanjutkan dengan merangkul anggota dari masyarakat lain yang belum tergabung untuk turut serta.

"Kami kan Margo Mulyo 1 banyak anggota rondo, dudo yang akhirnya diturunkan ke anak dan mengajak masyarakat siapa yang mau ikut. Bapaknya udah mengelola ternak rentetannya ke biogas, si anak terus mengamati, lalu akhirnya diikat dengan kelompok milenial."

Tak sekedar hanya inisiator saja, KTT Margo Mulyo 1 juga turut memberikan pendampingan kepada generasi penerusnya.

Hingga pada akhirnya, ketertarikan akan aktifitas yang dilakukan KTT Margo Mulyo seputar pengolahan biogas dan olahan dari ternak sapi lainnya mulai mereka rasakan.

 "Ada pendampingan juga lama-lama mindsetnya berubah dan mulai tertarik," ujar Teguh.

Di sisi lain, Sekretaris Margo Mulyo 3 (Milenial), Wahyudi, juga turut menjelaskan tentang anggota terkini generasi ketiga Margo Mulyo.

"Kita anggota ada 13, usia personil tidak sama, karena KTT ini generasi kedua dari Margo Mulyo senior plus dengan rekrutmen anggota baru," ujar Wahyudi kepada TribunWow.com, Rabu (14/8/2024).

Untuk usia paling muda anggota KTT Margo Mulyo 3 yakni berusia 21 tahun yang ternyata merupakan putri dari KTT Margo Mulyo 1, Teguh Sutikno, Eka Oktaviana.

"Untuk yang berusia 21 tahun itu atas nama eka oktaviana. Itu putrinya Pak Teguh," jelasnya.

Sebagai informasi, Margo Mulyo 3 (Milenial) dirintis pada 11 Agustus 2022 dan resmi merilis struktural pada 21 Januari 2023.

Pantik UMKM Kelompok Wanita Ternak (KWT)

Tak cuma merangkul anak-anaknya, para ibu-ibu yang notabene istri anggota KTT Margo Mulyo 1 juga turut terpantik memanfaatkan hasil lain dari ternak sapi perah di Dukuh Dungus, Mundu.

Para ibu-ibu mengelola segala macam hasil ternak pasca panen berbahan dasar susu.

Mulai dari membuat yoghurt, krupuk susu hingga permen susu.

Kelompok ibu-ibu tersebut tergabung dalam Kelompok Wanita Ternak (KWT).

"Ibu-ibu Margo Mulyo mengelola hasil pasca panen yang nantinya dibuat  yoghurt, krupuk susu, dan permen susu," jelas Teguh.

Tujuan dibentuknya KWT diperuntukkan guna menambah pendapatan ibu-ibu.

"Dibentuknya KWT digunakan untuk tambahan pendapatan untuk ibu-ibu," ungkapnya.

Planning untuk Jadi Desa Wisata Edukasi

Planing terbesar KTT Margo Mulyo dengan adanya energi terbarukan biogas yang sudah dirintis sejak 2014  itu akan bermuara pada desa wisata edukasi energi yang kini sudah dirintis bersama LPTP.

Hal itu dapat diketahui dari berkembang pesatnya para peternak yang turut menggunakan biogas dari Pemerintah Desa Mundu.

"Cikal bakal tetap kelompok dulu kan didampingi lptp sudah berjalan, dulu dari rumah ke rumah, ini rumah susu ini rumah apa dsb."

"Semakin berkembang peternak yang mau membuat dan menggunakan Biogas Pemdes desa Mundu dengan mantap merintis membuat Desa Wisata Edukasi Mandiri Energi Biogas (EBT) yang targetnya bisa menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PAD) Desa ke depan," jelas Teguh.

Selain itu, berkat adanya dukungan dari dana desa, rencananya, desa wisata edukasi energi akan dibuat terpusat satu titik di rumah susu yang terletak di tengah dukuh.

Bahkan, desa juga sudah menyediakan 9 ekor sapi yang nantinya akan dikandang di rumah susu sebagai wisata edukasi energi.

"Karena ini sudah didukung oleh desa, rencananya mau dibuat satu titik di rumah susu. Progresnya sudah ke kelompok, biogas ada, rumah susu sudah ada yang belum krapyan, secara gelondongan sudah, sapi sudah dibelikan desa 9 ekor," imbuhnya.

Peran ESDM untuk Desa Mundu

Semakin berkembangnya biogas di Desa Mundu, tak terlepas dari andil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Di mana, pada kisaran tahun 2020 atau 2021 lalu, ESDM pernah memberikan bantuan anggaran kepada masyarakat Dukuh Dungus, Mundu untuk dijadikan biogas sejumlah 2 unit.

Saat itu, ESDM datang ke Desa Mundu didampingi oleh LPTP.

"Pernah ada bantuan biogas 2 unit, dulu pernah ada tapi bukan lewat kelompok, intinya dari ESDM sudah beri bantuan untuk dukuh dungus agar dicanangkan menjadi biogas."

"Itu lewat LPTP atau lewat dinas, mungkin ada anggaran terus desa mundu jadi yang terpilih dapat bantuan, dari pihak sana sudah tahu, kalau ESDM ke Mundu biasanya bareng sama LPTP," lanjutnya.

Selain itu, ESDM juga pernah memberikan bantuan yang disalurkan melalui KTT Margo Mulyo.

Bantuan itu diperuntukkan untuk masyarakat yang belum memiliki biogas namun sudah memiliki sapi.

"Kalau di Dukuh Dungus, lewat kelompok ada dua bantuan yakni 10 kubik untuk dua titik, satu titik ada 3 kartu keluarga, kalau lewat PPL itu 20 kibik untuk 5 kk, KTT hanya membantu menawarkan ke warga siapa yang tertarik untuk mengambil bantuan itu."

"Kalau 10 kibik kan pasti sapinya 4-5 ekor, yaudah dikasih ke situ, dengan catatan ada perjanjian, yang pasti rawat saja karena kan kelompok tidak kehilangan, jadi ada kriteria penerima, ya jadi sejauh ini ESDM sangat membantu," jelas Teguh.

Sejalan denga hal itu, bukti nyata dukungan serta bantuan ESDM terkait penggunaan biogas juga tertuang pada Perizinan Biogas (KBLI 35203).

Di mana, dalam peraturan itu menjelaskan tentang batasan persyaratan dalam penyelenggaraan usaha khusus biogas.

"KBLI 35203 mengatur dan menetapkan batasan tentang persyaratan dalam penyelenggaraan usaha khusus Biogas yang dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari produk sampingan pertanian, perkebunan, peternakan, atau sampah/limbah dimana pembuatannya disertai usaha peningkatan mutu gas, seperti pemurnian, pencampuran dan proses lainnya sesuai KBLI 35203," dikutip TribunWow.com dari rilis yang dikeluarkan ebtke.esdm.go.id pada Kamis (9/3/2023).

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Tags:
BiogasUMKMDesa MunduKlaten
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved