Breaking News:

Pilkada Jakarta

Pilkada Jakarta Bukan Hanya soal Anies Baswedan, Pengamat Singgung Sosok Loyalis Prabowo-Jokowi

Hendri Satrio atau Hensat menilai, Pilkada Jakarta 2024 bukan hanya soal masalah keikutsertaan petahana Anies Baswedan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) dan Anies Baswedan saat memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). Anies Baswedan mengucapkan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta. 

TRIBUNWOW.COM - Pilkada Jakarta 2024 dinilai bukan hanya soal masalah keikutsertaan petahana Anies Baswedan tapi juga masih ada sosok lain yang layak memimpin Jakarta.

Hal ini disampaikan oleh Analis Komunikasi Politik sekaligus Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio (Hensat), Sabtu (10/8/2024).

Hensat mengatakan Pilkada Jakarta 2024 seharusnya diisi sejumlah nama dan bukan hanya soal masalah keikutsertaan petahana Anies Baswedan.

Baca juga: Hasil Pertemuan Prabowo Subianto dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar

Menurutnya, kota Jakarta tidak pernah kehabisan sosok pemimpin.

Seharusnya, masih banyak nama-nama lain selain Anies yang juga dipertimbangkan oleh partai politik untuk diusung pada Pilkada Jakarta 2024 agar tak terjadi fenomena calon kepala daerah melawan kotak kosong nantinya.

"Masih banyak nama-nama lain selain Anies, jadi yang jelas tidak boleh lawan kotak kosong. Kotak kosong itu hanya bisa terjadi jika elektabilitas sosoknya tinggi sehingga lawannya tak ada yang berani, bukan berarti ada siasat kotak kosong agar sosok yang diinginkan penguasa atau rezim lancar melewati Pilkada," kata Hensat dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (11/8/2024).

Menurut Hensat, siasat kotak kosong di Pilkada Jakarta itu bisa dihindari jika para partai politik memunculkan sosok-sosok lain di luar Anies Baswedan.

"Kalau memang ternyata Anies tak bisa ikut Pilkada Jakarta, jangan sampai dipaksakan ada kotak kosong, sebab ada nama-nama lain yang bisa juga menjadi pemimpin," ujarnya.

Hensat lalu mencontohkan beberapa nama yang seharusnya juga dipertimbangkan dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

Baca juga: Bocoran Prabowo soal PKS yang akan Gabung ke KIM Plus dan Dukung Ridwan Kamil, Nasib Anies?

Salah satu sosok yang seharusnya masuk dalam pertimbangan itu, kata Hensat, adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekaligus Ketua Bappilu DPP PPP yang pernah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan, Sandiaga Uno.

Menurut Hensat, jabatan Sandi saat ini sebagai Menteri sudah setingkat level gubernur sehingga bisa diusulkan menjadi calon oleh para parpol.

Apalagi, Sandi termasuk sosok yang berpengalaman dalam memimpin Jakarta.

Ia pernah menjadi wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017 hingga 2019 di mana ia saat itu harus mundur karena mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2019.

"Sandiaga Uno ini berpengalaman pernah menang di 2017, meski ia hanya sampai 2019, namun patut dipertimbangkan karena pasti ada ide-ide dari dia tentang Jakarta yang belum tuntas selama ia menjabat sebagai wagub," kata Hensat.

Hensat lalu mengatakan, bila rezim mempertimbangkan loyalis Prabowo-Jokowi, seharusnya Sandiaga Uno juga dipertimbangkan.

Baca juga: Anies Tak Kunjung Beri Kepastian, PKS Kans Merapat ke KIM di Pilkada Jakarta, Ini Kata Prabowo

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
PilkadaJakartaHendri SatrioPrabowo SubiantoJokowiSandiaga Uno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved