Breaking News:

Kasus Vina Cirebon

2 Keraguan Warga terhadap Kesaksian Aep soal Pembunuhan Vina Cirebon, Ungkap Fakta Berbeda Ini

Feri Irianto, seorang warga yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon, meragukan kesaksian Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Kolase/Tribun Jabar/Eki Yulianto
Samsuri (kiri) warga yang sempat bertempat tinggal di sekitar Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, dekat lokasi pembunuhan Vina dan Eki tahun 2016 dan Feri Irianto (kanan), seorang warga yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon. 

TRIBUNWOW.COM - Kesaksian Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 silam diragukan sejumlah pihak, termasuk dari warga.

Diketahui sebelumnya, sosok Aep mengaku berada di lokasi kejadian delapan tahun silam dan melihat insiden pembunuhan Vina dan Eky.

Aep mengaku melihat saat para pelaku melempari batu dan mengejar Eky dan Vina. 

Baca juga: Film Vina Dikabarkan Capai Royalti hingga Rp 60 Miliar, Berapa yang Didapat oleh Keluarga Korban?

Saat kejadian penyerangan Vina dan Eky tersebut, Aep masih berusia 22 tahun dan ia merantau ke Cirebon bekerja di sebuah bengkel cuci steam mobil sejak 2011.

Aep kembali lagi ke kediamannya di Cikarang pada 2016 silam.

Pada saat kejadian, Sabtu malam 27 Agustus 2016, Aep sedang berada di warung dekat lokasi kejadian, tepatnya di bilangan Jalan Perjuangan, Desa Saladara, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon atau samping SMP 11 Cirebon.

Ketika nongkrong itu, Aep melihat ada kawanan pelaku menyerang sejoli pengendara motor.

"Kejadian itu kebetulan saya lagi di warung terus ada pengendara motor yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu," kata Aep di Bekasi.

"Terus dikejar-kejar, bicara melempar saya kurang tau ya (jumlah orang yang terlibat pelemparan). Berhubung saya takut di situ akhirnya saya pulang saja," jelasnya, dikutip dari TribunJakarta.com.

Kata Aep, pelaku memang sudah sering terlihat nongkrong di dekat bengkel cuci steam tempat ia bekerja.

Aep juga mengaku sekilas mengenal wajah-wajah pelaku yang melakukan penyerangan tersebut, termasuk Pegi alias Perong, buronan yang baru saja diringkus polisi.

Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon diperiksa Polda Jawa Barat di Polsek Cikarang Utara.
Aep (30), saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon diperiksa Polda Jawa Barat di Polsek Cikarang Utara. (Istimewa)

Baca juga: Fakta Baru, Aep Ternyata Pernah Digerebek karena Bawa 2 Cewek, Warga Dicepuin 2 Terpidana Kasus Vina

Namun, Aep tidak mengenal secara personal, ia hanya tahu wajahnya saja karena sering nongkrong di dekat tempatnya bekerja.

"Saya tahu itu si Pegi sering kumpul sama anak-anak situ, sering nongkrong," jelas dia.

"Gak pernah (interaksi). Ini saya tau saja anak-anak sering nongkrong di sana depan bengkel saya," ucap Aep.

Saat pemeriksaan, Aep juga mengetahui soal motor yang dikemudikan Pegi.

"Terus apakah tahu motornya, ya saya tahu motornya Suzuki Smash warna pink," terang dia.

Namun, kesaksian Aep tersebut kini justru diragukan lantaran warga di sekitar TKP membantahnya.

1. Kesaksian Berbeda Warga Sekitar

Feri Irianto, seorang warga yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon, meragukan kesaksian Aep, saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Feri menyampaikan, penjelasan Aep tidak dapat dipercaya karena berbagai alasan.

"Saya mungkin juga sama dengan orang-orang, bahwasanya kesaksian Aep meragukan. Karena penjelasannya dengan cara menggunakan masker, gestur tubuhnya, matanya yang terlihat berbohong. Di situ saya merasa kesal," ujar Feri, Jumat (31/5/2024) dikutip dari Tribun Jabar.

Dia menegaskan, jika kesaksian Aep dapat dibuktikan, ia rela para terpidana dan Pegi dihukum.

Namun, ia meragukan pernyataan Aep tentang adanya warung di depan tempat kerja Aep yang menjadi lokasi pertemuan para pelaku.

"Tapi dengan penjelasan Aep yang ada warung di depan tempat kerjanya lalu melihat ada para pelaku, itu saya ragukan. Karena di depan tempat kerjanya yaitu tempat cucian mobil itu enggak ada warung, karena saya yang rumahnya di belakang SMPN 11 suka beli rokok dan tahu betul tidak ada warung di depan cucian mobil waktu itu," ucapnya.

Feri menambahkan, bahwa warung terdekat berada di depan MAN 2 Cirebon dan warung tersebut sudah ada sejak lama namun jaraknya cukup jauh dari tempat cucian mobil.

Selain itu, Feri juga meragukan klaim Aep yang mengaku bisa melihat para pelaku, termasuk Pegi, berada di lokasi kejadian.

"Itu yang membuat saya janggal," katanya.

Baca juga: Pengakuan Ketua XTC soal Tewasnya Vina dan Eky, Sebut Bukan karena Perseteruan Antar Geng Motor

Feri yang tinggal di belakang SMPN 11 Cirebon memang melihat para terpidana seri nongkrong di depan sekolah tersebut.

"Tapi cuma gitar-gitaran, karena enggak ada tempat nongkrong lagi," ujarnya.

Feri berharap agar semua informasi dalam kasus ini bisa terbuka secara transparan.

"Kalau para terpidana salah silakan hukum, tapi buktikan dulu indikator mereka bersalah. Tapi ketika sebaliknya, saya datang memberi kesaksian juga harap hukum bisa adil dan membebaskan mereka," ucap Feri.

Feri juga menegaskan, ia tidak ikut dalam penggerebekan di tempat kerja Aep. Tetapi ia mendengar informasi mengenai penggerebekan tersebut yang dilakukan sebelum penangkapan dan pembunuhan Vina dan Eki terjadi.

2. Aep Pernah Digerebek

Warga lainnya yang bernama Samsuri juga meragukan kesaksian Aep.

Samsuri justru mengatakan Aep pernah digerebek warga terkait dugaan asusila lantaran membawa 2 cewek ke tempat kerja.

Warga saat itu mendapat info dari Hadi serta Eko, yang kini mendekam di penjara menjadi terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon.

"Jadi Hadi dan Eko yang sekarang jadi terpidana itu sebelum ditangkap sempat menghampiri saya yang waktu itu sedang ngobrol sama dua adik saya. Cuma saya lupa beberapa harinya sebelum penangkapan dan kejadian.   

"Waktu itu, Hadi dan Eko ngomong bahwa pengen gerebek orang," kata Seorang warga sekitar yang rumahnya berada di sekitar Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Samsuri (40) , Kamis (30/5/2024).

Saat ditanyakan apa  masalahnya, keduanya jawab di tempat pencucian mobil tempat kerja Aep sering membawa perempuan dan diduga berbuat mesum.

Lantas Samsuri mengarahkan mereka untuk melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.

"Ada informasi itu, saya arahkan untuk lapor dulu ke RT, biar sesuai prosedur tidak semena-mena atau agar tidak main hakim sendiri.

Waktu itu Pak RT namanya Pak Pasren. Saya pun ngomong sama Pak RT dan beliau menyanggupi untuk ikut penggerebekan itu. Jadi waktu itu yang ikut penggerebekan itu, Eko, Hadi, saya, adik ipar saya dua orang sama Pak RT, 6 orang dulu," katanya.

Samsuri menjelaskan detail penggerebekan tersebut.

"Setelah berkumpul, mereka barulah jalan ke bengkel, mengetok pintu dan dibukalah sama Aep," katanya.

"Awalnya kami mengkonfirmasi menanyakan dulu ada nggak cewek di dalam, Aep dan temannya menyangkal. Kami nggak percaya dan kami geledah, ada 2 cewek di dalam kamar mandi," katanya.

"Barulah sejumlah warga emosi. Jujur, ketika melihat memang ada cewek, ada juga warga yang melempar kursi namun saya dan Pak RT melarang warga untuk terus melakukan aksi-aksi yang merugikan," ujarnya.

Baca juga: 4 Fakta Prarekonstruksi Kasus Vina Cirebon, Keluarga Pegi Kecewa hingga Reaksi Warga Sekitar

Setelah itu, mereka memanggil Pak RW untuk menengahi.

"Kami pun lantas panggil Pak RW untuk menengahi penemuan kami soal ini (ada 2 cewek di dalam tempat cucian mobil). Lalu datanglah Pak RW untuk menanyakan kenapa Aep membawa perempuan ke dalam tempat dia kerja.

"Kami juga mewanti-wanti agar Aep jangan melakukan hal seperti itu, karena bakal mencemaskan nama kampung kami," ucap Samsuri.

Penggerebekan tersebut hanya diketahui oleh enam orang yang terlibat.

Bukan Geng Motor

Menutup kesaksiannya, Samsuri menegaskan bahwa Hadi dan Eko bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan yang dikenal sopan dan suka menyapa ketika bertemu.

Selain mengenal Hadi dan Eko, Samsuri juga mengenal Saka dan Sudirman.

"Kalau saya sama para pelaku (kasus Vina dan Eki) kenal sebagian, yang saya kenal ada Hadi, Eko, Saka, dan Sudirman," katanya.

Sepengetahuan Samsuri para terpidana bukanlah geng motor melainkan kuli bangunan.

"Mereka kalau ada yang ngajak kerja (ada proyek), baru berangkat."

"Nah selama nggak ada proyek, ya mereka sering nongkrong, tapi hanya sekadar nongkrong saja, mungkin karena pekerja bangunan ya kumpul saja gitu, gitaran dan sebagainya," ucapnya.

Saat ini, kasus Vina Cirebon sedang menjadi perbincangan meski terjadi pada 2016.

Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Dia tewas bersama kekasihnya Eky di Jembatan Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (27/8/2016).

Keduanya diduga menjadi korban penganiayaan geng motor. (*)

Artikel ini telah diolah dari TribunJabar.id dengan judul Pernyataan Aep Saksi Kunci Vina Cirebon Disangsikan, Masker dan Warung Dipersoalkan dan Warga Ungkap Situasi Sekitar Tempat Pencucian Mobil Tempat Kerja Aep Sebelum Pembunuhan Vina Cirebon

Tags:
VinaKasus Vina CirebonCirebonPegiKasus PembunuhanJawa Barat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved