Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Reaksi Dunia soal Gencatan Senjata Israel dan Hamas selama 4 Hari, Menlu AS Masih Kobarkan Kebencian

Israel akan membebaskan 150 tawanan yang terdiri dari perempuan dan anak-anal Palestina di Gaza setelah adanya gencatan senjata dengan Hamas.

Yuri CORTEZ / AFP
Gambar yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 31 Oktober 2023 ini menunjukkan sebuah tank Israel melaju di dekat perbatasan di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

TRIBUNWOW.COM - Israel dan Hamas telah menyetujui gencatan senjata selama 4 hari mendatang, Rabu (22/11/2023).

Diketahui, gencatan senjata Israel dan Hamas itu merupakan mediasi dari Qatar.

Dikutip dari Al Jazeera, selain kesepakatan gencatan senjata ada pula kesepakatan pembebasan sandera.

Baca juga: Israel Ogah Stop Serang Gaza, Tak Peduli Warganya yang Disandera Hamas Turut Jadi Korban

Hamas akan membebaskan 50 perempuan yang jadi tawanannya.

Sementara Israel akan membebaskan 150 tawanan yang terdiri dari perempuan dan anak-anal Palestina di Gaza.

Lalu, bagaimana reaksi dunia atas kesepakatan tersebut?

- Uni Eropa

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von der Leyen menyambut baik kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas itu.

"Komisi Eropa akan melakukan yang terbaik untuk menggunakan jeda ini guna penyaluran bantuaan kemanusiaan ke Gaza," katanya.

Baca juga: Hamas Siap Beri Pelajaran ke Israel, Sebut akan Ada Serangan yang Sama saat 7 Oktober Lalu

- Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Jode Biden juga menyambut baik gencatan senjata dan pembebasan sandera itu.

Joe Biden berterima kasih pada Qatar dan Mesir dalam upaya mereka mencapai kesepakatan ini.

"Saya sangat bersyukur bahwa dalam beberapa dari jiwa pemberani ini (sandera) telah mengalami minggu-minggu pernawan dan cobaan yang berat," kata Joe Biden.

"Mereka akan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka setelah kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya."

- Menlu AS

Tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan Gaza Israel, Israel selatan, Senin, 9 Oktober 2023. Penguasa militan Hamas di Jalur Gaza melakukan serangan multi-front yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel saat fajar hari Sabtu, menembakkan ribuan roket sebagai lusinan pejuang Hamas menyusup ke perbatasan yang dijaga ketat di beberapa lokasi, menewaskan ratusan orang dan menawan. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan sejumlah kematian akibat serangan udara Israel di Gaza.
Tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan Gaza Israel, Israel selatan, Senin, 9 Oktober 2023. Penguasa militan Hamas di Jalur Gaza melakukan serangan multi-front yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel saat fajar hari Sabtu, menembakkan ribuan roket sebagai lusinan pejuang Hamas menyusup ke perbatasan yang dijaga ketat di beberapa lokasi, menewaskan ratusan orang dan menawan. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan sejumlah kematian akibat serangan udara Israel di Gaza. (AP/ Oren Ziv)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken membalas pernyataan dari Joe Biden.

"Hasil hari ini adalah hasil diplomasi yang tak kenal lelah dan upaya tanpa henti di seluruh Pemerintahan Amerika Serikat," katanya.

"Meskipun kesepakatan ini menandai kemajuan yang signifikan, kami tidak akan berhenti selama Hamas terus menyandera di Gaza," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Israel dan Hamas sepakat untuk menghentikan pertempuran selama empat hari.

Mereka juga akan memberikan kebebasan bagi puluhan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, Palestina.

Baca juga: Kurang Koordinasi, Tentara Israel Justru Saling Serang dengan Pasukannya Sendiri di Gaza

Hal ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar yang mengatakan pihaknya akan mengumumkan soal sandera yang dibebaskan.

Pembebasan sandera itu akan dimulai setelah 24 jam pengumuman gencatan senjata dilakukan kedua belah pihak.

"Pemerintah Israel berkomitmen memulangkan semua sandera. Malam ini, pemerintah menyetujui garis besar tahap pertama untuk mencapai tujuan ini," kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Bukan tanpa sebab, Israel menyetujui gencatan senjatan jelang pemungutan suara kabinet yang akan segera dilakukan.

Setelahnya, perang akan tetap dilakukan setelah gencatan senjata diakhiri.

"Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang," kata Netanyahu.

"Kami akan melanjutkan sampai kami mencapai semua tujuan kami," tambahnya dikutip dari AP News.

Baca juga: Kesaksian Miris Tenaga Medis RS Al-Shifa: Dikepung Israel & Dengarkan Isak Tangis Anak Palestina

Menanggapi hal itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut telah menekan Netanyahu untuk kemungkinan gencatan senjata diperpanjang.

Lalu meminta semua sandera dibebaskan dan juga bantuan kemanusiaan agar dapat dikirim ke garwa Palestina di Gaza.

Israel menyebutkan bahwa gencatan senjata bisa saja akan diperpanjang satu hari tambahan dengan pertukaran tambahan 10 sandera yang dibebaskan oleh Hamas.

Diketahui perang Israel vs Hamas kembali meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.

Saat itu Hamas mengadakan serangan yang disebut Badai Al Aqsa untuk membalas kekejaman Israel selama ini.

Mereka menghancurkan perbatasan Israel dan menyandera ratusan orang.

Israel menanggapinya dengan serangan udara dahsyat selama berminggu-minggu di Gaza, diikuti dengan invasi darat yang dimulai lebih dari tiga minggu lalu.

Hingga berita ini diturunkan, sudah lebih dari 14.000 orang menjadi korban perang tersebut.

Invasi tersebut telah menyebabkan kehancuran besar di Gaza utara, termasuk Kota Gaza.

Perang menyebabkan sekitar 1,7 juta orang mengungsi dan menyebabkan krisis kemanusiaan dengan kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar dan pasokan penting lainnya di seluruh wilayah. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Perang Israel Vs HamasIsraelPalestinaAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved