Pilpres 2024
Pengamat Politik Soroti Keluarga Jokowi yang Dukung Prabowo: Mungkin PDIP Sudah Tak Menguntungkan
Satu persatu keluarga Presiden Jokowi mulai meninggalkan PDIP dan berbalik memilih mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik dari Unversitas UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menanggapi keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mulai meninggalkan PDIP dan berbalik memilih mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Adi Prayitno dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (10/11/2023).
Diketahui, satu per satu keluarga Presiden Jokowi mulai meninggalkan PDIP dan berbalik memilih mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Baca juga: Prabowo Nostalgia dengan Mantan Anak Buahnya 27 Tahun Lalu di Papua, sang Menhan Auto Berkelakar
Berawal dari anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres dan mendampingi Capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Kemudian kini ada menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution yang telah resmi menyatakan dukungannya pada Prabowo-Gibran.
Padahal baik Gibran maupun Bobby, sama-sama belum mengundurkan diri dari PDIP, mereka juga belum mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.
Anak bungsu Presiden Jokowi, meskipun berbeda partai yakni PSI, Kaesang Pangarep juga telah menyatakan dukungannya pada Prabowo-Gibran.
Hal tersebut semakin memperkuat bahwa keluarga Jokowi kini benar-benar akan meninggalkan PDIP, partai yang menjadi kendaraan politik Gibran dan Bobby khususnya dalam meraih jabatan Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik dari Unversitas UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, mayoritas politisi Indonesia menganut politik berdasarkan untung dan rugi.
Baca juga: Bertentangan dengan Charta Politika, Survei Populi Center Sebut Gibran Naikkan Popularitas Prabowo
Sehingga jika dirasa tidak menguntungkan, maka akan ditinggalkan dan memilih untuk membuat keputusan politik yang lebih menguntungkan
"Memang pikiran politisi kita itu kan rata-rata menganggap politik berdasarkan untung dan rugi."
"Kalau tidak menguntungkan ditinggalkan, kalau kemudian ada sesuatu yang menguntungkan maka dia akan membuat keputusan politik," kata Adi.
Adi menyebut, mungkin saja bagi Gibran dan Bobby, PDIP ini sudah tidak terlalu menguntungkan.
Sehingga Gibran dan Bobby lebih memilih untuk meninggalkan PDIP.
"Mungkin bagi Gibran Rakabuming Raka, mungkin bagi Bobby Nasution dan seterusnya, PDIP sudah tidak terlampau menguntungkan bagi mereka, makanya ditinggalkan," terang Adi.

Sumber: Tribunnews.com
Sapa 3 Partai Pendukung Ganjar-Mahfud, Megawati Sebut Tak Ada Koalisi dan Oposisi: Kerjasama |
![]() |
---|
Anies Baswedan Kaget Dirinya Cetak Sejarah dengan Datang ke Agenda Penetapan Presiden Terpilih |
![]() |
---|
Momen Jokowi Kenalkan Prabowo saat Membuka World Water Forum di Depan Para Negara Delegasi |
![]() |
---|
Reaksi 2 Kepala Negara saat Prabowo Kenalkan Gibran sebagai Wakil Presiden Terpilih: Sangat Muda |
![]() |
---|
2 Faktor Penyebab Prabowo dan Megawati Tak Kunjung Bertemu seusai Pilpres 2024 Menurut Pengamat |
![]() |
---|