Breaking News:

Asa Hendro Yulius Suryo, Ubah Mindset Generasi Muda di Penyangga IKN Lewat Branding Teknologi

Hendro Yulius Suryo menceritakan kisah perjuangan dan harapannya mengajar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan lewat branding inovasi teknologi.

Penulis: Vintoko
Editor: Lailatun Niqmah
Instagram @awgroboticcourse
Potret siswa SD Al Azhar 35 Surabaya saat mempersiapkan diri mengikuti lomba Junior Robotic Competition 15 Desember 2018. 

Ia nantinya akan memboyong sekolah robotiknya untuk membuka cabang di Banjarmasin.

"Jadi mulai dari nol lagi, babat alas lagi. Kalimantan ini gak bisa main-main karena (tahun) 2024 ini sudah boyongan ke sini," kata Hendro.

Untuk langkah ke depan, Hendro akan membentuk tim yang kuat sama seperti di Surabaya.

"Jadi ke depan cari tim dulu yang kuat. Kemudian membranding di inovasi teknologi. Mau robotika, aplikasi, mau AI (kecerdasan buatan), apapun itu bisa masuk,kemungkinan brandingnya inovasi teknologi," lanjut dia.

Sukses Berkat Ekskul Robotika

Kegiatan siswa SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya saat ekstrakurikuler robotik.
Kegiatan siswa SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya saat ekstrakurikuler robotik. (Instagram @awgroboticcourse)

Dalam kesempatan sebelumnya, Hendro menceritakan kisah awalnya mengantarkan siswa-siswanya menyabet banyak prestasi di tingkat nasional hingga internasional melalui ekskul robotika.

Semua bermula ketika Hendro mengawali kariernya sebagai pengajar di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya di tahun 2007.

Saat bergabung, Hendro harus diperhadapkan dengan kondisi sekolah yang terancam ditutup karena jumlah muridnya yang sedikit.

"Sekolah ini mau ditutup dinas karena jumlah muridnya sangat berkurang, kelas 7 SMP itu aja hanya 6 (murid), kelas 8 (ada) 18, kelas 9 kalau nggak salah (ada) 32," kenang Hendro.

"Dinas ngomong, sekolah ini kalau tidak mencapai 20 maka (sekolah) nanti akan ditutup. Sehingga kami harus mencari murid sejumlah minimal 20."

Hendro pun harus memutar otak untuk mendapatkan murid agar sekolah itu tetap bertahan.

Berbagai cara dilakukan Hendro hingga berhasil memenuhi jumlah minimal murid tersebut.

"Alhamdulillah dapat (murid), tapi kami ini seperti sales, door to door, merayu orang tua, merayu siswa. Kami persis seperti sales," beber lulusan S1 Pendidikan Fisika itu.

Hal ini terus dilakukan Hendro, hingga pada tahun 2010 ia diamanahi menjadi wakil kepala sekolah.

Permasalahan jumlah murid tak kunjung selesai meski Hendro sudah menjadi wakil kepala sekolah.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
ASTRABanjarmasinIKNGuru SMPAl AzharRobotikaMojokertoJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved