Viral Video Dugaan Penganiayaan Wanita oleh Anak Anggota DPR RI, Hotman Paris Soroti Suara Tertawa

TRIBUNWOW.COM - Pengacara Hotman Paris Hutapea turut meyoroti kasus yang melibatkan anak anggota DPR RI berinisial GRT (31).

Diduga GRT menganiaya kekasihnya, DSA (29) hingga meninggal dunia di sebuah rumah karaoke di Surabaya.

Sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita tergeletak di parkiran pun viral turut diunggah Hotman Paris.

Baca juga: Unggah Foto Wanita, Hotman Paris Bersuara soal Penganiayaan dengan Dugaan Pelaku Anak Anggota DPR RI

Pada video itu terlihat wanita yang diduga DSA tergeletak lemas.

Ia dikelilingi oleh beberapa petugas keamanan dan pria yang berseragam biru.

Dalam video terdengar suara awalnya yang mengatakan tiba-tiba menemukan wanita itu.

"Enggak tahu aku mau keluar di jalan tiba-tiba enggak bisa keluar," suara dalam video.

Baca juga: Viral Janda Tewas Dianiaya Pacar, Pelaku Anak Anggota DPR RI hingga Korban Beri Pesan di Medsos

Kondisi DSA terlihat sangat lemah berbaring di parkiran namun masih bergerak sesekali.

Hotman Paris lalu menyoroti tawa lelaki dalam video tersebut.

"C*k rekam sek. (rekam dulu)," kata pria itu.

"Kenapa yg vidio ketawa???" tanya Hotman Paris.

"Apa benar Meninggal di aniyaya pacarnya? Katanya sebelum meninggal almarhum wa wa temannya bilang dia di pukulin kokonya??"

"Apa benar anak oknum DPR??Ayok Kapolda Surabaya cepat atensi kasus ini! ! Ayok para teman yg terima wa korban agar tampil jadi saksi!!Tim Hotman 911 jawa timur siap bantu hukum," tulis Hotman Paris.

Postingan pada Jumat 6 Oktober 2023 itu langsung mendapatkan komentar dari Humas Polrestabes Surabaya di Instagram yang sama.

"Hallo Bang Hotman dan seluruh Sobat Humas Polri, terkait kejadian tersebut saat ini Satreskrim Polrestabes Surabaya telah melakukan Penyelidikan dan Penyidikan atas peristiwa tersebut.

Penanganan kasus ini akan di laksanakan secara Profesional dan Prosedural, selanjutnya perkembangan kasus akan di update secara transparan.... Salam Presisi," jawab akun Humas Polrestabes Surabaya.

Diberitakan sebelumnya, DSA (29) seorang janda meninggal dunia di tangan pacarnya setelah karaoke bersama di Surabaya.

Pelaku adalah GRT (31) yang viral lantaran merupakan anak anggota DPR RI, Edward Tannur.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Kamis 5 Oktober 2023, DSA sempat mengunggah video di akun TikTok miliknya.

Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Gadis Berseragam Pramuka di Pemalang: Pelaku Cari Target secara Acak di FB

Saat itu DSA menyinggung soal perilaku lelaki yang tak diketahui maksudnya ditujukan untuk siapa.

Ia hanya membuat video selfie dirinya di depan kamera.

DSA menirukan suara dubbing lelaki yang berkata "Cowoknya inceran banyak cewek, ceweknya inceran banyak cowok."

Sementara pada tulisan di video memperlihatkan kata-kata yang berbeda.

"Cwenya mati-matian jaga hati buat cwonya. Eh cwonya mati-matian buat matiin cwenya. Chuakss," tulisnya dalam video.

"Klo temen gue galau gue suka ikutan galau wkwkwkw," tulisan dalam unggahan itu.

Baca juga: Fakta Viral Polisi Minta Duit saat Tilang Pengendara, Ternyata Video Lawas, Pelaku Sudah Pensiun

Video itu diunggah 3 hari sebelum kabar tewasnya DSA.

Diberitakan dari Tribunnews, Polrestabes Surabaya mengonfirmasi adanya pembunuhan dengan korban DSA.

Pada Jumat 6 Oktober 2023 pagi, polisi belum menetapkan tersangka kasus pembunuhan itu.

Lokasi kejadian yakni di tempat karaoke di Surabaya, Jawa Timur.

Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura mengatakan pelaku penganiayaan merupakan pacar DSA yang berinisail GRT (31).

GRT kini telah dilaporkan atas kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

Dimas menambahkan GRT merupakan anak anggota DPR RI dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

"GTR ini adalah masih jadi pacar. Atau teman dekat DSA. GTR ini anak salah satu pejabat dewan DPR RI," ungkapnya, Kamis (5/10/2023), dikutip dari TribunJatim.com.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Detik-detik Mobil Damkar Kecelakaan Tunggal di Gang, 2 Petugas Meninggal

Ia meminta anggota keluarga GRT juga turut bertanggung jawab atas kasus ini lantaran korban dianiaya hingga tewas.

"Meski proses hukum berjalan dan berlanjut kami ingin melihat sifat kenegarawanan sifat tanggug jawab dari seorang pejabat dan keluarganya. Terhadap kepedulian nasib DSA," tuturnya. (TribunWow.com/ Tiffany Marantika, Tribunnews/ Faisal)