Pilpres 2024
Teka-teki Cawapres Prabowo, sang Menhan Dinilai Butuh Teknokrat Berpengalaman, Ini Sosoknya
Prabowo Subianto dinilai membutuhkan sosok teknokrat berpengalaman untuk menjadi cawapres pendampingnya di Pilpres 2024.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Teka-teki bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto hingga kini belum jelas, sejumlah nama mencuat dan berpotensi dampingi sang Ketua Umum Partai Gerindra di Pilpres 2024.
Seperti diketahui, cawapres berperan penting bagi bakal calon presiden (capres) untuk mendongkrak kekuatan elektabilitas dan mendukung keterpilihan sang capres.
Sesuai kebutuhan konstitusi, cawapres pun seharusnya datang dengan derajat konstitusionalnya yang bukan sekadar ‘ban serep’.
Apalagi bila elektabilitas dan segenap kekuatan lain telah terkumpul mendukung kekuatan capresnya untuk bisa terpilih.
Baca juga: Serba-serbi Ulang Tahun Luhut Pandjaitan: Doakan Prabowo Presiden sampai Ngaku Terkejut karena 1 Hal
Demikian pandangan ini dikemukakan pengajar Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas), Syafrizal Rambe, saat ditanya tentang kubu Prabowo dan Ganjar yang terkesan lamban menentukan calon wakil presiden masing-masing.
Khusus tentang Prabowo, menurut Syafrizal, yang dibutuhkan Prabowo dari pendampingnya adalah seorang teknokrat berpengalaman.
Syafrizal menegaskan, dengan kian kompleksnya tugas konstitusional negara ke depan, prinsip meritokrasi menjadi hukum besi yang makin niscaya dalam urusan memilih sosok cawapres.
“Yang diperlukan Prabowo, dengan kekuatan Partai Golkar (Golongan Karya) dan jaringan SBY (Susilo Bambang Yudhono) yang telah merapat dan mendeklarasikan dukungan, sejatinya adalah seorang teknokratis, intelektual, dan cendekiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan,” kata Syafrizal, Kamis (28/9/2023) seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Merujuk Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sekaligus melihat diabaikannya fungsi wakil presiden dalam lima tahun terakhir, doktor ilmu politik yang pernah bertugas dua tahun di Ukraina itu menegaskan, meski Konstitusi menyatakan tugas wapres adalah membantu presiden, tugas dan wewenangnya jauh lebih kompleks dibanding seorang menteri yang juga seorang pembantu presiden.
Untuk itulah, perlu dicari figur yang secara meritokrasi jelas mumpuni, mengerti segala hal yang bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara, seorang intelektual, sekaligus idealnya mewakili komunitas besar tertentu.
Sementara Pengamat politik dari Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Al-Fatih menilai, Profesor Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling mumpuni untuk membantu Prabowo pada tugas-tugas presidensinya.
“Ketua Umum PBB (Partai Bulan Bintang) yang selama ini senantiasa mendukung Prabowo, yakni Prof Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling tepat. Yusril adalah seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda. Yusril juga punya segudang pengalaman di dunia internasional,” ujar Al-Fatih, Kamis (28/9/2023).
Ia menunjuk peran Yusril ikut menyusun berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memimpin delegasi Indonesia ke berbagai pertemuan internasional, serta pernah menjadi Presiden Asia-Africa Legal Consultative Organization yang berkedudukan di New Delhi.
Baca juga: Momen Luhut Pandjaitan Doakan Prabowo Jadi Presiden Selanjutnya hingga Disambut Tepuk Tangan
Yusril juga sosok politisi Islam moderat yang diterima oleh semua golongan.
Ia menunjuk pernyataan almarhum Gus Dur yang pernah mengatakan bahwa kakek Yusril ialah ulama Nahdlatul Ulama (NU) kultural, meski ayah Yusril seorang Masyumi.
Karena itu, Yusril akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU.
Tidak heran Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, mulai dari Pak Ud, Gus Dur, dan Gus Solah.
Yusril Didorong Jadi Cawapres Prabowo
Ketua Relawan Yakin Indonesia Maju (YIM), Kamal Tarmidzi, menyatakan sebagai pendukung Prabowo Subianto turut memberikan aspirasi untuk cawapres semoga bisa mengerucut satu nama yang tepat untuk mendampingi Prabowo seorang Tokoh Islam Moderat, Pakar Hukum Tata Negara, Mantan Menteri di beberapa Presiden dan mengerti persoalan Indonesia, punya rekam jejak yang baik yakni Prof Yusril Ihza Mahendra.
"Mungkin publik yang bertanya-tanya mengapa sosok Yusril menjadi pilihan banyak pihak padahal dalam Koalisi Indonesia Maju banyak sosok politisi senior lainnya. Kami meyakini tidak terlepas dari rekam jejak sekaligus tokoh yang bisa menerjemahkan dan bantu mengimplementasikan visi besar ke depan itu Prof Yusril. Prabowo-Yusril bisa jadi pasangan Dwitunggal seperti Soekarno-Hatta," ujar Kamal, Rabu (27/9/2023) dilansir Tribunnews.com.
Dwitunggal Soekarno-Hatta sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, sebagai pelopor dan proklamator Kemerdekaan Indonesia, Dwitunggal tercipta karena adanya hubungan yang saling mengisi antara Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo-Yusril diyakini mampu menjadi pelopor kemajuan dan keberlanjutan pembangunan bangsa yang telah dicanangkan oleh Pemimpin sebelumnya.
"Dwitunggal Prabowo-Yusril ini mampu menjadi momentum pembangunan bangsa, dan satu sama yang lain saling mengisi dan melengkapi. Prabowo paham ekonomi, ketahanan pangan, pertahanan dan keamanan, dan Yusril paham akan sistem hukum, demokrasi dan politik di Indonesia" tegas Kamal.
Kamal menjelaskan bahwa Koalisi Indonesia Maju merupakan gabungan dari poros nasionalis, profesional, dan religius sehingga perlu menggandeng semua konstituen dengan beragam pandangan politik.
"Kami yakin semua aspek ini ada di diri Prof Yusril. Ia merupakan tokoh Islam moderat, akademisi, advokat, pakar hukum tata negara, dan ia pun tokoh reformasi, sehingga sangat tepat masuk ke dalam bursa cawapres dan tak mengherankan berbagai pihak juga minta Yusril mendeklarasikan diri. Ia juga bukan tipe ambisius yang ingin mengejar jabatan, beliau pernah selangkah lagi menjadi Presiden,” ujar Kamal.
Baca juga: Ketika Prabowo dan Luhut Binsar Pandjaitan Dijuluki Tom and Jerry, sang Menhan Bongkar Penyebabnya
Ia menambahkan, dari sisi pemilih religius, nama Prabowo juga sebenarnya sudah memiliki pondasi yang kuat.
Berdasarkan hasil riset LSI Denny Ja pada September 2023, popularitas Prabowo sebagai capres menjadi yang paling tinggi di antara semua ormas Islam, termasuk NU dan Muhammadiyah.
Pasalnya dengan responden 1.200 orang dan margin or error 2,9 persen, ditemukan fakta bawa kepopuleran Prabowo di NU berada di angka 98,8 persen dan 100% di Muhammadiah.
Oleh karena itulah, sosok religius yang reformis sangat tepat menjadi cawapres untuk mendampinginya di 2024 nanti dan ini mengerucut ke Yusril.
“Kami lihat Prof Yusril merupakan representasi dari kelompok Islam moderat yang mampu merangkul semua pihak, dan namanya Prof Yusril ini bersih dari segala kasus hukum. 2024 dan kedepannya harus ada pemimpin yang paham akan hukum dan demokrasi sebagai tantangan besar kedepannya, khususnya saat melanjutkan beragam program Presiden Joko Widodo di 2024,” pungkasnya.
Ia mengingatkan, Presiden Joko Widodo juga pernah menyampaikan akan mendukung apabila Prof Yusril sebagai bakal calon presiden maupun bakal calon wakil presiden dalam perhelatan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
Semua Punya Peluang
Di sisi lain, Ketua Bidang Kajian Kebijakan Politik Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, buka suara soal nama-nama bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan digandeng Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
Riza Patria mengatakan, terkait dengan pemilihan cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), merupakan kewenangan Prabowo Subianto dan para Ketua Umum (Ketum) partai pengusung.
"Terkait dengan kandidat cawapres Bapak Prabowo, seperti yang sudah disampaikan, adalah menjadi kewenangan dari Bapak Prabowo Subianto sebagai capres bersama dengan para Ketua Umum partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju," kata Ahmad Riza Patria, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (27/9/2023).
Mantan Wakil Gubernur Jakarta itu kemudian menjelaskan parpol pengusung memiliki usulan-usulan terkait cawapres Prabowo.
Seperti Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto, PAN mengusulkan Erick Thohir, dan PBB mengusulkan Yusril Ihza Mahendra.
Di luar nama-nama itu, masih ada juga sosok-sosok seperti Ridwan Kamil, Gibrang Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.
Riza Patria atau yang akrab dipanggil Ariza itu kemudian menegaskan bahwa semua kandidat memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024 nanti.
"Jadi, Partai Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto, PAN mengusulkan Erick Thohir, PBB mengusulkan Bapak Yusril Ihza Mahendra," jelas Ariza.
"Di luar itu juga ada nama Ridwan Kamil, ada nama Mas Gibran, ada nama Pak Mahfud MD, dan lain-lainnya."
"Semua punya kesempatan yang sama dan kami mengikuti apa yang menjadi keputusan bersama nanti Pak Prabowo bersama para Ketua Umum yang memutuskan."
"Tugas kami hanya melaksanakan, memperjuangkan, dan bekerja keras untuk memenangkan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI 2024-2029 bersama cawapres nanti yang disepakati oleh parpol di Koalisi Indonesia Maju," tuturnya.
Secara khusus, Ariza juga menjelaskan posisi Gibran di antara kandidat-kandidat lain.
Baca juga: Makna di Balik Hormat & Sikap Sempurna Prabowo kepada Luhut Binsar Pandjaitan, Beri Alasan Menyentuh
Ia menegaskan posisi Gibran setara dengan tokoh-tokoh lain seperti Airlangga hingga Erick Thohir.
Menurutnya, masing-masing dari kandidat memiliki keunggulan, tak ada yang lebih dominan dibandingkan lainnya.
"Terkait dengan Mas Gibran, Mas Gibran sama dengan cawapres-cawapres lain yang diusulkan oleh partai politik seperti Pak Airlangga, Pak Erick Thohir, Pak Yusril dan calon-calon lain yang diusulkan," terang Ariza.
"Jadi, sekali lagi semua punya kesempatan yang sama, tak ada yang dominan, tak ada yang melebihi satu sama lain," tuturnya.
Oleh sebab itu, Ahmad Riza Patria kembali berujar keputusan soal cawapres berada di tangan Prabowo dan KIM.
Mereka akan berdikusi dan memutuskan bersama, siapa pun yang terpilih, sosok itu akan menjadi yang terbaik.
"Semua calon-calon baik, memiliki keunggulan-keunggulan masing-masing, dan sepenuhnya kita tunggu saja apa yang menjadi keputusan Bapak Prabowo dan Ketua Umum partai yang akan mengusulkan, memusyawarahkan, dan memutuskan bersama," jelasnya.
"Bapak Prabowo adalah orang yang sangat baik, sangat bijak, dan sangat demokratis. Tentu akan mendengarkan dan memutuskan bersama siapa pun nanti yang terbaik akan diputuskan oleh pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju," papar pria berusia 53 tahun itu. (*)
Baca berita Pilpres 2024 lainnya
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gerindra Tepis Isu Gibran jadi Cawapres Favorit untuk Prabowo: Semua Punya Peluang Sama dan Berburu Cawapres, Prabowo Dinilai Membutuhkan Pendamping Teknokrat Berpengalaman
Sapa 3 Partai Pendukung Ganjar-Mahfud, Megawati Sebut Tak Ada Koalisi dan Oposisi: Kerjasama |
![]() |
---|
Anies Baswedan Kaget Dirinya Cetak Sejarah dengan Datang ke Agenda Penetapan Presiden Terpilih |
![]() |
---|
Momen Jokowi Kenalkan Prabowo saat Membuka World Water Forum di Depan Para Negara Delegasi |
![]() |
---|
Reaksi 2 Kepala Negara saat Prabowo Kenalkan Gibran sebagai Wakil Presiden Terpilih: Sangat Muda |
![]() |
---|
2 Faktor Penyebab Prabowo dan Megawati Tak Kunjung Bertemu seusai Pilpres 2024 Menurut Pengamat |
![]() |
---|