Berita Viral
Buntut Dugaan Aliran Sesat di Gegerkalong yang Viral, Ridwan Kamil hingga MUI Jabar Angkat Bicara
Gubernur dan MUI Jawa Barat akhirnya buka suara terkait viralnya video dugaan aliran sesat di Gegerkalong, Bandung.
Penulis: Aulia Majid
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Buntut dari viralnya cuplikan video dugaan aliran sesat di Gegerkalong beberapa waktu lalu, Gubernur dan MUI Jawa Barat akhirnya buka suara.
Dilansir TribunWow.com dari cuitan akun Twitter @txtdaribandung pada Sabtu, 29 Juli 2023 lalu, beredar tangkapan layar dan video yang disinyalir berupa praktek aliran sesat yang terjadi di daerah Gegerkalong, Bandung.
Dugaan aliran sesat tersebut sempat membuat resah warga sekitaran Gegerkalong.
Baca juga: Viral Kepala Balita Tasikmalaya Nyangkut di Kaleng, Digerinda Damkar Baru Lepas, Berikut Videonya
Beredar di grup whatsapp adanya aliran sesat di daerah Gegerkalong, Kota Bandung.," tulis akun Twitter @txtdaribandung.
Dalam cuitan tersebut, terdapat sebuah pesan WhatsApp yang berisi himbauan kepada warga Gegerkalong untuk tetap berhati-hati dengan aktivitias yang disinyalir merupakan aliran sesat tersebut.
"Diimbau untuk para warga Gegerkalong (khususnya dari pertigaan KPAD sampai gerger Arum) untuk tetap berhati-hati jika keluar, dikarenakan malam ini sedang terjadi lagi keramaian aliran sesat yang udah pernah terjadi sebelum covid," bunyi pesan dari WhatsApp tersebut.
"Maka dari itu sekarang banyak para polisi beserta jajarannya sedang berjaga di wilayah tersebut," tambah pesan tersebut.
Selain berisi potongan pesan yang berupa himbauan agar berhati-hati, cuitan @txtdaribandung tersebut juga memperlihatkan cuplikan kegiatan yang disinyalir merupakan aliran sesat tersebut.
"Dan saya pribadi tadi waktu mau keluar gang kosan (nyari makan) sempet ditanya sama warga mau kemana, dan jangan lama lama di luarnya seera buat masuk lagi ke kosan. Karena emang lagi ramai pisan polisi-polisi," pungkas pesan singkat tersebut.
Dalam video singkat berdurasi 22 detik tersebut, terlihat sebuah kamar yang dari kejauhan tengah berwarna merah dan diisi oleh orang-orang yang diduga sedang melakukan ritual penyembahan.
Di potongan video tersebut, terlihat situasi di sekitaran ruangan tersebut gelap, namun kamar tersebut tengah riuh berisi orang-orang yang sedang menari-nari di bawah sorotan lampu berwarna merah.
Bahkan, video viral tersebut juga sempat membuat warganet ketakutan terkait dugaan aliran sesat di Gegerkalong tersebut.
Baca juga: Masih Ingat Enzo Allie yang Dulu Viral? Kini Buktikan Ucapannya 4 Tahun Lalu di Hadapan Panglima TNI
Menyikapi viralnya video dugaan aliran sesat di Gegerkalong tersebut, Gubernur Jawa Barat, yakni Ridwan Kamil akhirnya buka suara.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Ridwan Kamil menegaskan tak ingin tergesa-gesa dalam menyikapi viralnya dugaan aliran sesat di Gegerkalong tersebut.
"Ya selalu akan ditindaklanjuti lagi, kalau soal akidah harus menunggu dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau ulama-ulama. Pemerintah seperti saya tidak bisa menentukan sesat tidak sesat sebelum ada fatwa," tutur Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil tersebut, dikutip TribunWow.com dari Kompas.com.
Di kesempatan yang lain, Sekretaris MUI Jawa Barat, yakni Rafani Achyar juga belum bisa mengonfirmasi aktivitas dugaan aliran sesat di Gegerkalong tersebut.
Ia mengaku hanya mendapatkan informasi bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh komunitas Syiah yang berada di Gegerkalong.
"Iya jadi saya sendiri masih belum jelas tentang peristiwa di Gegerkalong itu. Memang Gegerkalong ada komunitas Syiah tapi sedikit hanya satu keluarga kalau tidak salah, tapi mereka sering mengundang komunitasnya dari luar kemudian melakukan kegiatan di situ," ujar Rafani.
"Nah jadi mungkin itu yang membuat masyarakat tidak berkenan," tambahnya.
"Yang menjadi viral kemarin ini kolaborasi dengan kelompok pengusung budaya dan adat, tapi sejauh mana chemistry yang dilakukan mereka kami belum tahu ya. Karena kemarin kami cari informasi bahwa di Kota Bandung sedang ada kegiatan apa hari pangsi atau apa gitu ya, tapi dikaitkan dengan asyuro dan ada kelompok budaya yang ikut," lanjut Rafani.
Rafani sempat menyayangkan kegaduhan yang timbul dari aktivitas tersebut.
"Kolaborasi siapapun boleh saja tapi harus memperhatikan sensitivitas masyarakat. Sensitivitas ini bisa menimbulkan kehebohan, itu yang harus dijaga jangan dengan dalih kegiatan agama tapi dikolaborasi dengan adat budaya yang notabene belum tentu nyambung. Itu mungkin yang jadi hal sensitif," pungkas Rafani. (TribunWow.com)
Baca berita viral lainnya