Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
256 Rekening Panji Gumilang Disorot, Susno Duadji Anggap Tak Wajar: Konglomerat Aja Gak Sebanyak Itu
Teka-teki kepemilikan 256 rekening Panji Gumilang dan 30 rekening Ponpes Al Zaytun.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kontroversi pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang tak kunjung berakhir.
Setelah diduga melakukan penistaan agama, kini Panji Gumilang kedapatan memiliki 256 rekening pribadi.
Tak hanya itu, Ponpes Al Zaytun juga disebut memiliki 30 rekening.
Dilansir TribunWow.com, beredar isu yang menyebut dana di rekening pribadi Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun bahkan tercampur.
Baca juga: Akhirnya Terkuak Tujuan Panji Gumilang Wajibkan Lagu Yahudi Dinyanyikan di Al Zaytun, Gerakan Makar?
Baca juga: Punya Kekuatan Pengaruhi Menteri Istana hingga Jemaah Al Zaytun, Panji Gumilang Disebut Psikopat
Terkait hal itu, Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji akhirnya buka suara.
Susno Duadji menganggap tak lazim kepemilikan ratusan rekening pribadi Panji Gumilang.
"Jelas selaku mantan penyidik saya katakan itu adalah unusual, tidak lazim orang punya rekening sebenyak itu," ucap Susno Duadji, dikutip dari kanal YouTube Metro TV, Sabtu (1/7/2023).
"Company-company yang besar saja di republik ini, baik swasta maupun BUMN tidak mempunyai rekening sebanyak itu."
"Termasuk juga konglomerat yang kaya raya di negeri ini tidak sampai sebanyak itu, sampai raturan rekening pribadi."
"Dan rekening perusahaan tidak sampai sebanyak itu, itu sudah tidak wajar," imbuhnya.
Susno Duadji lantas mengungkit hasil penyelidikan saat ia masih menjabat sebagai Polda Jawa Barat (Jabar).

Baca juga: Punya Kekuatan Pengaruhi Menteri Istana hingga Jemaah Al Zaytun, Panji Gumilang Disebut Psikopat
Pada 2008 silam, Susno Duadji dan jajarannya berhasil membongkar keberadaan Negara Islam Indonesia (NII).
Seperti diberitakan sebelumnya, Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun erat dikaitkan dengan NII.
"Saya jadi Kapolda Jawa Barat jadi 2008 dan di antara para tersangka yang ditangkap dan ditahan semua telah divonis."
"Vonisnya belum sampai mengarah pada Al Zaytun, tapi sudah membuat negara dalam negara," tukasnya.
Panji Gumilang Diduga Sasar Artis untuk Galang Dana
Demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di bawah pimpinan Panji Gumilang rela menghalalkan segala cara.
Dilansir TribunWow.com dalam rangka menghimpun dana, Al Zaytun menetapkan istilah untuk para donaturnya.
Istilah para donatur tersebut terbagi menjadi dua yaitu desa maju dan desa tertinggal.
Untuk Desa maju menyasar orang-orang yang tinggal di daerah Jakarta Selatan.
Orang-orang tersebut datang dari kalangan mahasiswa hingga para artis.
Informasi tersebut diketahui dari mantan pengurus Ponpes Al Zaytun sekaligus Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center yaitu Ken Setiawan.
"Kalau desa maju itu wilayah Jakarta terutama Jakarta Selatan yang dihuni oleh banyak kalangan mahasiswa, dulu ada kalangan artis juga banyak ke situ," ujar Ken Setiawan dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Senin, 26 Juni 2023.
Sedangkan, untuk desa tertinggal orang-orang yang tinggal di Jakarta Timur, Bekasi dan Cikarang.
Orang-orang tersebut hadir dari kalangan pembantu rumah tangga, karyawan, kuli bangunan hingga perantau.
"Kalau desa tertinggal itu pinggiran-pinggiran Jakarta, Jakarta Timur, Bekasi, Cikarang yang dihuni oleh kayak pembantu rumah tangga, karyawan kuli bangunan yang kebanyakan adalah kalangan perantau," ujar Ken.
Skema untuk mendapatkan infak adalah dengan menyodorkan proposal dan surat tugas.
Baca juga: Ungkap Panji Gumilang Pernah Memohon, Amien Rais sudah Lama Punya Feeling Aneh soal Ponpes Al Zaytun
Panji Gumilang sengaja mendirikan yayasan yatim piatu untuk perantara dalam menggalang dana.
Hasil dari infak tersebut pun cukup fantastis.
Al Zaytun bisa mengantongi miliaran rupiah dalam satu bulan.
"Bahkan di Jakarta Selatan dulu infaknya sampai miliaran rupiah, karena satu bulan saja mereka mendirikan yayasan-yayasan yatim piatu satu bulan dari yayasan itu bisa sampai Rp 10 miliar hanya modal proposal, mereka surat tugas mereka masuk ke perusahaan-perusahaan bahkan ke Pemerintahan ini bisa menghasilkan puluhan miliyar per bulan," tutur Ken.
Menurut Ken, Al Zaytun sengaja memanfaatkan kebaikan dan kedermawanan orang-orang Indonesia.
Al Zaytun memilih menggunakan trik halus dibandingkan dengan cara kriminal.
"Karena mereka tahu orang Indonesia baik-baik, orang Indonesia dermawan-dermawan kalau kita infak enggak mikirin mau ke mana yang penting udah bagus ini (infak), nah ini dimanfaatkan oleh mereka daripada kriminal mendingan menggunakan metode ini," tutur Ken. (TribunWow.com)