Breaking News:

Terkini Daerah

Kisah Pilu Bocah Kelas 2 SD Tewas Diduga Dianiaya Kakak Kelas, Sempat Mengadu Dipukuli sebelum Wafat

Pilu nasib bocah SD di Kota Medan yang tewas diduga karena dianiaya kakak kelasnya.

Editor: Jayanti Tri Utam
surya/febrianto ramadani
Ilustrasi - Nasib pilu menimpa Hamid alias Baim (8), bocah kelas 2 SD yang tewas diduga karena dianiaya kakak kelasnya. 

TRIBUNWOW.COM - Cerita pilu datang dari bocah kelas II SD, Hamdi alias Baim (8).

Dilansir TribunWow.com, Baim meninggal dunia diduga setelah dianiaya kakak kelasnya.

Kisah tragis itu diungkap ibu kandung Baim, Yusraini Nasution alias Butet.

Menurut Butet, korban sempat mengaku dipukuli kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas 5 hingga 6 SD.

Baca juga: Pilu, Suami Istri di Tulungagung Ditemukan Tewas di Ruang Karaoke, Leher Dijerat Kabel Mic

Baca juga: Balas Dendam Korban Bully di Bekasi, Nekat Bacok Kakak Kelas semasa SMA di Warkop, Videonya Viral

Saat itu, Baim dalam kondisi menangis mengadu ke lapak jualan Butet di depan Masjid Raya Al-Mashun, Kota Medan, Kamis (22/6/2023).

Saat itu, anak pertamanya ini mengeluh kesakitan setelah dianiaya oleh kakak kelasnya sepulang dari sekolah.

"Dia kemarin dipukuli sama abang - abang kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," kata Butet saat diwawancarai di rumahnya, Rabu (28/6/2023).

Ia menyampaikan, ketika itu dirinya sempat menenangkan anaknya dan mengatakan akan mendatangi rumah abang kelasnya itu untuk mengadukan hal tersebut kepada orangtuanya.

"Waktu dia datang ke jualan saya itu, katanya yang mukul dia satu orang. Saya datangi rumahnya, tapi katanya nggak ada mukul si Baim," sebutnya.

Dikatannya, malam harinya korban tiba-tiba mengalami demam tinggi hingga dua hari lamanya.

Lalu, setelah demamnya tinggi anaknya masih mengeluh badannya terasa sakit.

Baca juga: Balas Dendam Korban Bully di Bekasi, Nekat Bacok Kakak Kelas semasa SMA di Warkop, Videonya Viral

Kemudian, dirinya pun memanggil tukang kusuk.

"Dia demam malamnya, selama dua hari, sudah turun panasnya. Dia bilang sakit badannya, saya bawa kusuk, nggak sakit lagi," ujarnya.

"Nggak ada nampak luka memar. Dia cuma mengeluh sakit tidak mau makan, cuma minum," sambungnya.

Butet menyampaikan, pasca dari situ anaknya ini setiap malamnya seperti mengalami trauma dan menunjukkan rasa takutnya.

Lantaran masih mengeluh sakit, pihak keluarga pun akhirnya membawa korban berobat ke Rumah Sakit Madani, pada Selasa (27/6/2023) kemarin.

Namun, pihak rumah sakit menolak biaya perobatan melalui BPJS lantaran Baim merupakan korban penganiayaan.

Lalu, lantaran keterbatasan biaya keluarga pun akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan.

Tak lama setelah mendapatkan perawatan, korban pun dinyatakan meninggal dunia.

"Tapi waktu kemarin sebelum dia meninggal, sempat bilang ada lima orang yang menganiaya dia, orang dekat-dekat sini juga," bebernya.

Baca juga: Bossman Mardigu Wowiek Sebut AS dan dkk Manfaatkan G20 Jadi Ajang Bully Putin dan Rusia

Butet mengaku sangat merasa terpukul kehilangan anak pertama itu.

"Sakit hati ini, anak saya dipukuli orang. Gara-gara di pukulin orang anak saya meninggal," kata Butet sambil meneteskan air matanya.

Usai meninggal dunia, jenazah korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, untuk dilakukan autopsi.

Saat ini, jenazah telah dimakamkan di TPU Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan. (*)

Baca artikel lain terkait Bullying

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Bocah 8 Tahun Tewas Diduga Jadi Korban Perundungan Kakak Kelasnya, Korban Sempat Ngadu Dipukuli

Sumber: Tribun Medan
Tags:
perundunganKasus BullyingMedan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved