Breaking News:

Terkini Daerah

Tak Kunjung Bisa Bicara, Balita di Tangerang Tewas seusai 3 Minggu Disiksa Ayah dan Ibunya

Selama tiga minggu balita berusia 4 tahun berinisial R disiksa oleh orangtuanya sendiri hingga ia tewas.

Editor: Anung
Tribunsumsel.com/Khoiril
Ilustrasi balita di Tangerang Selatan disiksa orangtuanya selama tiga minggu hingga akhirnya meninggal dunia. 

TRIBUNWOW.COM - Balita berinisial R (4) tewas dalam kondisi badan penuh luka seusai tiga minggu disiksa secara terus menerus oleh kedua orangtuanya.

R meninggal dunia pada Sabtu 24 Juni 2023 setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, Banten.

Dikutip TribunWow dari Kompas, ibu kandung dan ayah tiri korban yakni AZ dan D mengakui menganiaya anak mereka karena kesal korban tak kunjung bisa berbicara.

Baca juga: Pengakuan Miris Anak di Banyumas Dipaksa Inses dengan Ayah, Diancam Pakai Golok dan Dirudapaksa

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel Iptu Siswanto mengatakan, AZ dan D menyiksa R lantaran kesal anaknya itu mengidap speech delay atau keterlambatan berbicara.

"Ini dia (AZ dan D) kesal sama anaknya karena anaknya enggak bisa-bisa ngomong, speech delay," ucap Siswanto. Selasa (27/6/2023).

Lantaran kesal, ZA dan D menganiaya R yang mengakibatkan korban mengalami luka bakar serta lengan kanan patah tulang.

"Anaknya disundut, terus tangannya dipelintir sehingga lengannya patah dan anaknya diangkat-angkat dengan posisi kepalanya di bawah," ucap Siswanto.

Berdasarkan pengakuan kedua pelaku, kata Siswanto, R dianiaya oleh kedua orangtuanya itu selama sekitar tiga pekan, yaitu sejak Juni 2023.

Dalam periode itu, AZ dan D memang tak melakukan penganiayaannya setiap hari. Namun, dapat dipastikan bahwa tindakan kekerasan lebih dari satu kali.

"Perbuatan itu dilakukan lebih dari sekali sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit itu tidak dalam kondisi usai dianiaya. Nah selama proses aniaya itu akhirnya si anak itu mengalami panas atau demam," ucap dia.

Menurut pemilik kontrakan bernama Ida, Balita laki-laki yang diduga tewas usai dianiaya orangtuanya sendiri di kawasan Rawa Buntu, Tangerang Selatan, baru tinggal tiga bulan di sana.

"Kalau bapak dan emaknya (korban) sudah dua tahun tinggal di sini. Sebelumnya itu anak memang sama bapak kandungnya," ucap Ida, Senin (26/6/2023).

Ida menyebutkan, R jarang diajak bersosialisasi dengan teman sebaya oleh AZ sejak tinggal di rumah kontrakannya. Ida mengaku tak mengetahui persis bagaimana peristiwa itu terjadi.

Ia mengaku tak mendengar keributan ataupun mengetahui penganiaya AZ dan D terhadap balitanya meski tempat tinggalnya berdekatan.

Baca juga: Polwan Inisial Ipda PG Diduga Pimpin Komplotan Oknum Polisi Lakukan Pemerasan ke Waria di Medan

Bohongi tetangga

AZ dan D diduga membohongi tetangga pada saat kejadian. Saat itu, ucap Ida, pernah melihat orangtua R mengaku sempat mengantarkan korban ke rumah sakit.

Saat itu, kata Ida, ia ditelepon AZ untuk meminta tolong untuk mengantarkan R dari Puskesmas Rawa Buntu ke RSU Tangerang Selatan.

"Dia (AZ) bilang kalau anaknya sakit panas, sempat demam, terus pingsan. Itu pengakuan pelaku," kata Ida.

Ida sempat sempat menanyakan penyebab R pingsan. Namun, AZ mengaku tak mengetahuinya.

Lebih lanjut, Ida mengaku tak mengetahui secara persis kondisi kesehatan R saat diantar ke rumah sakit. Sebab, posisi R saat itu dalam pelukan AZ sehingga penglihatannya terbatas.

"Kondisinya (R) saat itu masih hidup, masih aktif. Tapi saya enggak lihat kalau ada luka apa enggaknya, soalnya itu anak digendong sama emaknya," ucap Ida. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Derita Balita R, Tewas di Tangan Orangtua Setelah Dianiaya Berkali-kali karena Belum Bisa Bicara"

Tags:
PenyiksaanPenganiayaan anakBalitaTangerang Selatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved