Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Nabi Muhammad Dianggap Lurah hingga Sesatkan Syahadat, Eks Santri Bongkar Ponpes Al Zaytun
Mantan santri Ponpes Al Zaytun membongkar kesesatan yang ada di dalam Ponpes Al Zaytun yang dipimpin oleh Panji Gumilang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Jayanti Tri Utam
TRIBUNWOW.COM - Pendiri NII Crisis Center sekaligus mantan santri Pondok pesantren (Ponpes) Al Zaytun Ken Setiawan blak-blakan membongkar kesesatan yang ada di dalam ponpes pimpinan Panji Gumilang tersebut.
Ken menceritakan bagaimana Nabi Muhammad SAW di Ponpes Al Zaytun dianggap sebagai seorang lurah.
Dikutip TribunWow dari tvonenews, Ken sendiri mengaku sudah lama membuka hotline pengaduan masyarakat yang kemudian dilaporkan kepada MUI, Kemenag RI dan pihak kepolisian.
Baca juga: Moeldoko Akui sudah 2 Kali Kunjungi dan Ceramah di Ponpes Al Zaytun di Era SBY dan Jokowi
Ken mengaku sudah banyak menerima laporan tentang penyimpangan yang terjadi di Ponpes Al Zaytun.
"Mereka merubah Rukun Islam, menafsirkannya berbeda," ujar Ken.
Ken mencontohkan bagaimana syahadat bukan bermakna tiada Tuhan selain Allah melainkan tiada negara kecuali negara Islam, dan barang siapa bernegara selain bernegara Islam maka dia kafir.
"Dan Muhammad itu hanya dianggap seperti seorang lurah, orangnya meninggal tapi jabatannya lanjut. Jadi ada pengakuan nabi baru," terang Ken.
Ken melanjutkan, kesesatan lainnya adalah ibadah solat di Ponpes Al Zaytun bukan lah hal wajib karena Indonesia masih dianggap jahilliyah dan belum menegakkan hukum Islam.
Berdasarkan pengakuan Ken, para santri Ponpes Al Zaytun juga berpakaian rapih menggunakan jas dan dasi saat beribadah karena meyakini mereka adalah calon pemimpin negara.
Dilansir TribunWow.com, rupanya sejak 2002 MUI telah mengendus keterlibatan para pejabat di balik Al Zaytun.
Kabar tersebut disampaikan oleh Kabid Pengkajian MUI dan Penelitian, Utang Ranuwijaya.
Utang menandaskan keterlibatan para pejabat di balik Al Zaytun sudah bukan menjadi rahasia umum.
"Ini sudah menjadi pengetahuan umum ya media sudah pada paham siapa yang mem-back up di belakang Panji Gumilang itu seperti juga yang dilakukan mantan pendiri Al Zaytun sendiri Kang Imam dari orang Jawa Barat itu," ujar Utang dikutip melalui kanal YouTube Metro TV pada Senin, 26 Juni 2023.
"Saya kira tidak terbantahkan kalau apa yang sudah menjadi pengetahuan umum," sambungnya.
Adapun Utang mengungkap alasan Al Zaytun tidak segera diproses di tahun 2002.
Menurut Utang, kala itu backing-an Al Zaytun sangat kuat.

Utang menyebut kala itu presiden secara terang-terangan mendukung Al Zaytun.
Di mana diketahui presiden yang menjabat pada tahun 2002 adalah Megawati Soekarnoputri.
"Sebenarnya bukan karena seseorang itu ya tapi ada juga pihak lain termasuk juga penguasa pada saat itu, presiden pada saat itu juga nampak sekali dukungannya pada Panji Gumilang kepada Al Zaytun," tutur Utang.
Tak hanya itu, Utang menyebut para menteri juga mendukung Al Zaytun.
Baca juga: Jokowi Buka Suara soal Isu Oknum Istana Jadi Bekingan Al Zaytun, Langsung Bantah: Saya Dong?
Alhasil Al Zaytun kebal dari hukum, meskipun telah melanggar beberapa aturan.
"Kemudian menteri terkait juga keluar masuk Al Zaytun dan menilai bahwa di Al Zaytun positif jadi saya pikir bukan hanya seseorang itu, banyak pihak yang turut mendukung agar Al Zaytun ini terus beroperasi dan tidak diganggu," ujar Utang.
Hingga pada akhirnya kasus Al Zaytun meledak di tahun 2023 ini.
Bahkan kini banyak pihak berbondong-bondong berencana melaporkan Panji Gumilang.
Video dapat dilihat mulai menit ke-01.30:
Mantan Pengurus Al Zaytun akan Laporkan Panji Gumilang
Ada sejumlah pihak yang akan melaporkan Panji Gumilang.
Satu di antaranya adalah mantan pengurus Ponpes Al Zaytun sekaligus Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center yaitu Ken Setiawan.
Rencananya Ken Setiawan beserta rombongan akan melaporkan Panji Gumilang pada Senin 26 Juni atau Selasa 27 Juni 2023 atas kasus penistaan dan penodaan agama.
Ken mengaku sudah geram melihat tindakan Panji Gumilang yang membuat ajaran 'Nyeleneh'.
"Kami rencana Senin atau Selasa segera kami akan ke Mabes Polri melaporkan Panji Gumilang, banyak yang kita lakukan," ujar Ken Setiawan dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Sabtu 25 Juni 2023.
"Jadi kasusnya penistaan dan penodaan agama."
"Mereka sudah menafsirkan semua sendiri meraka salat belum wajib, ibadah haji enggak perlu ke Mekah, dosa bisa ditebus," sambungnya.
Selain itu, Ken menandaskan akan ada rombongan lain yang melaporkan Panji Gumilang terkait dana di Ponpes Al Zaytun.
"Masih ada kasus-kasus pertanahan, kasus dana BOS yang ditransfer ke rekening Panji Gumilang tapi mungkin kawan yang lain," tutur Ken.
Dalam aksinya menyeret Panji Gumilang ke penjara, Ken telah mempersiapkan sejumlah bukti di antaranya sebuah buku 'Sakti'.
Buku tersebut merupakan pedoman yang digunakan Ponpes Al Zaytun.
Baca juga: Jokowi Buka Suara soal Isu Oknum Istana Jadi Bekingan Al Zaytun, Langsung Bantah: Saya Dong?
Ken yakin dengan membawa bukti tersebut pihak Al Zaytun tidak akan mengelak.
"Saya kebetulan juga di samping bukti video kita juga ada ini buku cetakan mereka kurikulum yang ini dijadikan alat bukti untuk mereka untuk tidak bisa mengelak bahwa ini tulisan mereka," ujar Ken.
Lebih lanjut, Ken merasa bersyukur lantaran pemerintah telah mau membuka mata menangani kasus Panji Gumilang.
Ken berujar aksi Panji Gumilang ini sudah lama terjadi.
Dengan dukungan dari elemen masyarakat Ken yakin Panji Gumilang akan masuk ke penjara.
"Perbedaannya sekarang pejabat sudah monitor kalau dulu kan kita merasa sendiri ya kita merasa bahwa 'Ini kok enggak ada yang peduli' saya rasa sekarang semua sudah aware walapun banyak masyarakat menduga ya ada dukungan oknum-oknum tokoh tertentu," tutur Ken.
"Saya rasa enggak ada yang kebal hukum ini sudah satu suara apalagi pasal-pasal yang sudah mengarah terbukti nanti akan diproses hukum, hukum yang berlaku," sambungnya. (TribunWow.com/Anung/Dian Shinta)