Terkini Daerah
Harus Bunuh 7 Bayi Berturut-turut, Rudi Ungkap Asal Usul Ritual Inses Ajaran Paranormal Asal Klaten
Pelaku inses dan pembunuhan bayi di Banyumas mengaku melakukan ajaran ritual inses yang ia pelajari dari guru spiritualnya di Klaten.
Editor: Anung
TRIBUNWOW.COM - Rudianto alias Rudi (57) mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap tujuh bayinya secara berturut-turut yang merupakan hasil hubungan sedarah antara dirinya dengan anak kandungnya ER (28).
Berdasarkan penjelasan Rudi, ia mengaku sedang melakukan rangkaian ritual inses yang dipelajarinya dari guru spiritual asal Klaten, Jawa Tengah.
Dikutip TribunWow dari TribunJateng, seperti yang diketahui tujuh bayi Rudi dikubur di beberapa titik di Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
Baca juga: 1 Anak Hasil Inses Anak dan Ayah di Banyumas Masih Hidup, Ini Risiko yang Ditanggung sang Bocah
Menurut pengakuan dari tersangka dia tega melakukan itu karena adanya bisikan dari guru spiritualnya.
Ia bercerita pada 2011 yang lalu tersangka Rudi sempat bertemu dengan seorang paranormal atau yang dia sebut guru spiritual di Klaten.
Dalam pengakuannya ia bertemu dengan paranormal dan memberikan saran apabila ingin kaya harus melakukan persetubuhan dengan anak kandung sendiri.
"Bisikan itu supaya melakukan persetubuhan dengan anaknya sendiri dan apabila anak itu lahir supaya dibunuh dan dikubur.
Tapi hal ini akan dikaji lagi apakah karangan atau apa," ujar Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu kepada Tribunbanyumas.com, saat konferensi pers, Selasa (27/6/2023).
Kapolresta mengatakan kejadian persetubuhan itu terjadi sejak 2013 yang lalu saat anaknya E masih berumur 13 tahun.
"Berdasarkan pengakuan E, bayi itu dikubur hidup-hidup.
Sementara pengakuan tersangka Rudi bayi-bayi itu dibekap dulu kemudian baru dikubur tapi hal itu nanti akan kita didalami lebih lanjut," katanya.
Menurut penuturan dari, dr. Zaenuri yang merupakan Kedokteran Forensik RS Margono mengatakan bayi-bayi itu sangat dimungkinkan lahir secara normal.
"Artinya ini bisa lahir normal biasa, nanti akan diperiksa DNA dulu apakah anak-anak itu sesuai dengan tersangka atau terbuka kemungkinan dengan laki-laki lain.
Dan ini harus diambil sample DNA dan ini kesulitan dalam mengambil sampel DNA," terangnya.
Sementara Psikolog UPTD PPA Banyumas, Rahmawati Wulansari mengatakan apabila melihat kondisi dari E sebagai saksi korban saat ini dalam keadaan stabil dan tidak ada ketegangan dan kecemasan.