Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Pakaian Khas Pengikut Al Zaytun saat Salat, Selalu Pakai Jas dan Dasi, Ternyata Ada Arti Terselubung
Teka-teki pakaian khas pengikut Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu akhirnya terungkap.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Meski mengatur pakaian pengikutnya saat salat, Panji Gumilang ternyata tak mewajibkan jamaahnya untuk beribadah.
Bahkan, menurut Ken, Panji Gumilang dan pengikutnya melakukan salat sesuka hati tanpa waktu yang jelas.
"Yang kedua salat, menganggap bahwa karena Indonesia belum dengan hukum Islam maka salat belum diwajibkan," tuturnya.
"Salat suka-suka dia, ketika ada tamu, ketika ada hal tertentu."
Ken melanjutkan, Panji Gumilang dan pengikut Al Zaytun juga tak melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
"Puasa diartikan biar negara Islam menang jadi mereka harus totalitas, memberikan semua yang dimiliki agar mereka menang," katanya.
Baca juga: Mantan Pengurus Ponpes Al Zaytun Bongkar Kelakuan Panji Gumilang, Kuasai Dana Bantuan Pemerintah?
Tak berhenti sampai di situ, pengikut Panji Gumilang juga tak melaksanakan ibadah Haji di Mekkah.
"Ibadah haji menurut NII itu enggak perlu ke Mekkah," ucap Ken Setiawan, dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Selasa (20/6/2023).
"Ibadah haji cukup datang ke Al Zaytun setiap 1 Muharram, diartikan sebagai perkumpulan para pejabat."
"Dan itu seluruh korwil datang melakukan ritual haji juga di sana," imbuh Ken.
Ken menambahkan, jemaah Al Zaytun melakukan ibadah lempar jumroh ketika haji.
Namun, bukan kerikil yang mereka lemparkan.
Melainkan dengan melempar minimal 7 sak semen berisi uang.
"Ada juga istilah melempar jumroh, kalau di Mekkah kan pakai kerikil," ujarnya.
"Kalau di Al Zaytun 'Kita sedang bangun gedung, kalau pakai kerikil enggak kelar-kelar'."