Breaking News:

Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

Deretan Ajaran Sesat Ponpes Al Zaytun Indramayu, dari Dugaan Pelacuran hingga Makar dan Pemerasan

Mantan pengurus Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Ken Setiawan membongkar dugaan ajaran sesat di fasilitas pendidikan tersebut.

Editor: Via
Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, Ken Setiawan, membeberkan praktek janggal pusat pengajaran agama tersebut,.

Dilansir TribunWow.com, selain kecurigaan adanya gerakan makar, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center tersebut menyebutkan dugaan pelanggaran pidana.

Antara lain pemerasan terhadap umat maupun praktek pelacuran hingga ajaran agama sesat.

Baca juga: Heboh Ajaran Ponpes Al-Zaytun, Paksa Jamaah Bayar Infak: Bisa Uang, Jual Diri hingga Serahkan Anak

Hal ini dibeberkannya saat ditemui seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes

Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023)

Menurut Ken Setiawan, pihak Ponpes menggunakan Surat Alquran Tadabbur (9:103) untuk menarik iuran paksa dengan dalih infaq.

"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ungkap Ken Setiawan, dikutip TribunCirebon.com.

Baca juga: Viral Sholat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Shaf Berjarak dan Ada Wanita di Barisan Depan

Potret pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang. Terkuak praktik pemerasan harta jamaah di Ponpes Al-Zaytun.
Potret pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang. Terkuak praktik pemerasan harta jamaah di Ponpes Al-Zaytun. (Tribunnews/Istimewa)

Apabila tak bisa membayar, maka pihak Ponpes menawarkan cara lain untuk memenuhi infaq tersebut.

Antara lain dengan menjual anak kandung, bahkan menjual diri.

"'Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya'," tutur Ken Setiawan menirukan perkataan pihak Ponpes.

Bila anak tersebut diserahkan, orangtua tak diperbolehkan bertemu buah hatinya hingga banyak yang menjadi gila akibat depresi.

Bahkan, jemaah perempuan ada yang sampai menjual diri dan rela digilir empat laki-laki demi bayar infaq.

Eks pengurus Ponpes Al Zaytun tahun 2000-2002 tersebut menyebutkan bahwa ajaran yang diberikan mengolaborasikan ajaran islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar Ken Setiawan dikutip TribunCirebon.com.

Selain itu, ada sejumlah rukun islam yang diubah, di antaranya ketentuan naik haji dan lempar jumrah.

Halaman
123
Tags:
PonpesPondok PesantrenJawa Barat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved