Pemilu 2024
Prabowo Dinilai Lemah hingga Gerindra Tak Punya Harkat jika Mau Komunikasikan Cawapres dengan Jokowi
Gerindra seharusnya mengurungkan niatnya untuk berkomunikasi dengan Jokowi terkait calon wakil presiden (cawapres) ketua umum mereka, Prabowo Subianto
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2024 belum juga mengumumkan soal cawapres.
Partai Gerindra mengatakan ingin berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal cawapres untuk Prabowo Subianto.
Namun, hal itu dianggap tak lazim oleh Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sebut Prabowo Bernyali Besar, Terbukti dari Berani Ajukan Proposal Damai Rusia-Ukraina
Ia menilai Partai Gerindra seharusnya mengurungkan niatnya untuk berkomunikasi dengan Jokowi terkait calon wakil presiden (cawapres) ketua umum mereka, Prabowo Subianto.
Jamiluddin awalnya menilai hal tersebut sebagai langkah yang aneh, mengingat Partai Gerindra sebagai partai politik yang seharusnya otonom dalam menentukan cawapres.
"Gerindra seharusnya tidak melakukan hal itu, apalagi kepada Joko Widodo sebagai presiden," kata dia dalam pesan yang diterima Tribunnews, Kamis (8/6/2023).
Menurut Jamiluddin, Jokowi tentunya tidak berurusan dengan calon presiden dan wakil presiden suatu partai.
"Sebab tugas dan fungsinya sama sekali tak terkait dengan capres dan cawapres," lanjutnya
Baca juga: Dinilai Aneh dan Buruk, Proposal Damai Prabowo untuk Ukraina Ramai Kritik, Pengamat: Rendah Wawasan
Dia menilai Partai Gerindra secara sadar atau tidak sudah memperlakukan Jokowi seperti raja.
"Sebagai partai meminta petunjuk kepada sang raja tentang berbagai hal yang akan dilakukannya. Hal itu tentunya sudah merendahkan harkat Gerindra sebagai partai politik. Gerindra seolah partai yang tak memiliki kemampuan untuk menetapkan cawapresnya," kata dia
Jamiluddin meyakini bahwa langkah tersebut dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Gerindra, khususnya Prabowo.
"Kesan tegas terhadap Prabowo bisa jadi akan sirna. Prabowo bisa saja di persepsi sosok yang lemah," ujarnya.

Dia juga menilai ini juga bisa berpengaruh terhadap pencapresan Prabowo. Masyarakat bisa saja menilai Prabowo bukan sosok yang mandiri dalam mengambil keputusan, sebab hanya memutuskan cawapres saja harus berkonsultasi dengan presiden.
"Masyarakat tentu khawatir kemandirian Prabowo dalam mengambil keputusan bila kelak jadi presiden. Padahal kemandirian presiden sangat diperlukan agar ia tidak terombang ambing dalam setiap mengambil keputusan," pungkasnya
Sebelumnya, Partai Gerindra bakal meminta pendapat Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal usulan menteri BUMN Erick Thohir menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto.
Sumber: Tribunnews.com
4 Fakta Sidang Sengketa Pileg 2024 yang Disidangkan MK Mulai Hari Ini, PPP dengan Perkara Terbanyak |
![]() |
---|
Partai Pengusung Gibran saat Pilwalkot Nilai Sebutan Khilaf PDIP Kurang Pas, Hanya Emosional Sesaat |
![]() |
---|
Daftar 19 Caleg Perempuan Partai Gerindra yang Lolos ke DPR RI, Bertambah dari Periode 2019-2024 |
![]() |
---|
Hasto Klaim PDIP Menang 3 Kali Pemilu meski Tanpa Jokowi, Singgung Suara PSI yang Tak Bisa Lolos |
![]() |
---|
Daftar 3 Pendakwah yang Gagal Melaju ke Senayan, Ada Caleg Petahana hingga Ustaz Yusuf Mansur |
![]() |
---|