Breaking News:

Pilpres 2024

Pengamat Sebut PDIP telah Tusuk Jokowi dari Belakang, Dampaknya Kini Lebih Dukung Prabowo di 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini disebut lebih condong mendukung Prabowo Subianto ketimbang Ganjar Pranowo di 2024 nanti.

Editor: Anung
IST/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
Dalam rangka Idul Fitri 1444 H, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman pribadi Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi, Sabtu (22/4/2023) di Solo Jawa Tengah. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima dari Tim Media Prabowo, Kedatangan Prabowo Subianto didampingi putranya Didit Hediprasetyo disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana beserta keluarga, seperti Gibran Rakabuming Raka, dan Kaesang Pangarep beserta istrinya. 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat melihat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) masih belum bisa move on setelah Piala Dunia U-20 gagal diselenggarakan di Indonesia.

Insiden ini lah yang disebut-sebut memicu Presiden Jokowi lebih condong mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di 2024 ketimbang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan capres dari PDIP.

Dikutip TribunWow dari wartakotalive, Pengamat Politik Bawono Kumoro meyakini Jokowi akan lebih mendukung Prabowo di 2024 nanti.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Alami Tren Positif karena Jokowi, Pengamat: Tak Bisa Disebut Cawe-cawe

"Sikap dari PDIP dan juga penolakan dua gubernur terhadap kehadiran Israel hingga kemudian berujung pada pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh FIFA ibarat menusuk Presiden dari belakang," kata Bawono, Rabu (31/5/2023).

"Alih-alih turut mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam sukseskan perhelatan bergengsi itu justru dua gubernur itu justru menunjukkan sikap bertentangan," terang Bawono.

Kata Bawono, hal ini tentunya berdampak positif bagi elektabilitas Prabowo Subianto di Pilpres.

Pasalnya terbukti elektabilitas Prabowo belakangan ini meroket.

Pada bulan Mei ini elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 35,8 persen.

Apabila dibandingkan survei periode bulan April lalu juga temuan Populi Center elektabilitas dari Prabowo Subianto 30,8 persen.

Menurut Bawono, salah satu pendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto karena adanya campur tangan Presiden Jokowi.

Namun, dirinya enggan menyebut langkah politik tersebut dengan istilah cawe-cawe.

"Bila Presiden sekadar menunjukkan kecenderungan kepada salah satu bakal capres, tidak bisa dikatakan cawe-cawe dalam pengertian negatif," ujar Bawono.

Bawono lalu menegaskan hal paling penting bagi Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tidak menggunakan aparat negara yang ia miliki untuk menghambat siapapun maju di kontestasi Pemilu 2024.

Jokowi Bakal Cawe-cawe di Pilpres, Anies Baswedan Tegaskan Koalisi Perubahan Tetap Solid

Presiden Joko Widodo (Jokowi) blak-blakan akan tetap cawe-cawe jelang Pemilu 2024. Jokowi menegaskan cawe-cawe yang dimaksud ke arah positif demi bangsa dan negara.

Menanggapi hal itu, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menekankan bahwa partai politik (parpol) pendukungnya masih tetap solid.

Adapun usai orang nomor satu di Tanah Air itu memberikan pernyataan tentang cawe-cawe, Anies pun mengaku banyak menerima ungkapan kekhawatiran usai Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe. Ungkapan kekhawatiran itu antara lain penjegalan.

"Jadi merespon pemberitaan yang mengungkapkan bahwa Presiden mengambil sikap untuk akan bersikap tidak netral, dalam kata cawe-cawe semenjak malam sampai dengan tadi siang kami banyak sekali menerima ungkapan, aspirasi dan kekhawatiran," ucapnya Anies saat konferensi pers di Sekretariat Perubahan, di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).

Anies Baswedan saat berpidato dalam acara Milad ke-21 PKS, Sabtu (20/5/2023).
Anies Baswedan saat berpidato dalam acara Milad ke-21 PKS, Sabtu (20/5/2023). (Instagram @pk_sejahtera)

Baca juga: Sindiran Anies Baswedan seusai Jokowi Cawe-cawe: Esensi Pilpres Bukan Perkara Melanjutkan Kebijakan

Dirinya turut membeberkan sejumlah ungkapan kekhawatiran yang diterima Anies dan Koalisi Perubahan.

"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, ada yang mengungkapkan kekhawatiran kriminalisasi, ada yang kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu,"

"ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakukan tidak fair," jelas dia.

"Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe," tambah dia.

Meski demikian, dirinya berharap ungkapan kekhawatiran itu tak terwujud usai Jokowi bilang akan cawe-cawe.

Semestinya, Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan secara netral tanpa ada kecurangan.

"Kami berharap kekhawatiran-khawatiran yang tadi diungkapkan tidak benar. Itu adalah kekhawatiran saja dan dalam kenyataannya pemilu tetap seperti semula, pilpres seperti semula," jelas dia.

"Setiap partai punya hak yang sama mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama kampanye dan mendapatkan perlakukan yang sama."

"Begitu juga setiap capres memiliki hak yang sama, penyelenggara juga melakukan yang ini dengan fair, baik, dan netral," tutup dia. (*)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Jokowi Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 karena Sakit Hati dengan PDIP dan Ganjar Pranowo?

Tags:
Joko Widodo (Jokowi)Ganjar PranowoPrabowo SubiantoPilpres 2024Capres 2024
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved