Pemilu 2024
Jokowi Akui Ikut Cawe-cawe soal Pemilu 2024, Istana Buka Suara: Memastikan Demokratis, Jujur, Adil
Istana negara memberikan penjelasan mengenai maksud dibalik pengakuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal cawe-cawe dalam Pemilu.
Editor: Via
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ikut cawe-cawe untuk pemilihan umum dalam pertemuan bersama pimpinan media massa nasional dan pegiat media sosial di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (29/1/2023).
Terkait hal ini, pihak Istana memberikan penjelasan mengenai maksud Presiden.
Ditegaskan bahwa Jokowi tidak berupaya menyalahgunakan wewenangnya, dan justru akan melindungi serta mengamankan.
Baca juga: Prediksi Manuver Jokowi di Pilpres 2024, Pengamat Sebut RI 1 Lebih Diuntungkan jika Prabowo Menang
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, cawe-cawe yang dimaksud Presiden yakni dalam rangka mengawal Pemilu Serentak 2024 berlangsung jujur, adil, dan demokratis.
"Terkait penjelasan tentang cawe-cawe untuk negara dalam pemilu, konteksnya adalah, Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," ujar Bey saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin malam.
Selain itu, kata dia, Presiden berkepentingan agar pemilu berjalan dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
Selanjutnya, Presiden ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan IKN, hilirisasi, dan transisi energi bersih.
Baca juga: Foto Duduk dengan Ganjar dan Prabowo Jadi Sorotan, Gibran Unggah Foto Jokowi-Megawati, Ini Alasannya

"Karenanya Presiden akan menjaga netralitas TNI Polri dan ASN," kata Bey.
Kemudian, Presiden ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu.
Dengan demikian, akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong/hoaks, dampak negatif artificial intelligence, hingga black campaign melalui media sosial/online.
Sementara itu, terkait pilihan masyarakat, Presiden Jokowi menekankan dua hal.
"Presiden akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Presiden juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya," kata Bey.
Baca juga: Endorse Jokowi Buat Elektabilitas Prabowo Subianto Terus Melejit, Survei SMRC Beberkan 4 Sebabnya
Diberitakan sebelumnya, pertemuan Presiden dengan para tokoh media massa dan media sosial berlangsung selama sekitar dua jam sejak Senin sore hingga petang.
Adapun tokoh yang hadir antara lain Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas, podcaster dan pegiat media sosial Helmi Yahya, dan General Manager News and Current Affairs Kompas TV Yogi Nugraha.
Tampak pula para jurnalis senior, Desi Anwar dan Prabu Revolusi hadir di pertemuan itu.
Kepada para jurnalis Istana Kepresidenan, pimpinan media yang hadir itu pun mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi menegaskan sikap cawe-cawe atau ikut campur untuk kepentingan bangsa dan negara.
Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas mengatakan, Presiden Jokowi bersikap cawe-cawe bukan untuk kepentingan pribadi.
"Ya dia bilang cawe-cawe enggak melanggar undang-undang. Enggak melanggar undang-undang dia bilang. Jadi cawe-cawe itu demi negara, bukan demi pribadi," ujar dia.
Senada dengan Karni Ilyas, Helmi Yahya juga menyebutkan bahwa Presiden Jokowi membahas soal cawe-cawe.
"Tentang apa ya, tentang cawe-cawe pokoknya. Boleh cawe-cawe," tutur Helmi singkat.
Baca juga: Apple to Apple Masa Akhir Kepemimpinan Jokowi dan SBY, Kader PDIP Dinilai Lebih Punya Nyali
Sementara itu, General Manager News and Current Affairs Kompas TV Yogi Nugraha mengatakan, Kepala Negara menyebut kata cawe-cawe sebanyak lebih dari tujuh kali.
Meski pertemuan pada Senin dilakukan secara santai, menurut dia, sikap Jokowi soal cawe-cawe itu disampaikan secara tegas.
Saat para pimpinan media menanyakan siapakah calon presiden (capres) maupun calon presiden wakil presiden (cawapres) yang diharapkan oleh Jokowi, Kepala Negara juga kembali menegaskan soal cawe-cawe.
Namun, cawe-cawe yang dia maksud berkaitan dengan momentum siklus 13 tahun sebuah negara.
"Ya saya untuk hal ini, (konteksnya untuk 13 tahun momentum) saya harus cawe-cawe. Karena untuk kepentingan negara," ujar Yogi menirukan ucapan Jokowi.
"Harus cawe-cawe. Harus ikut untuk tingkat nasional. Tapi Presiden menggarisbawahi, bahwa ini tidak ada kaitan dengan abuse of power sebagai Presiden," kata dia.
Yogi mengungkapkan, Presiden Jokowi berjanji tak akan cawe-cawe dengan menggunakan militer, tetapi lebih memilih dengan jalur politik.
"Ini saya tidak akan menggunakan tentara. Bahwa saya punya cara cawe-cawe dan saya tahu persis bagaimana cara berpolitik yang baik," ujar Yogi kembali menirukan ucapan Jokowi.
Hal yang menarik, kata Yogi, Presiden Jokowi kembali menegaskan soal cawe-cawe ketika akan mengakhiri sesi pertemuan dengan para pemimpin media
"Bahkan, tadi mau closing saja, (dibilang) 'Sekali lagi ya, cawe-cawe', seperti memberi pesan kepada semua orang bahwa: memang iya saya cawe-cawe," ujar Yogi.
Menurut dia, selain membicarakan perihal cawe-cawe, Presiden Jokowi mengajak diskusi soal ekonomi nasional, teknologi hingga perihal baterai elektronik.
Pertemuan dengan para pemimpin media tersebut juga diisi acara makan bersama dengan menu antara lain sate Padang, siomay, dan pempek.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Istana soal Cawe-cawe yang Dimaksud Presiden Jokowi"
Sumber: Kompas.com
4 Fakta Sidang Sengketa Pileg 2024 yang Disidangkan MK Mulai Hari Ini, PPP dengan Perkara Terbanyak |
![]() |
---|
Partai Pengusung Gibran saat Pilwalkot Nilai Sebutan Khilaf PDIP Kurang Pas, Hanya Emosional Sesaat |
![]() |
---|
Daftar 19 Caleg Perempuan Partai Gerindra yang Lolos ke DPR RI, Bertambah dari Periode 2019-2024 |
![]() |
---|
Hasto Klaim PDIP Menang 3 Kali Pemilu meski Tanpa Jokowi, Singgung Suara PSI yang Tak Bisa Lolos |
![]() |
---|
Daftar 3 Pendakwah yang Gagal Melaju ke Senayan, Ada Caleg Petahana hingga Ustaz Yusuf Mansur |
![]() |
---|