Breaking News:

Terkini Daerah

Dituding Sebabkan Kematian Bayi, Kakek di Gresik Ngaku Nyalakan Petasan karena Permintaan Cucu

Kakek di Gresik yang dituding sebagai penyebab kematian bayi di Gresik menjelaskan awal mula dirinya menyalakan petasan dan kembang api.

Editor: Anung
TribunJatim.com/ Sugiyono dan SURYA.co.id/Mohammad Romadoni
Foto kiri: PETASAN – Astunggal saat di rumahnya yang diminta menyalakan petasan kembang api oleh cucu dan keponakannya sehingga diduga mengakibatkan bayi meninggal dunia, Minggu (30/4/2023). Foto kanan: ilustrasi petasan. 

TRIBUNWOW.COM - Pasangan suami istri bernama Nur Hasyim (35) dan Nur Faizah (28) masih meyakini bahwa anaknya yang berusia 1 bulan 8 hari berinisial N meninggal dunia akibat suara kencang petasan yang dinyalakan oleh tetangga di Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur saat malam Hari Raya Idul Fitri, Sabtu (22/4/2023).

Pria yang menyalakan petasan tersebut yakni Astunggal (53) mengaku bermain petasan dan kembang api atas permintaan cucu dan keponakannya.

Dikutip TribunWow dari Tribunjatim, pengakuan ini disampaikan oleh Astunggal pada Minggu (30/4/2023).

Baca juga: Bunuh Anak Kandungnya, Ayah di Gresik Menangis saat Polisi Perlihatkan Gambar Terakhir Korban

Pada saat itu sedang merayakan hari raya Idul Fitri 1444 H. Sehingga, cucu dan keponakan merayakan Hari Raya Idul Fitri ke rumah Astunggal.

Saat berkunjung ke rumah Astunggal, cucu Astunggal yang masih usia 4 tahun dan keponakan, usia 5 tahun datang membawa sebatang petasan kembang api.

Karena, pada malam pertama hari raya Idul Fitri masih banyak warga dan remaja menyalakan petasan kembang api, sehingga Astunggal diminta menyalakan kembang api oleh cucu dan keponakannya.

“Saya secara hati yang mendalam, tidak ada niatan untuk mengganggu tetangga dan terutama pada bayi, sebab jarak rumah dengan keluarga sekitar tiga rumah sejauh dua lima belas sampai dua puluh meter. Dan, saat itu juga banyak anak-anak lain juga menyalakan petasan,” kata Astunggal, dengan didampingi istri yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik, saat ditemui di rumahnya.

Lebih lanjut Astunggal menambahkan, setelah menyalakan kembang api, bersama cucu dan keponakan juga melihat anak-anak lain menyalakan kembang api di Mushola.

Yang jaraknya hanya puluhan meter dari rumah bayi tersebut.

Menurut Astunggal, pada saat Hari Raya Idul Fitri di hari Sabtu malam masih banyak anak-anak lain yang menyalakan petasan kembang api. Sehingga, tidak ada niatan untuk mengakibatkan bayi meninggal dunia.

Atas musibah tersebut, Astunggal juga telah datang ke rumah keluarga korban untuk menyampaikan permintaan maaf.

Saat itu, ada Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) bersama jajaran muspika, polisi dan camat.

“Saya tidak tahu kalau ada Pak Bupati Gus Yani ke rumah duka. Saya dipanggil di Kepala Desa untuk datang ke rumah duka dan saya juga telah meminta maaf kepada keluarga korban. Dan, jika saya diminta maaf kembali, saya bersedia, tapi harus ada petugas keamanan yang mendampingi, agar bisa menenangkan masalah ini,” katanya.

Sementara Zlk (43), keluarga dari Nur Hasim (34) Nur Faizah (28) yang bayinya meninggal dunia diudga akibat suara petasan kembang api mengatakan, dari keluarga hanya meminta keluarga Astunggal meminta maaf secara iklas.

Sebab, setelah kejadian suara ledakan petasan dan mengakibatkan bayi meninggal dunia, pihak keluarga Astunggal tidak ada itikad baik datang ke rumah untuk meminta maaf secara tulus.

Baca juga: Ayah di Gresik Bunuh Anak Hasil Pernikahan dengan LC: Kalau Ibunya Tak Layak Masuk Surga

Halaman
12
Tags:
GresikPetasanKembang ApiBayi MeninggalJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved