Pemilu 2024
Ada Aktor yang Berpotensi Sebar Manipulasi Informasi Pemilu 2024 hingga Berujung pada Kebencian
aktor-aktor yang berpotensi menyebar manipulasi informasi antara lain partai politik, kelompok yang ingin menebar kebencian
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Gelaran Pemilu 2024 sudah akan dimulai pada tahun 2023 seperti jadwal kampanye, dll.
Tak hanya itu, manipulasi informasi dan propaganda kebencian diprediksi juga masih akan berpotensi terjadi pada pergelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal ini diungkapkan oleh Associate Professor at Public Policy & Management Program Monash University Indonesia Ika Idris.
Baca juga: Reaksi Yusril Ihza Mahendra setelah Prabowo Sebut PBB akan Dukung Dirinya Jadi Capres di Pemilu
Ika Idris mengatakan manipulasi yang sering terjadi biasanya manipulasi yang dilakukan aktor politik demi mengerek popularitas.
"Contohnya reputasinya enggak terlalu populer amat, terus mau populer, akhirnya bikinlah disinformasi untuk mengangkat popularitas," ujar Ika dalam Webinar bertajuk "Mengenali Model dan Bentuk Gangguan Informasi dalam Pemilu" yang diselanggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Selasa (11/4/2023).
Ika juga mewanti-wanti terkait potensi propaganda kebencian menjelang pemilu.
Propaganda kebencian itu dapat berujung terciptanya polarisasi terhadap masyarakat.
"Yang paling bahaya divide, kalau kita terbelah, kita sadar sebenarnya kita terbelah," kata Ika.
Baca juga: Pemilu 2024: PSI Sebut Alasan Bergabung ke Koalisi Besar, Sudah Lakukan Langkah Pertemuan Petinggi?
Kemudian, lanjut Ika, manipulasi informasi juga dapat memengaruhi sikap masyarakat terhadap pemilu.
"Kita tidak bisa menilai informasi, kita bingung terus akhirnya enggak memilih atau tidak berpartisipasi," ucap Ika.
Hal sama juga disampaikan Jurnalis Kompas.com sekaligus Trainer Tersertifikasi AJI-Google News Initiative (GNI), Inggried Dwi Wedhaswary.
Menurut Inggried, manipulasi informasi dapat memengaruhi pilihan sikap masyarakat agar tidak menggunakan hak suaranya dalam pemilu.
Selain itu, manipulasi informasi seringkali juga dalam bentuk propaganda dan ujaran kebencian terhadap identitas.
"Isu PKI yang sering didaur ulang, paling sering dimanfaatkan pada momen-momen politik. Ini nanti juga harus jadi perhatian," kata Inggried.
Baca juga: Bawaslu Ambil Sikap soal Viral Politisi PDIP Bagi-bagi Amplop di Masjid, Singgung Pidana Pemilu
Inggried menyebutkan, aktor-aktor yang berpotensi menyebar manipulasi informasi antara lain partai politik, kelompok yang ingin menebar kebencian, pemerintah asing, pemerintah domestik, aktor komersial, dan media non-independen.
Sumber: Kompas.com
4 Fakta Sidang Sengketa Pileg 2024 yang Disidangkan MK Mulai Hari Ini, PPP dengan Perkara Terbanyak |
![]() |
---|
Partai Pengusung Gibran saat Pilwalkot Nilai Sebutan Khilaf PDIP Kurang Pas, Hanya Emosional Sesaat |
![]() |
---|
Daftar 19 Caleg Perempuan Partai Gerindra yang Lolos ke DPR RI, Bertambah dari Periode 2019-2024 |
![]() |
---|
Hasto Klaim PDIP Menang 3 Kali Pemilu meski Tanpa Jokowi, Singgung Suara PSI yang Tak Bisa Lolos |
![]() |
---|
Daftar 3 Pendakwah yang Gagal Melaju ke Senayan, Ada Caleg Petahana hingga Ustaz Yusuf Mansur |
![]() |
---|