Berita Viral
Mengaku Mentalnya Tak Stabil, Hotman Paris Ingin Konsul ke Dokter Singapura: Apa yang Salah Padaku?
Pengakuan mengejutkan pengacara Hotman Paris Hutapea yang merasa miliki masalah mental.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pengacara Hotman Paris Hutapea mengaku memiliki masalah kejiwaan sehingga ingin berkonsultasi dengan dokter yang berada di Singapura.
Dilansir TribunWow.com, Hotman Paris merasa janggal lantaran ia terbiasa nyinyir dan mencampuri urusan orang lain.
Namun rupanya, sejumlah warga net menangkap bahwa pengakuan Hotman Paris tersebut hanyalah bentuk sindiran.
Baca juga: Viral Hotman Paris Kehilangan Dompet Isi Rp 70 Juta, Kaget Dikembalikan Sosok Berikut: Manusia Jujur
Video berisi pengakuan tersebut dibagikan melalui unggahan di Instagram @hotmanparisofficial, Selasa (28/3/2023).
Ia mengatakan akan berkonsultasi melalui sambungan video dengan dokter pribadinya yang praktek di Singapura.
Pasalnya, Hotman merasakan adanya ketidakstabilan pada mentalnya yang berefek pada sikapnya sehari-hari.
"Hari ini Hotman akan konsultasi dengan dokter pribadi Hotman di Singapura via zoom," kata Hotman.
"Hotman merasa ada ketidakstabilan mental, ada sedikit masalah kejiwaan di Hotman. Hotman itu sekarang jadi terbiasa nyinyiri orang lain, suka campurin urusan orang lain."
"Nyinyir melulu padahal masalah saya belum tentu saya baik-baik amat," lanjutnya.

Baca juga: Tolak Honor Rp 5 Miliar dari Ferdy Sambo, Hotman Paris Mau Jadi Lawyer Teddy Minahasa karena Ini
Hotman ingin menghubungi dokter pribadi tersebut untuk bertanya apakah ada yang salah dari dirinya.
Ia mengaku khawatir jika kondisi mental tersebut akan berpengaruh pada kelangsungan kariernya.
"Jadi apa yang salah pada diriku? Kenapa aku paling suka nyinyirin orang lain bukan urusanku?," tutur Hotman.
"Itulah saya merasa perlu harus konsultasi sama dokter saya di Singapura. Kenapa? Takutnya nanti klien-klien saya kabur, atau ibu-ibu enggak mau lagi pakai saya kalau lihat 'Hotman ini ada yang enggak beres mentalnya'."
Ia kemudian mengatakan akan lebih selektif dalam memilih orang yang hendak diajak bekerjasama.
Di antaranya adalah memilih mereka yang tidak mempunyai indikasi ketidakstabilan mental.