Breaking News:

Terkini Nasional

BKKBN dan Tribun Network Gelorakan Kampanye Cukup Dua Telur Semesta Mencegah Stunting

Pemerintah pusat melakukan kick off semesta mencegah stunting dengan kampanye 'Cukup Dua Telur' yang diluncurkan BKKBN pusat bersama Tribun Network.

Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo (keempat kanan) bersama CEO Tribun Network, Dahlan Dahi (keempat kiri) menunjukkan berkas Kick Off Semesta Mencegah Stunting #CukupDuaTelur disaksikan Kepala BPIP, Yudian Wahyudi (kedua kiri), Anggota Komisi IX DPR RI yang juga Kakak Asuh Anak Stunting, Krisdayanti (ketiga kanan), Waaster Kasad Bidang Tahwil Komsos dan Bakti TNI, Brigjen TNI Yudianto Putrajaya (ketiga kiri), Ketua Harian II Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Martinus Johnnie Sugiarto ( 

Dia menambahkan peran BKKBN menjadi penting, menyadarkan seluruh penduduk untuk tidak memiliki anak lebih dari dua anak. "BKKBN salah satu lembaga yang paling sukses membentuk struktur keluarga hingga hari ini," ujarnya.

Masih di acara yang sama  Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti mengatakan persoalan stunting sejatinya bukan hanya pekerjaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) saja.

Menurutnya, Komisi IX DPR mendorong melalui sosialisasi, komunikasi, dan edukasi agar prevalensi stunting dapat terus ditekan.

“Kalau saya turun ke dapil Malang Raya bukan nyanyi untuk mereka tetapi melakukan sosialisasi bahwa 1.000 hari pertama dan 270 hari di dalam kandungan penting,” ucap Krisdayanti.

“Kami bergerak bersama bahwa mengonsumsi dua telur cukup dibandingkan mie instan atau cilok karena sekarang juga lagi tren makanan cepat saji,” tambahnya.

Krisdayanti berpendapat sebagai komisi yang membidangi masalah kesehatan menjadi keharusan membangun kesadaran para orang tua agar memberikan asupan gizi baik untuk anak. Sang Diva menyadari tugas ini tidak mudah tanpa adanya kerjasama stakeholder dalam menangani stunting.

“Komisi IX kita ada 51 anggota kita bergerak bersama dan kita sekarang senang karena akan tambah lagi empat dapil semakin banyak wakil rakyat maka akan semakin mudah sosialisasi hingga edukasi persoalan stunting,” ungkap Krisdayanti.

Nenek dari Ameena Hanna Nur Atta menyampaikan BKKBN sebagai mitra Komisi IX juga telah mampu menekan angka 420 ribu kehamilan tidak direncanakan di masa pandemi Covid-19. “Sehingga berencana itu keren jadi kalau tidak direncanakan ini yang membuat kita cemas,” urai Krisdayanti.

Krisdayanti mendorong generasi muda lebih menyadari bahwa kehamilan perlu dipersiapkan agar kondisi gagal pertumbuhan anak bisa ditanggulangi.

Ia pun menganjurkan untuk para ibu sejak 270 hari pertama untuk mengonsumsi protein hewani, salah satunya telur. 

"Bagaimana 270 hari pertama di dalam kandungan, ibu bisa bergerak bersama. Mengonsumsi dua telur cukup, dibandingkan makan instan," tambah Krisdayanti.

Selain itu ia pun menganjurkan para ibu mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang baik dan tercukupi.  "Tentunya tidak bisa sebentar. Perlu secara berkala melakukan sosialisasi. Mudah-mudahan dengan sosialisasi (kita) bisa bergerak menurunkan stunting hingga 14 persen," tutupnya.

Waaster Kasad Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI, Yudianto Putrajaya mengatakan bahwa TNI terus mendukung program penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia. Bahkan katanya KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman mengatakan kalau bisa prevalensi angka stunting turun hingga 10 persen.

"BKKBN beragam TNI masih MoU masih membackup masih melaksanakan upaya penurunan angka prevalensi stunting. BKKBN menargetkan turun hingga 14 persen tapi bapak KSAD menyampaikan kalau bisa 10 persen," ujarnya.

Brigjen Putrajaya juga menyebut untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong.

Jajaran TNI AD lanjut Putrajaya sudah melakukan upaya menurunkan angka prevalensi stunting di 15 Pangdam dan 47 Korem serta 342 Kodim dan 3667 Koramil seluruh Indonesia.

"Kepedulian ini harus sama-sama dilakukan karena ini tanggung jawab sesama anak bangsa. Tidak bisa berdiri masing-masing. Petunjuk Bapak KSAD TNI khususnya TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan rakyat di sekelilingnya, penanganan stunting ini adalah hal yang khusus dilakukan supaya generasi emas di Indonesia nanti baik," katanya.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof KH Yudian Wahyudi, PhD menyebut untuk mendukung program pencegahan stunting di Indonesia pihaknya melibatkan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka(Paskibraka) di seluruh Indonesia.

Anggota Paskibraka kata Prof Yudian berfungsi sebagai 'role model' atau contoh bagi adik-adik kelasnya di sekolah untuk bersama-sama mensosialisasikan pencegahan stunting di Indonesia.

Tidak hanya itu diharapkan kepada seluruh anggota Paskibraka di Indonesia yang kondisi keluarganya mampu juga diminta menjadi kakak asuh penanganan stunting.

"Kami memasukkan persoalan yang dihadapi milenial dengan tokoh milenial. Kami pinjam mereka tugasi mereka beri penjelasan soal stunting kepada adik-adik mereka di sekolah disamping juga mengajak mereka jadi kakak asuh bagi yang mampu," ujar Prof Yudian.

Selain itu lanjut Prof Yudian, di internal BPIP juga disampaikan soal pencegahan stunting di tanah air. Seluruh insan BPIP katanya diajak untuk bersama-sama menjadi bapak asuh atau kakak asuh.

"BPIP juga menggerakkan ke dalam supaya dari kami menjadi bapak asuh. Memang sudah ada tapi belum maksimal yang jelas kami beri isyarat bahwa siapapun bisa jadi kakak asuh dan bapak asuh," kata Prof Yudian. (Tribun Network/ais/nas/wly)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BKKBNTribun NetworkDahlan DahiKrisdayanti
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved